LAPORAN
PENDAHULUAN PERILAKU KEKERASAN
1.
MASALAH UTAMA
Resiko Perilaku Kekerasan
2.
PROSES TERJADINYA MASALAH
A. PENGERTIAN
· Perilaku kekerasan adalah suatu
keadaan dimana seseorang individu mengalami perilaku-perilaku yang dapat melukai
secara fisik baik terhadap diri sendiri atau orang lain.(Susan Martin
Tuckar,1998)
· Kemarahan adalah suatu perasaan
sangat tidak nyaman, kekerasan, keberangan, kebencian dan rasa
bermusuhan.(Heacoke Rawlins,1993)
· Kemarahan adalah perasaan jengkel
yang timbul sebagai respon terhadap kecemasan yang di rasakan sebagai
ancaman.(Stuart dan Sunden,1995)
· Amuk adalah keadan gaduh gelisah
yang timbul mendadak dan di pengaruhi oleh factor-faktor social budaya.(W.F
Maramis.1995)
· Amuk adalah perasaan jengkel yang
timbul sebagai respon terhadap perasaan cemas yang timbul sebagai ancaman.(
Stuart dan Sunden,1991)
B. TANDA DAN
GEJALA
·
Emosi :
Tidak adekuat, tidak aman, rasa terganggu,marah, dendam,jengkel, merasa tidak
berguna.
·
Fisik : Muka
merah,pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi, nafas
pendek,keringat,sakit fisik,tekanan darah meningkat.
·
Intelektual
: mendominasi, bowel sarkasme, berdebat, meremehkan.
·
Social :
menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan humor.
·
Spiritual :
kemahakuasaan, kebijakan atau kebenaran diri, keraguan, dan tidak bermoral.
PENYEBAB
·
Faktor
predisposisi
1. Biologis/Neurologis
Adanya kerusakan system limbic
,lobus frontal,lobus temporal dan ketidakseimbangan neurotransmitter.
2. Psikologis
§ Teori
Frustasi : Kegagalan yang di alami akan menimbullkan frustasi yang kemudian
dapat timbul agresif atau amuk
§ Teori
Tumbang : Masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan seperti di perasaan di
tolak,di hina,di aniaya,atau saksi penganiayaan.
3. Perilaku
Reinforcement yang di terima saat
melakukan kekerasan,sering mengobservasi kekerasan di dalam atau di luar
rumah,semua aspek ini menstimulasi individu menghadapi perilaku
kekerasan.
4. Social
budaya
Budaya tertutup dan membalas secara
diam (pasif agresif) dan control social yang tidak pasti terhadap perilaku
kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaju kekerasan di terima
(pasmisive).
·
Factor
Presipitasi
Bersumber dari diri individu sendiri,lingkungan
dan interaksi dengan orang lain
·
Ancaman yang
menyebabkan di bagi menjadi dua,yaitu : tujuan
1. Internal
stressor : Kelemahan fisik (kehilanagan anggota fisik,keputusasaan,ketidak
berdayaan kehilangan keluarga,kurangnya percaya diri.
2. Eksternal
stressor : Situasi lingkungan yang ribut,kritikan yang mengarah pada
penghinaan,kehilangan orang yang di cintai/kehilangan pekerjaan,konflik di
lingkungan.
D.
PROSES TERJADINYA, AKIBAT DAN
PENYEBAB
·
Faktor
penyebab terjadinya : Berduka disfungsional
Mekanisme terjadinya : Klien yang
merasa gagal dalam mencapai tujuan akan mengalami berduka disfungsional
sehingga menimbulkan perasaan tidak berguna dan tidak berguna sehingga
mendorong untuk melampiaskan perasaannya dengan marah atau mengamuk.
