Senin, 08 Desember 2014

LAPORAN PENDAHULUAN “NEUROSA DEPRESIF”

Diposting oleh Unknown di 21.08

A.    Pengertian
Neurosis disebut psikoneurosis dan gangguan jiwa (untuk membedakannya dengan psikosis atau penyakit jiwa. Menurut Singgih Dirgagunarsa neurosis adalah gangguan yang terjadi hanya pada sebagian dari kepribadian, sehingga orang yang mengalaminya masih bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan biasa sehari-hari atau masih bisa belajar, dan jarang memerlukan perawatan khusus di rumah sakit. Neurosis terbagi manjadi Neurosis cemas (anxiety neurosis atau anxiety state) Histeria, Neurosis fobik, Neurosis obsesif-kompulsif, Neurosis depresif,  Neurasthenia.
Neurosa Depresif adalah suatu ganggguan perasaan dengan ciri-ciri semangat berkurang, rasa harga diri rendah, menyalahkan diri sendiri, gangguan tidur dan makan.
Gejala-gejala utama gangguan jiwa ini adalah :
1) gejala jasmaniah : senantiasa lelah.
2) gejala psikologis : sedih, putus asa, cepat lupa, insomnia, anoreksia, ingin mengakhiri hidupnya, dst.
Gejala-gejala umum lainnya mencakup :
1.      Kehilangan minat : orang-orang yang merasa depresi kehilangan minat dalam banyak hal, bahkan dalam hobi-hobi mereka,
2.      Kehilangan energi : dengan hilangnya minat, hilang juga energi segala sesuatu tampak seperti suatu usaha besar dan terlalu menyusahkan atu menyulitkan , bahkan dalam hobi-hobi mereka. Mereka tidak mau membaca koran, nonton tv, dan mereka tidak lagi mempedulikan hobi atau pekerjaan mereka.
3.      Kehilangan konsentrasi
4.      Pikiran- pikiran yang tidak wajar
5.      Rasa bersalah ( menyalahkan diri sendiri)
6.      Merasa tidak berharga
Gejala-gejala fisik dari depresi mencakup :
1.      Kehilangan selera makan
2.      Gangguan tidur, seperti mengigau, gelisah dan bengun sangat pagi
3.      Melambat secra umum (berjalan dan berbicara mungkin terasa lambat dan sulit)
4.      Sembelit (keadaan melambat dapat mempengaruhi bagian-bagian tubuh yang dikendalikan oleh alam bawah sadar pikiran,seperti usus)
B.     Etiologi
Faktor penyebab terjadinya neurosis depresif adalah :
Menurut hasil riset mutakhir sebagaimana dilakukan oleh David D. Burns (1988 : 6), bahwa depresi tidak didasarkan pada persepsi akurat tentang kenyataan, tetapi merupakan produk “keterpelesetan’ mental, bahwa depresi bukanlah suatu gangguan emosional sama sekali, melainkan akibat dari adanya distorsi kognitif atau pemikiran yang negatif, yang kemudian menciptakan suasana jiwa, terutama perasaan yang negatif pula.
Burns berpendapat bahwa persepsi individu terhadap realitas tidak selalu bersifat objektif. Individu memahami realitas bukan bagaimana sebenarnya realitas tersebut, melainkan bagaimana realitas tersebut ditafsirkan. Dan penafsiran ini bisa keliru bahkan bertentangan dengan realitas sebenarnya.
C.    Manifestasi Klinis
Gangguan ini ditandai dengan :
 perasaan muram, murung, kesedihan, atau berkurangnya dan tidak adanya minat pada aktivitas. Pasien kadang-kadang dapat sarkastik, nihilistik, memikirkan hal yang sedih, membutuhkan, dan mengeluh. Mereka dapat juga tegang, kaku, dan menolak intervensi terapeutik.
Gejala penyerta adalah perubahan nafsu makan dan pola tidur, harga diri yang rendah, hilangnya energi, retardasi psikomotor, penurunan dorongan seksual, dan preokupasi obsesi dengan masalah kesehatan.
D.    Penatalaksanaan
Untukmenyembukan depresi, Burns (1988 : 5) telah mengembang-kan teknik terapi dengan prinsip yang disebut terapi kognitif, yang dilakukan dengan prinsip sebagai berikut.
1) Bahwa semua rasa murung disebabkan oleh kesadaran atau pemikiran ang bersangkutan.
2) Jika depresi sedang terjadi maka berarti pemikiran telah dikuasai oleh kekeliruan yang mendalam.
3) Bahwa pemikiran negative menyebabkan kekacauan emosional.
Terapi kognitif dilakukan dengan cara membetulkan pikiran yang salah, yang telah menyebabkan terjadinya kekacauan emosional. Selain terapi kognitif, bisa pula pendrita depresi mendapatkan farmakoterapi.





















KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Data yang perlu dikaji
Setiap faktor yang mengganggu kebutuhan dasar manusia akan makanan, air, kenyamanan, dan keamanan.
Situasional
Berhubungan dengan ancaman aktual atau yang dirasakan terhadap konsep diri :
ü  Kehilangan benda-benda yang dimiliki
ü   Kegagalan (atau keberhasilan)
ü  Perubahan dalam status atau prestise
ü  Kurang penghargaan dari orang lain
 Dilema etik
Berhubungan dengan kehilangan orang terdekat (aktual) :
ü  Kematian
ü  Perceraian
ü  Tekanan budaya
ü  Perpindahan
ü  Perpisahan sementara atau permanen
Berhubungan dengan ancaman integritas biologis (aktual atau risti) :
ü   Menjelang kematian
ü   Serangan
ü   Penyakit
ü  Prosedur invasive
Berhubungan dengan perubahan dalam lingkungan (aktual atau risti) :
ü  Perawatan rumah sakit
ü  Perpindahan
ü  Pensiun
ü  Bahaya terhadap keamanan
ü  Polutan lingkungan


Berhubungan dengan perubahan status sosioekonomi (aktual atau risti) :
ü  Pengangguran
ü   Pekerjaan baru
ü  Promosi
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri :
ü   Perkembangan seksual
ü  Perubahan hubungan dengan teman sebaya
ü  Dewasa
Berhubungan dengan konsep diri :
ü  Kehamilan
ü  Menjadi orang tua
ü  Perubahan karir
ü  Efek penuaan
ü  Lansia
Contoh diagnosa keperawatan
1.      Ketidak efektifan koping individu
Kemungkinan penyebab :
1.      Krisis situasional atau krisis maturasional
2.      Riwayat konflik keluarga dan system pendukung yang tidak adekuat
3.      Stress internal yang berat dari banyak perubahan kehidupan
4.      Kerentanan herediter
5.      Riwayat prolaps pada katup mitral atau tirotoksikosis
Batasan karakteristik :
1.      Gejala fisik yang dialami selama serangan
2.      Perlaku menghindar
3.      Tidak mampu menyelesaikan masalah
4.  Menggunakan zat psikoaktif untuk bersosialisasi atau untuk menoleransi ketakutan dari serangan panik
5.      Menyatakan secara verbal ketakutannya yang besar akan serangan lainnya.
Tujuan
·         Klien menunjukkan kemampuan untuk mengatasi panik dengan mengurangi perilaku yang disebabkan oleh keadaan panik.
·         Klien bercerita tentang stressor kehidupan, terutama yang berhubungan dengan serangan panic dimasa lalu.

Intervensi dan rasional
1.   Dorong klien untuk mengungkapkan secara verbal perasaan yang begitu kuat, tidak nyaman, khususnya ansietas, rasa bersalah dan frustasi.
Rasional :
Perasaan sakit yang tidak diakui adalah stressor, mengungkapkan perasan yang tidak nyaman membantu meredakan stress.
2.   Bantu klien mengidentifikasi stressor internal yang umumnya terjadi sebelum serangan.
Rasional :
Sebelum klien dapat memperoleh kendali terhadap serangan, stressor yang berhubungan dengan panic harus diidentifikasi.
3.   Diskusikan dan analisa situasi panic dengan klien, berfokus pada stimulus eksternal yang merangsang serangan.
Rasional :
Analisa stimulus eksternal yang menyertai panic membantu klien mengantisipasi dan pada akhirnya mengontrol serangan.
4.   Diskusikan mekanisme koping, seperti gerakan fisik dan latihan napas dalam yang lambat dan bagaimana mekansme ini dapat panik.
Rasional :
Klien perlu mengetahui metode koping lain yang dapat digunakan untuk mengatasi ansietas yang tidak dapat ditoleransi akibat serangan panik.
Tujuan
Klien menunjukkan perilaku yang membantu mengontrol keadaan panic.
Intervensi dan rasional
1.      Ajari klien strategi untuk mengatasi stressor internal, seperti ketakutan atau perasaan tidak menentu.
Rasional :
Memiliki pengetahuan tentang cara alternative untuk menangani stress akan meningkatkan kendali perilaku.
2.      Ajari klien tentang cara berpindah dari keadaan internal ke keadaan eksternal untuk mengalihkan perhatian klien dari dirinya sendiri.
Rasional :
Keterampilan ini memampukan klien untuk melepaskan ansietas melalui focus keluar.
3.      Diskusikan hubungan antara ansietas dengan respons fisiologis yang secara khas di tunjukkan dalam serangan panic
Rasional :
Tindakan ini memfasilitasi daya tolak klien kedalam hubungan antara ansietas dan gejala fisik akibat serangan panic.
4.      Bantu klien memodifikasi pikiran spontan yang enyertai gejala fisik ketika ansietas mulai timbul.
Rasional :
Klien perlu mengetahui bahwa gejala fisiologis ansietas diikuti oleh pikiran spontan yang mengganggu penilaian tentang apa yang sedang terjadi.
5.      Dorong klien membentuk system pendukung dan mencari bantuan ketika tanda dan gejala ansietas muncul.
Rasional :
Mengembangkan dan menggunakan system pendukung meningkatkan tanggung jawab pribadi dan pengakuan pribadi tentang kebutuhan memperoleh bantuan pada saat stress.











DAFTAR RUJUKAN
Branca, Albert A. (1965) Psychology : The Science of Behavior. Boston : Allyn and Bacon, inc.
Burns, David D. (1998) Terapi Kognitif : Pendekatan Baru Bagi Penanganan Depresi. (Alih Bahasa : Santosa) Jakarta : Erlangga.
Dirgagunarsa, Singgih. (1988) Pengantar Psikologi. Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Maramis, W.F. (1980) Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University.


0 komentar:

Posting Komentar

 

SHARE D' MOMENT Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review