ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMBEKUAN DARAH
HEMOFILIA
Pengertian
Hemofilia
merupakan kelainan perdarahan herediter terikat seksi resesif yang
dikarakteristikkan oleh defisiensi faktor pembekuan esensial yang diakibatkan
oleh mutasi pada kromosom X
Insiden
Hemofilia
klasik merupakan penyakit koagulasi herediter yang paling sering dijumpai,
penyakit ini dijumpai pada anak laki-laki yang mewarisi gen detektif pada
kromosom X dari ibunya. Ada 25% kasus terjadi akibat mutasi baru pada kromosom
X
Bentuk Hemofilia
Terdapat
tiga bentuk hemophilia, yaitu sebagai berikut:
1.
Hemofilia
A: dikarakteristikkan oleh defisiensi faktor VIII, bentuk paling umum yang
ditemukan, terutama pada pria
2.
Hemofilia
B: dikarakteristikkan oleh defisiensi faktor IX yang terutama ditemukan pada
pria
3.
Bentuk
Von Willebrand dikarakteristikkan oleh defek pada perlekatan trombosit dan
defisiensi faktor VIII dapat terjadi pada pria dan wanita
Gambaran Klinis
Adanya
perdarahan yang berlebihan secara spontan setelah luka ringan, pembengkakan,
nyeri, dan kelainan-kelainan degenerative pada sendi, serta keterbatasan gerak.
Hematuria spontan dan perdarahan gastrointestinal juga kecacatan terjadi akibat
kerusakan sendi
Pemeriksaan Diagnostik
Waktu
perdarahan normal tetapi PTT memanjang, terjadi penurunan pengukuran faktor
VIII. Selanjutnya dapat dilakukan pemeriksaan prenatal untuk gen yang
bersangkutan
Penatalaksanaan
1.
Transfusi
darah dari plasma beku segar/fresh frozen
plasma (FFP)
2.
Pemberian
konsentrat faktor VIII dan IX pada klien yang mengalami perdarahan aktif atau
sebagai upaya pencegahan sebelum pencabutan gigi
3.
Hindari
pemberian aspirin atau suntikan secara IM
4.
Membersihkan
mulut sebagai upaya pencegahan
5.
Bidai
dan alat ortopedi bagi klien yang mengalami perdarahan otot dan sendi
Komplikasi
Dapat
terjadi perdarahan intrakranium, infeksi oleh virus imunodefisiensi manusia
sebelum dibuatnya faktor VIII artificial, kekakuan sendi, hematuria spontan dan
perdarahan gastrointestinal, serta resiko tinggi terinfeksi HIV akibat
transfuse darah
Proses Keperawatan klien dengan hemophilia
Pengkajian data dasar
1.
Tanyakan
mengenai riwayat keluarga dengan kelainan perdarahan
2.
Tanyakan
tentang perdarahan yang tidak seperti biasanya, manifestasi hemophilia meliputi
perdarahan lamat dan menetap setelah terpotong atau trauma kecil,perdarahan
spontan dan petekie tidak terjadi pada hemophilia. Penyakit didiagnosis awal
pada bayi baru lahir, bila perdarahan lama menetap terjadi setelah sirkumsisi
3.
Pemeriksaan
fisik dapat menunjukkan perdarahan selama periode eksaserbasi
· Pembentukan hematoma (subkutan atau
intamuskuler)
· Neuropati perifer karena kompresi saraf
perifer dan hemoragi intramuskuler
· Hemoragi intracranial → sakit kepala,
gangguan penglihatan, perubahan pada tingkat kesadaran, peningkatan tekanan
darah dan penurunan frekwensi nadi, serta ketidaksamaan pupil
· Hemartosis → perdarahan pada sendi
· Hematuria
· epistaksis
4.
Pemeriksaan
diagnostik
· Faktor-faktor pemeriksaan digunakan untuk
mengidentifikasi apakah faktor pembekuan tak cukup
· Masa tromboplastin parsial akan memanjang
5.
Kaji
pemahaman klien dan keluarga mengenai kondisi dan tindakan
6.
Kaji
dampak kondisi pada gaya hidup baru
Diagnosis keperawatan
1.
Nyeri
berhubungan dengan perdarahan sendi dan kekakuan yang ditimbulkan
2.
Resiko
tinggi terhadap cedera berhubungan dengan perdarahan tidak terkontrol sekunder
terhadap hemofila
3.
Resiko
tinggi terhadap perubahan penatalaksanaan pemeliharaan di rumah berhubungan
dengan kurang pengetahuan tentang kondisi, pengobatan, dan tindakan perawatan
diri
4.