·
Factor
akibat : Menciderai diri sendiri dan orang lain
Mekanisme terjadinya : klien dengan
perilaku kekerasan biasanya mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan sehingga
menimbulkan rasa kecewa,jengkel,marah,harga diri rendah,tidak berguna di sertai
kehilanmgan kontras yang dapat mengakibatkan marah yang menciderai diri sendiri
atau orang lain.
Rentang
Respon Emosi
Asertif
Frustasi
Pasif
Agresif
Amuk
Respon
Adaptif
1.
Asertif
adalah marah yang terus terang,mampu menyatakan perasaan yidak setuju dan dapat
mengemukakan alasan dengan komunikasi yang baik tanpa mengkritik orang lain.
2.
Frustasi
:Respon yang terjadi akibat individu gagal mencapai tujuan, kepuasan, rasa aman
yang biasanya dalam keadaan tersebut individu tidak menemukan alternative lain.
3.
Pasif :
Adalah perilaku seseorang yang marah tetapi tidak mampu mengungkapkan perasaan
marahnya karena sikapnya yang introvert atau tertutup.
4.
Agresif :
Adalah perilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan individu untuk
menuntut sesuatu yang dianggap benar dalam bentuk destruktif, tapi masih dapat
dikontrol.
5.
Amuk adalah
perasaan marah dan permusuhan yang kuat,disertai hilang control,dimana individu
dappat merusak diri sendiri,orang lain maupun lingkungannya.
3.
POHON MASALAH
Resiko menciderai diri sendiri dan orang lain
(Akibat)
Resiko perilaku kekerasan
(Care
problem)
Gangguan konsep diri : HDR
(Penyebab)
4.
MASALAH YANG MUNCUL DAN DATA YANG
PERLU DIKAJI
a.
Resiko
menciderai diri sendiri dan orang lain
o
Muka tegang
o
Nada suara
tinggi
o
Pandangan
mata tajam
o
Berdebat
o
Otot tegang
o
Tindakan
agresif
b. Perilaku
kekerasan
o
Muka tegang
o
Mata merah
o
Nada suara
tinggi
o
Pandangan
matA tajam
o
Berdebat
o
Otot tegang
o
Tindakan
agresif
o
Peningkatan
aktifitas motorik
c.
Harga diri
rendah
o
Sukar
menerima penghargaan dari orang lain
o
Merasa
bersalah
o
Kegagalan
untuk bertanggung jawab atas perawatan diri
o
Merasa tidak
berguna dan tidak bias apa-apa
o
Menarik diri
dari orang lain dan lingkungan
o
Tidak percaya
diri
o
Tidak mau
menggunakan perasaannya
5.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.
Resiko
menciderai diri sendiri dan orang lain
b.
Gangguan
konsep dori ( harga diri rendah)
6.
RENCANA TINDAKAN
KLIEN DENGAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN
Tgl
|
No. DX
|
DX Keperawatan
|
PERENCANAAN
|
||
TUJUAN
|
KRITERIA HASIL
|
INTERVENSI
|
|||
Resiko
perilaku kekerasan
|
TUM :
Klien
dapat mengontrol perilaku kekerasan
TUK :
1.
Klien
dapat membina hubungan saling percaya.
|
1.
Setelah …X
pertemuan klien menunjukkan percaya kepada perawat :
·
Wajah
cerah, tersenyum
·
Malu
berkenalan
·
Ada kontak
mata
·
Bersedia
menceritakan perasaan
|
1.
Bina
hubunagan saling percaya dgn :
·
Beri salam
setiap interaksi
·
Perkenalkan
nama, nam panggilan perawat, dan tujuan perawat berinteraksi
·
Tanyakan
dan nama panggilan kesukaan klien
·
Tunjukkan
sikap empati, jujur dan menepati janji setiap berinteraksi
·
Tanyakan
masalah klien dan masalh yang dihadapi klien
·
Buat
kontrak interaksi yg jelas
·
Dengarkan
dengan penuh perhatian ungkapan klien
|
||
2.
