Perawatan
Pre dan Post Kemoterapi
Oleh : Hurun Ain,
S.Kep., Ns., M.Kep
Pendahuluan
Secara
umum pengobatan kanker terdiri dari pengobatan bedah, radioterapi dan
kemoterapi. Pada saat ini kemoterapi menjadi pilihan utama karena prevalensi
leukemia dan limfoma pada anak cukup tinggi. Dengan kemoterapi angka kesembuhan
kanker anak berhasil baik
Kemoterapi
selain membunuh sel-sel kanker yang ganas, juga menghancurkan sel-sel yang
sehat yang dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti rambut rontok, supresi
sumsum tulang dan gangguan gastrointestinal. Untuk itu diperlukan manajemen
keperawatan yang tepat pada saat sebelum kemoterapi maupun sesudah kemoterapi
guna menjamin keamanan pengobatan kemoterapi ini.
Pengertian
Kemoterapi
Penggunaan
obat untuk menangani kanker, baik untuk membunuh atau menghambat
perkembangannya (Gale Danielle, 1995). Segolongan obat-obatan yang dapat
menghambat ataupun membunuh kanker tersebut disebut sitostatika
Klasifikasi
Obat Sitostatika:
1.
Alkylator (alkylating
agent)
2.
Antimetabolite
3.
Menghalangi mitosis
4.
Antimikroba anti tumor
5.
Agen hormonal
Indikasi
Pemberian Kemoterapi
1.
Untuk menyembuhkan
kanker
2.
Memperpanjang hidup dan
remisi
3.
Memperpanjang interval
bebas kanker
4.
Menghentikan progresi
kanker
5.
Mengecilkan volume
kanker
6.
Menghilangkan gejala para
neoplasma
Kontraindikasi
Kemoterapi
1.
Kontraindikasi absolut
: kanker stadium terminal, hamil trimester I, septicemia, koma
2.
Keadaan umum jelek,
gangguan fungsi organ yang vital
3.
Penderita tidak dapat
mengunjungi klinik secara teratur
4.
Tumor resisten terhadap
obat
5.
Tidak ada fasilitas
penunjang yang memadai
Cara
Pemberian Kemoterapi
1.
Intravena
2.
Intratekal
3.
Peroral
4.
Intra Arteri
5.
Intra tumoral
6.
Topikal
Persiapan
Pemberian Kemoterapi
1.
Persiapan
Pasien
1) Fisik
penderita
2) Radiologi
: terutama keadaan paru-paru
3) Laboratorium
: terutama kadar hemoglobin, lekosit dan trombosit
4) Psikologis
penderita dan keluarga
2.
Persiapan
Obat dan Alat : 5 tepat 1 waspada
Persiapan
Obat : 5 tepat 1 waspada yaitu tepat
indikasi, tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, waspada efek
samping obat (ESO)
Persiapan
alat :
1) Baju
pelindung/apron khusus
2) Sarung
tangan steril
3) Kacamata
untuk mencegah percikan obat
4) Masker,
tutup kepala
5) Obat
sitostatika yang diperlukan (sesuai dengan jenis dan dosis)
6) Pelarut
sitostatika. Bila bentuk sediaan serbuk gunakan pelarut NaCl 0,9% atau water
for injection
7) Spuit
disposable, kassa streril, kapas alcohol dalam wadah tertutup
8) Infusion
set dan wing needle/venflon
9) Plastik
hitam untuk mencegah obat sitostatika terpapar cahaya
10) Kotak
aseptis untuk tempat pengoplosan obat
Prosedur
Pemberian Sitostatika
1.
Persiapan
Perawat
1) Cuci
tangan dengan sabun/desinfektan, bilas dengan air mengalir
2) Keringkan
dengan handuk kering/tissue bersih atau dibawah mesin pengering
3) Pakai
tutup kepala, kaca mata, masker penutup mulut dan hidung
4) Pakai
sarung tangan steril, masukkan lengan baju dalam sarung tangan
5) Semprot
kedua telapak tangan dengan alcohol
6) Siap
bekerja di kotak aseptis
2.
Prosedur
Pengerjaan Obat Sitostatika Larutan dalam Ampul
1) Masukkan
kedua tangan di kotak aseptis melalui 2 lubang yang tersedia
2) Nyalakan
pembakar spiritus, lakukan tindakan pengoplosan obat di dekatnya (± 5-10 cm)
3) Buka
spuit injeksi dari pembungkusnya. Biarkan jarum tertutup. Cek spuit apakah
berfungsi dengan baik
4) Ambil
ampul berisi obat. Pastikan tidak ada cairan pada bagian atas dan bagian leher
ampul, jika ada cairan ketuk-ketuk dulu sampai cairan turun seluruhnya
5) Ambil
kassa steril, Alaskan pada ampul untuk menyerap jika ada percikan obat
6) Ambil
kapas alcohol, usapkan pada leher ampul, patahkan leher ampul
7) Buka
tutup jarum, miringkan ampul, masukkan ujung jarum dalam cairan kemuian
sedotlah obat sampai volume yang dikehendaki
8) Tutup
spuit injeksi yang berisi larutan obat
9) Beri
etiket pada spuit injeksi
3.
Prosedur
Pengerjaan Obat Sitostatika Larutan dalam Vial
1) Masukkan
kedua tangan di kotak aseptis melalui 2 lubang yang tersedia
2) Nyalakan
pembakar spiritus, lakukan tindakan pengoplosan obat di dekatnya (± 5-10 cm)
3) Buka
spuit injeksi dari pembungkusnya. Biarkan jarum tertutup. Cek spuit apakah
berfungsi dengan baik
4) Ambil
vial berisi obat. Buka tutup vial, usap dengan kapas beralkohol
5) Buka
tutup jarum spuit. Tusukkan jarum ke vial dengan sudut 90o untuk
mencegah pelepasan partikel karet
6) Balikkan
vial, jarum harus tetap berada dalam larutan, sedot obat sesuai dosis (tanpa
udara)
7) Cabut
spuit dari vial
8) Tutup
jarum dengan penutupnya
9) Beri
etiket
4.