Resiko
tinggi terhadap gangguan konsep diri berhubungan dengan kesulitan beradaptasi
pada kondisi kronis
IDIOPATIK TROMBOSITOPEN PURPURA (ITP)
Pengertian
ITP
adalah trombositopenia dengan penyebab proses imun (adanya antibody terhadap
trombosit)
Klasifikasi ITP
Primer
1.
Menurut
perjalanan klinisnya, dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.
ITP
akut
· Pada anak-anak dan dewasa muda
· Tidak ada predileksi jenis kelamin
· Riwayat infeksi virus 1-3 minggu sebelumnya
· Gejala perdarahan bersifat mendadak
· Lama penyakit 2-6 minggu, jarang lebih,
remisi spontan pada 80% kasus
b.
ITP
kronis
· Terjadi pada wanita muda sampai pertengahan
· Jarang ada riwayat infeksi sebelumnya
· Gejala perdarahan bersifat menyusup, pada
wanita biasanya berupa menomethoragi
· Lama penyakit beberapa bulan sampai tahun
· Jarang terjadi remisi spontan
2.
Menurut
permulaan tampilnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.
ITP
perinatal
b.
ITP
anak-anak
c.
ITP
dewasa
d.
ITP
kehamilan
Sekunder
Terjadi
akibat adanya kelainan/penyakit lain seperti:
1.
Induksi
obat atau bahan kimia
2.
Kelaianan
limfoproliferatif
3.
Kanker
4.
Infeksi
5.
Penyakit
autoimun lain
Patofisiologi
Protein
pada permukaan trombosit yang dianggap benda asing merangsang sistem imun untuk
membentuk antibodi. Reseptor yang dianggap antigen tersebut adalah glikoprotein
I-b/IX sebagai reseptor faktor von willebrand pada proses adhesi dan
glikoprotein II-B/III-a sebagai reseptor fibrinogen dan faktor von willebrand
pada proses agregasi trombosit. Selanjutnya terjadi ikatan kompleks imun dengan
reseptor Fc dari makrofag dan terjadi fagositosis, sehingga trombosit hancur.
Di samping itu, terjadi juga aktivasi dan fiksasi komplemen C 5-9 pada
permukaan trombosit yang menyebabkan lisisnya trombosit
Gejala Klinis
1.
Ptekie,
ekimosis, vesikel, atau bulae yang hemoragik
2.
Epistaksis,
perdarahan gusi, menomethoragi, hematuri, dan melena
3.
Perdarahan
intracranial merupakan penyulit berat, terjadi pada 1% kasus
4.
Perdarahan
traumatic (cabut gigi, operasi)
5.
Tidak
ada limfadenopati
6.
Splenomegali
ringan, pembesaran limfa dua kali ukuran normal
Pemeriksaan Diagnostik
Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan hal-hal sebagai berikut:
1.
Trombositopenia
2.
Retikulositasis
ringan
3.
Anemia
bila terjadi perdarahan kronis
4.
Waktu
perdarahan memanjang
5.
Retraksi
bekuan terganggu
6.
Pada
sumsum tulang dijumpai banyak megakariosit dan agranuler atau tidak mengandung
trombosit
7.
Antibodi
monoclonal untuk mendeteksi glikoprotein spesifik pada membrane trombosit
mempunyai spesifitas 85%, belum digunakan secara luas
Penatalaksanaan Terapi
1.
Terapi
umum
a.
Hindari
aktivitas fisik berlebihan untuk mencegah trauma, terutama trauma kepala
b.
Hindari
pemakaian obat-obatan yang memengaruhi fungsi trombosit
2.
Terapi
khusus
a.
Steroid
Prednison
1-1,5 mg/kg BB selama 2 minggu. Bila respon baik, teruskan sampai 1 bulan, lalu
tapering. Bila trombosit turun lagi
sesuaikan dosis awal, jika tidak ada respon terapi dibatasi 4-6 minggu,
pemakaian steroid yang lama perlu dosis alternative untuk mencegah komplikasi
Untuk
perdarahan akut atau perencanaan operasi yang memerlukan peningkatan trombosit
segera diberikan metilprednison 1 gr/IV selama 2 hari
b.
Splenektomi
Bila
tidak ada respon dengan steroid atau trombosit < 30.000/mm3
selama 3 bulan
c.
Imunoglobulin
Diberikan
pada perdarahan yang mengancam jiwa, kombinasi dengan steroid dosis tinggi dan
suspense trombosit atau diberikan pada ITP refrakter. Dosis 400 mg/kg BB selama
5 hari
Prognosis
50-60%
penderita berespon dengan kortikosteroid. Penderita ITP dewasa dapat mengalami
remisi spontan (2%), menjadi kronis (tidak mengalami remisi komplit setelah
kortikosteroid dan splenektomi) sebanyak 43%. Kematian biasanya disebabkan
perdarahan serebral (3%), perdarahan berat lain (4%)
0 komentar:
Posting Komentar