Klien
dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukan
|
2. Setelah …X
pertemuan klien menceritakan penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya ;
·
Menceritakan
penyebab perasaan jengkel atau kesal baik dari diri sendiri maupun
lingkunagnnya
|
2. Bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya :
·
Motivasi
klien untuk menceritakan penyebab rasa kesal atau jengkelnya
·
Deangarkan
tanpa menyela atau member penilaian setiap ungkapan perasaan klien
|
|||
3.
Klien
dapat mengidentifikasi tanda tnda perilaku kekerasan
|
3. Setelah …X
pertemuan klien menceritakan tanda-tanda saat terjadi perilaku kekerasan :
·
Tanda
fisik : mata merah, tangan mengepal, ekspresi tegang dll.
·
Tanda
emosional : perasaan marah, jengkel, bicara kasar.
·
Tanda
sosial : bermusuhan yang dialami saat terjadi perilaku kekerasan
|
3.Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda perilaku
kekerasan yang dialaminya :
·
Motivasi
klien menceritakan kondisi fisik (tanda-tanda fisik) saat perilaku kekrasan
terjadi.
·
Motivasi
klien menceritakan kondisi emosinya (tanda-tanda emosinya) saat terjadi
perilaku kekerasan.
·
Motivasi
klien menceritakan kondisi hubungan dengan orang lain (tanda-tanda social)
saat terjadi perilaku kekerasan.
|
|||
4.
Klien
dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya.
|
4. Setelah …X
pertemuan klien menjelaskan :
·
Jenis
ekspresi kemarahan yang selam ini telah dilakukannya
·
Perasaannya
saat melakukan kekrasan
·
Efektifitas
cara yg dipakai dlm menyelesaikan masalah
|
4.Diskusiakan dgn klien perilaku kekerasan yg
dilakukannya selam ini :
·
Motivasi
klien menceritakan jenis-jenis tindak kekerasan yang selama ini pernah
dilakukannya
·
Motivasi
klienmenceritakan perasaan klien setelah tindak kekerasan tersebut terjadi
Diskusikan
apakah dengan tindak kekerasan yang dilakukannya masalah yang siatasi teratasi.
|
|||
5.
Klien
dapat mengidentifikasikan akibat perilaku kekerasan
|
5. Setelah …
x pertemuan klien menjelaskan akibat tindakan kekerasan yang dilakukannya
·
Diri
sendiri : luka,dijauhi teman,dll
·
Orang lain
/ keluarga :luka,tersinggung,ketakutan,dll
·
Lingkungan
: barang atau benda rusak dll
|
5.diskusikan
dengan klien akibat negative (kerugian) cara yang dilakukan pada :
·
Diri
sendiri
·
Orang lain
/ keluarga
·
Lingkungan
·
Libatkan
klien dalam TAK stimulasi persepsi mengontrol perilaku kekerasaan sesi 1
|
|||
6.
Klien
dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan kemarahan
|
6. Setelah… X
pertemuan klien :
·
Menjelaskan
cara-cara sehat mengungkapkan marah
|
6.diskusikan
dengan klien :
·
Apakah
klien mau mempelajari cara baru mengungkapkan marah yang sehat
·
Jelaskan
berbagai alternative pilihan untuk mengungkapkan marah selain perilaku
kekerasan yang diketahui klien
·
Jelaskan
cara-cara sehat mengungkapkan marah :
·
Cara
fisik: nafas dalam, pukul bantal atau kasur, olah raga
·
Verbal:
mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal kepada orang lain
·
Social:
latihan asertif dengan orang lain
·
Spiritual:
sembahyang/doa, dsb sesuai keyakinan agamanya masing-masing
·
Libatkan
klien dalam TAK stimulasi persepsi mengontrol perilaku kekerasan sesi 2,3 dan
4
|
|||
7.
Klien
dapat mendemontrasikan cara perilaku kekerasan
|
7. Setelah… X
pertemuan klien memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasn:
·
Fisik:
tarik nafas dalam, memukul bantal/kasur
·
Verbal:
mengungkapkan perasan kesal/jengkel pada orang lain tanpa menyakiti
·
Spiritual:
zikir/doa, meditasi sesuai agamanya
|
7.1.diskusikan
cara yang mungkin dipilih dan anjurkan klien memilih cara yang mungkin untuk
mengungkapkan marah
7.2.latih
klien memperagakan cara yang dipilih:
·
Peragakan
cara melaksanakan cara yang dipilih
·
Jelaskan
caramanfaat cara tersebut
·
Anjurkan
klien menirukan pergaan yang sudah dilakukan
·
Beri
penguatan pada klie, perbaiki cara yang masih belumsempurna
7.3.anjurkan
klien menggunakan cara yang sudah dilatih saat marah/jengkel
|
|||
8.
Klien
mendapat dukungan keluarga untuk mengontrol perilaku kekerasan
|
8.
Setelah… X
pertemuan keluarga:
·
Menjelaskan
cara merawat klien dengan perilaku kekerasan
·
Mengungkapkan
rasa puas dalam merawat klien
|
8.1.diskusikan
pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung klien untuk mengatasi
perilaku kekerasan
8.2.diskusikan
potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku kekerasan
8.3.jelaskan
pengertian, penyebab, akibat dan cara merawat klien perilaku kekerasan yang
dapat dilaksanakan oleh keluaraga
8.4.peragakan
cara merawat klien (menangani perilaku kekerasan)
8.5.beri
kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang
8.6.beri
pujian kepada keluarga setelah peragaan
8.7.tanyakan
perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan
|
|||
9.
Klien
menggunakan obat sesuai program yang telah ditetapkan
|
9.
1.
Setelah… X pertemuan klien menjelaskan:
·
Manfaat
minum obat
·
Kerugian
tidak minum obat
·
Nama obat
·
Bentuk dan
warna obat
·
Dosis yang
diberikan kepadanya
·
Waktu
pemakaian
·
Efek yang
dirasakan
9.2.
Setelah… X pertemuan klien menggunakan obat sesuai program
|
9.1.jelaskan
menggunakan obt secara teratur dan kerugian jika tidak menggunakan obat
9.2.jelaskan
kepada klien:
·
Jenis obat
(nama, warna dan bentuk obat)
·
Dosis yang
tepat untuk klien
·
Waktu
pemakaian
·
Cara
pemakaian
·
Efek yang
dirasakan klien
9.3.anjurkan
klien:
·
Minta dan
menggunakan obat tepat waktu
·
Lapor ke
perawat/dokter jika mengalami efek yang tidak biasa
·
Beri
pujian terhadap kedisiplinan klien menggunakan obat
Libatkan
klien dalam TAK stimulasi persepsi mengontrol perilaku kekerasan sesi 5
|
STRATEGI PELAKSANA
Perilaku kekerasan
Sp 1
A. Proses Keperawatan.
1.
Kondisi
Klien
2.
Diagnosa
Keperawatan
Perilaku Kekerasan
3.
Tujuan
a.
Klien dapat
membina hubungan saling percaya
b.
Klien dapat
mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya
c.
Klien dapat
mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan
d.
Klien dapat
mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya.
e.
Klien dapat
mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya.
f.
Klien dapat
mengidentifikasi cara komnstruktif dalam mengungkapkan kemarahan.
g.
Klien dapat
mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan
h.
Klien
mendapat dukungan dari keluarga untuk mengontrol perilaku kekerasan
i.
Klien
menggunakan obat sesuai program yang telah ditetapkan
4.
Tindakan
keperawatan
a.
Bina
hubungan saling percaya
b.
Diskusikan
bersama klien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan yang lalu
c.
Diskusikan
perasaan klien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan.
d.
Diskusikan
bersama klien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan saat marah
e.
Diskusikan
dengan klien akibat perilakunya
f.
Diskusikan
dengan klien cara mengontrol perilaku kekerasan
g.
Latih pasien
mengontrol perilaku kekerasan.
B. Strategi
Komunikasi
1.
Fase
Orientasi
a.
Salam
Terapeutik
“Assalamuallaikum, perkenalkan nama saya perawat ”KR”,
panggil saya “K”, say aperawat yang dinas di ruangan shinta. Hari ini saya
dinas pagi mulai pukul 07.00-14.00. Saya di sini akan merawat ibu. Namna ibu
siapa? Senangnya dipanggil apa?
b.
Validasi
Umum : Bagaimana perasaan ibu hari ini?
Khusus : Masih ada perasaan kesal atau marah?
c.
Kontrak
Topik : Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang
perasaan marah ibu?
Waktu : Berapa lama ibu kita akan bercakap-cakap?
Bagaimana kalau 10 menit?
Tempat :Dimana enaknya kita akan duduk untuk
bercakap-cakap bu?Bagaimana kalau di ruang tamu?
2.
Fase Kerja
3.
Fase
Terminasi
a.
Evaluasi
respon pasien
b.
Rencana
tindak lanjut
c.
Kontrak yang
akan dilaksanakan
SP 1 Pasien
: Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan marah, tanda
dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibatnya, serta
cara mengontrol secara fisik.
No
|
Tahap
|
Perawat
|
Pasien
|
1
2
3
|
Orientasi
Kerja
Terminasi
|
-
Assalamualaikum ……
-
Perkenelkan nama saya “KR”, pagil saya “K”
- saya perawat yang dinas di ruang shinta ini, hari
ini saya dinas dari pukul 07.00-14.00
- Saya akan merawat bapak di rumah sakitr ini.
- Nama bapak siapa?? Senagn dipanggil apa??
- Bagaimana perasaan bapak saat ini, apakah masih
ada perasaan kesal atau marah?
- Baiklah sekarang kita akan berbincang-bincang
tentang perasaan marah bapak, Berapa lama kita berbincang-bincang?? Bagaimana
kalau 10 menit pak??
- Di mana enaknya kita duduk untuk
berbincang-bincang pak?? Di sini atau diruang tamu?
-
Apa yang
menyebabkan bapakk marah??
-
Apakah
sebelumnya bapak pernah marah?
-
Lalu
penyebabnya apa?
-
Samakah
dengan yang sekarang?
-
O… ya,
jadi ada 2 penyebab bapak marah, pada penyebab marah itu ada seperti
bapak pulang ke rumah dan istri belum menyediakan makanan (misalnya ini
penyebab marah pasien), apa yang baopak rasakan?( tunggu respon pasien)
-
Apakah
baopak merasakan kesal, kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot,
rahang terkatup rapat dan tangan mengepal?
-
Setelah
itu apa yang bapak lakukan? O… iya, jadi bapak memukul istri bapak dan
memecahkan piring?
-
Apakah
dengan cara ini makanan akan terhidang? Iya, tentu saja tidak.
-
Apa
kerugian cara yang bapak lakukan? Betul, istri jadi sakit dan takut,
piring-piring pecah, menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik?
Maukah bapak belajar mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan
kerugian??
-
Ada
beberapa cara untuk mengontrol kemarahan pak. Salah satunya adalah dengan
cara fisik.. jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah.
-
Ada
beberapa cara, bagaimana kalau kitsa belajar satu cara dulu?
-
Begini
pak, kalau tanda-tamnda marah tadi sudah bapak rasakan maka bapak berdiri,
lalu tarik nafas dari hiudung, tahan sebentar, lalu keluarkan atau tiup
perlahan-lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan.
-
Ayo coba
lagi!!!!!!
Tarik dari
hidung, bagus …… tahan, dan tiup melalui mulut !!!! Nah, lakukan sebanyak 5
kali. Bagus sekali, bapak sudah bias melakukannya
Bagaimana
perasaanya?? Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehinga
sewaktu0-waktu rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya.
-
Bagaimana
perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan bapak???
-
Iya, jadi
ada 2 penyebab marah bapak (sebutkan) dan yang bapak rasakan (sebutkan) dan
yang bapak lakukan(sebutkan) serta akibatnya(sebutkan)
-
Coba
selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah yang lalu, apa yang
bapak lakukan kalu marah??
-
Yang belum
kita ketahui dan bahas dan jangan lupa latihannya ya pak, berapa kali sehari
bapak mau latihan napas dalam??? Jam berapa saja pak??
-
Baiklah
bagaimana kalau g2 jam lagi saya datng dan kita latihan cara yang lain untuk
mencegah atau mengontrol marah. Temp[atnya disini saja ya pak???
-
Assalamualaikum………
|
SP 2 Pasien
: latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke 2
a.
Evaluasi
latihan nafas dalam.
b.
Latih cara
fisik ke 2 pukul kasur dan bantal
c.
Susun jadwal
kegiatan harian cara ke 2
No
|
Tahap
|
Perawat
|
Pasien
|
1
2
3
|
Orientasi
Kerja
Terminasi
|
-
Assalamualaikum
pak …………..
-
Sesuai
dengan janji saya 2 jam yang lalu, sekarang saya datamng lagi.
-
Bagimana
perasaaan bapak hari ini???
-
Adakah
hal-hal yang menyebabkan bapak marah???
-
Baik,
sekarang kita akan belajar cara mengontrol p[erasaan marah dengan kegiatan
fisik untuk cara yang ke 2.
-
Mau berapa
lama??? Bagaimana kalau 20 mernit??
-
Dimana
kita bicara?? Bagaimana kalu dirung tamu???
-
Kalau ada
yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-debar, mata
melotot, tangan mengepal, selain nafas dalam, bapak dapat melakukan pukul
bantal dan kasur.
-
Sekarang
mari kita latihan pukul bantal dan kasur. Mana tempat tidur bapak???
-
Jadi nanti
kalau bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan
tersebut dengan memukul bantal dan kasur. Nah, coba bapak lakukan !!!! pukul
kasur dan bantal. Ya bagus sekali bapak melakukannya, kekesalan lampiaskan
pada kasur dan bantal.
-
Nah, cara
inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marahkemudian jangan
lupa merapikan tempat tidurnya.
-
Bagaimana
perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah tadi ??
-
Ada berapa
cara yang sudah kita latih??
-
Coba bapak
sebutkan lagi!!!! YYa, bagus.
-
Mari kita
masukkan dalanm jadwal kegiatan sehari-harui bapak.
-
Pukul
bantal kasur m,au jam berapa??? Bagaiman kalau setiap bangun tuidur??? Baik,
jam0 5.00 pagi dan jam 15.00 sore lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-waktu
gunakan kedua cara tadi ya pak!!!
-
Sekarang
kitsa buat jadwalnya ya pak!! Mau berapa kali sehari bapak latihan memukul
kasur dan bantal serata tarik nafas dalam ini???
-
Besuk pagi
kita ketemu lagi dan kita akan latihan cara mengontrol marah dengan belajar
bicara yang baik, mau jam berapa pak, Baik jam 10.00 pagi ya???
-
Sampai
jumpa ……
|
SP 3 pasien : Latihan mengontrol
perilaku kekerasan secara sosial / verbal :
a.
Evaluasi
jadwal harian untuk 2 cara fisik
b. Latihan
mengungkapkan rasa marah secara verbal : menolak dengan baik, meminta dengan
baik, mengungkapkan perasaan dengan baik.
Susun jadwal latihan mengungkapkan marah scara verbal.
no
|
Fase
|
perawat
|
klien
|
1
2
3
|
Orientasi
Kerja
Terminasi
|
Assalamualaikum pak,
Sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita
ketemu lagi
Bagaimana pak,sudah dilakukan latihan tarik napas
dalam dan pukul kasur bantal?
Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara
teratur?
Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya.bagus. nah
kalau tarik napas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandarin ;
kalau diingatkan suster baru dilakukan tulis B, artinya; dibantu atau
diingatkan.
Nah kalau tidak dilakukan tulis T, artinya; belum
bias melakukan.
Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara
untuk mencagah marah?
Dimana enaknya kita berbincang – bincang?
Bagaimana kalau ditempat yang sama?
Berapa lama bapak mau berbincang – bincang?
Bagaimana kalau 15 menit?
Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk
mencegah marah.
Kalau marah sudah disalurkan melalui tarik napas
dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka kita perlu bicara
dengan orang yang membuat kita marah.
Ada 3 caranya pak :
1.
Maminta
dengan baik tanpa marah dengan nada suara rendah serta tidak menggunakan kata
– kata kasar. Kemarai bapak bilang penyebab marahnya karena minta uang sama
istri tidak diberi. Coba bapak minta uang dengan baik : “ bu, saya perlu uang
untuk membeli rokok . “ nanti bias dicoba disini untuk meminta baju,
minta obat dan lain – lain. Coba bapak praktekkan. Bagus pak.”
2.
Menolak
dengan baik, jika ada yang enyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya,
katakana : “ maaf saya tidak bias melakukannya karena sedang ada kerjaan”.
Coba bapak praktekkan. Bagus pak “ .
3.
Mengungkapkan
perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal bapak dapat
mengatakan : “ saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu “ coba
prektekkan. Bagus “
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap –
cakap tentang cara menaontrol marah dengan bicara yang baik? “
“ coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik
yang telah kita pelajari “
“ bagus sekali, sekarang mari kita masukkan dalam
jadwal. Berapa kali sehari bapak mau latihan bicara yang baik? Bias kita buat
jadwalnya.”
Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari – hari,
misalnya meminta obat, uang, dll.
“Bagus nnti dicoba ya pak ! “
“ Bagaimana kalau dua jam lagi ketemu lagi ? “
“ Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk
mengatasi rasa marahbapak yaitu dengan cara ibadah, bapak setuju?
Mau dimana pak?
Disini lagi”
Baik sampai nanti
|
SP 4 pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan
secara spiritual
a.
Dikusika
hasil latihan mengontrol prilaku kekerasan secara fisik dan sosial / verbal
b. Latihan
sholat / berdoa
c.
Buat jadwal
latihan sholat / berdoa
NO
|
Fase
|
Perawat
|
Pasien
|
1.
2.
3.
|
Orientasi
Kerja
terminasi
|
“Assalamualaikum pak,
Sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu sekarang
saya datang lagi “ baik, yang mana yang mau di coba?”
“ Bagaimana pak, latihan apa yang sudah dilakukan?
Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Bagus sekali,
bagaimana rasa marahnya”
“ Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain
untuk mencegah rasa marah itu dengan ibadah?”
“ Dimana enaknya kitaberbincang – bincang? Bagaimana
kalau 15 menit?
“coba ceritakan kegiatan ibadah yang mbak lkuan?
Bagu,baik,yang mana mau di coba?
“nah,kalau mbak sedang marah coba mbak
langsung duduk dan tarik nafas dalam. Jika tidakreda juga marahnya rebahkan
badan agarrileks. Jika tidak reda juga,ambil air wudlu kemudian sholat.”
“mbak bias melakukan sholt secara teratur untuk
meredakan kemarahan.”
“coba mbak sebutkan sholat 5 waktu. Bagus. Mau coba
yang mana? Coba sebutkan caranya?
(untuk yang muslim)
“bagaimana perasaan bapak setelah kita
bercakap-cakap tentang cara yang ke 3 ini?”
“jadi,sudah berapa cara mengontrol marah yang kita
pelajari? Bagus.”
“mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal
kegiatan bapak. Mau berapa kali bapak sholat? Baik kita masukkan
sholat…..dan……(sesuai kesepakatan pasien)
“coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat
baak lakukan bila bapak merasa marah”
“setelah ini coba bapak lakukan jadwal sholat sesuai
jadwalyang telah kita buat tadi”
“besok kita ketemu lagi ya pak?,nanti kita bicarakan
cara ke 4 mengontrol rasa marah. Yaitu dengan patuh minum obat. Mau jam
berapa pak? Seperti sekarang saja,jam 1 ya?”
“nanti kita akan membicarakan cara pengunaaan yang
benar untuk mengontrol rasa marah bapak,setuju pak?”
|
SP 5 pasien : latian mengontrol
perilaku kekerasan dengan obat
a.
Evaluasi
jadwal kegiatan harian pasien untuk caramencegah marah yang sudah di latih.
b.
Lati pasien
minum obat secara teratur dengan prinsip 5 benar(bnar nama pasien,benar nama
obat,benar cara minum obat,benar waktu minum obat,dan benar dosis obat). Di
sertai pinjelasan guna obat dan akibat berhentiminum obat.
c.
Susun jadwal
minum obat secara teratur
No
|
Fase
|
Perawat
|
Pasien
|
1.
2.
3.
|
Orientasi
Kerja
Terminasi
|
“assalamualaikum
bapak,sesuai dengan janjisya kemarin hari ini kita bertemu lagi”
“bagaimana
pak?;sudah di lakukan latihan tarik nafas dalam,pukul kasur bntal,bicara yan
baik dan sholat? Apa yang di rasakan setalahmelakukan lathan secara teratur?
Coba kita lihat kegiatannya?” “bagaimana kalau skarang kita bicara dan
latihan tentang cara mium obat yang benar untuk menggontrol rasa marah?”
“dimana
enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat kemarin?”
“berapa
lama bapak mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
(Perawat
membawa obat pasin)
“bapak
sudah dapat obat dari dokter?”
Berapa
macam obat yang bapak minum?
Warnanya
apa saja? Bagus!
Jam berapa
bapak minum? Bagus!
“Obatnya
ada 3 macam pak, yang warnanya orange namanya CPZ, gunanya agar pikiran
tenang. Yang putih namanya THP agar rileks dan tidak tegang dan yang
merah jambu namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa marah berkurang.
Semuanya ini harus bapak minum 3X sehari jam 07.00 pagi, jam satu siang, dan
tujuh malam”.
“Bila nanti
setelah minum obat mulut bapak terasa kering maka untuk
mengatasinya dengan menghisap-hisap es batu”
“bila mata
trasa berkunang kunang,bapak sebaiknya istirahat dan jangan berktifitas dulu”
“Nanti
dirumah sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label dikotak obat
apakah benar nama bapak tertulis disitu, berapa osis yang harus diminum, jam
berapa saja harus diminum. Baca juga apakah namanya obatnya sudah benar?
Diisini minta obatnya pada perawat kemudian cek lagi apakah benar obatnya!”.
“Jangan
pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi ya pak, karena dapat
terjadi kekambuhan”.
“Sekarang
kita masukkan waktu minum obatna kedalam jadwal ya pak”.
“Bagaimana
perasaan bapak setelah kita bercakap– cakap cara minum obat yang benar?”.
“Coba
bapak sbutkan lagi jenis obat yang bapak minum!.
Bagaimana
cara minum obat yang benar?”.
“Nah,
sudah beapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?. Sekarang kita
tambahkan jadwal kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakannya
dengan teratur ya!”.
“Baik,
Besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauh mana bapak melaksnakan
kegiatan dan sejauh mana dapat mencegah rasa marah. Sampai jumpa….”
|
0 komentar:
Posting Komentar