Prosedur
Pengerjaan Rekonstitusi Kering Obat Sitostatika
1) Masukkan
kedua tangan di untuk kotak aseptis melalui 2 lubang yang tersedia
2) Nyalakan
pembakar spiritus, lakukan tindakan pengoplosan obat di dekatnya (± 5-10 cm)
3) Buka
spuit injeksi dari pembungkusnya. Biarkan jarum tertutup. Cek spuit apakah
berfungsi dengan baik
4) Buka
tutup vial pelarut
5) Usap
dengan kapas beralkohol
6) Sedot
pelarut dalam spuit, ambil vial berisi obat sitostatika kering, buka tutup
vial, alasi dengan kassa steril. Usap vial dengan kapas alcohol
7) Buka
jarum, tusukkan jarum ke vial dengan sudut 45o-60o sampai
jarum masuk setengah bagian. Tegakkan sampai sudut 90o untuk
mencegah pelepasan partikel karet
8) Injeksikan
pelarut ke dalam vial, jangan sampai ada udara yang masuk
9) Biarkan
jarum tetap dalam vial, kocok dengan hati-hati sampai benar-benar larut
10) Balikkan
vial. Jarum spuit harus berada dalam larutan, tekanan vial harus negatif. Jika
sulit injeksikan udara
11) Sedot
obat sesuai dosis
12) Cabut
jarum dan tutup kembali, Beri etiket
Reaksi Tokisitas
Sitostatika
1.
Immediate
Toxicities (timbul ± 1 jam setelah pemberian)
antara lain:
1) Ekstravasasi
2) Reaksi
alergi dan anafilaksis
2.
Early
Onset Toxicities (timbul ± 2 hari
setelah pemberian) antara lain:
1) Hematologi
(penurunan Hb, eritrosit, leukosit, trombosit)
2) Mocositis
3) Nefrotoksisitas
4) Konstipasi
5) Nausea
dan vomiting
6) Alopecia
3.
Delayed
Onset Toxicities (timbul ± 2 hari-2
bulan setelah pemberian) antara lain:
1) Pulmonary
toxicities
2) Cardiotoxicity
3) Neurotoxicity
4) Hepatotoxicity
4.
Late
Onset Toxicities (timbul >2 bulan
setelah pemberian) antara lain:
1) Gonodal
dysfunction
2) Drug
induced leukemia
3) Second
solid tumor
Cara
Meminimalkan ESO Kemoterapi
1.
Ekstravasasi
1) Stop
infuse
2) Aspirasi
obat dari tempat pemasangan infuse sebanyak mungkin
3) Cabut
needle, tekan kuat minimal 5 menit
4) Kompres
dingin pada daerah yang terkena ekstravasasi, hindari perabaan. Observasi
terhadap nyeri, bengkak, kemerahan, nekrosis, kolaborasi pemberian analgesic
5) Imobilisasi
selama 48 jam
6) Cari
lokasi baru untuk IV line
2.
Mual
dan Muntah
1) Untuk
obat sitostatika yang menyebabkan mual dan muntah sebaiknya diberi antiemetic
terlebih dahulu 1 menit-1 jam sebelum kemoterapi diberikan. Pemberian
dilanjutkan 16-24 jam setelah kemoterapi kemudian dilanjutkan sampai 3-5 hari
2) Mempertahankan
suasana yang nyaman, hilangkan bau yang merangsang untuk muntah
3) Memberikan
makanan sedikit tapi sering dan dalam keadaan hangat
4) Lakukan
teknik relaksasi
5) Untuk
klien yang tidak dapat makan sama sekali, lakukan pemberian nutrisi parenteral
melalui kolaborasi
3.
Mucositis/stomatitis
1) Lakukan
oral hygiene dengan cairan fisiologis dan boraks gliserin 3-4x/hari
2) Sikat
gigi dengan bulu sikat yang lembut atau cotton swab beberapa kali sehari
3) Bila
klien tidak bisa berkumur, bersihkan dengan kasa yang dibasahi dengan NaCl 0,9%
dan anjurkan banyak minum
4) Kolaborasi
untuk pemberian nystatin 100.000 IU/ml 5 ml dioleskan di mulut minimal selama 2
menit dan kemudian ditelah, diberikan setiap 4-6 jam, atau chlorhexidine 0,12%
15 ml setiap 4-6 jam
4.
Hematologi
1)
Anemia
(1) Berikan
nutrisi TKTP
(2) Batasi
aktivitas
(3) Kolaborasi
pemberian transfuse dan obat-obat suplemen dan vitamin
(4) Cek
darah lengkap rutin
2)
Netropenia
(1) Tempatkan
pasien di ruang isolasi
(2) Perawat
dan petugas lain, keluarga harus cuci tangan sesuai protap
(3) Batasi
kunjungan keluarga
(4) Observasi
tanda vital
(5) Kolaborasi
untuk pemberian antibiotic dan antipiretik
(6) Jaga
kebersihan diri secara adekuat
(7) Diet
TKTP dan istirahat cukup
3)
Trombositopenia
(1) Observasi
tanda-tanda perdarahan
(2) Minimalkan
tindakan invasive
(3) Bila
ada penusukan pada vena, lakukan penekanan selama 5-10 menit
(4) Kolaborasi
pemberian transfuse trombosit
5.
Alopecia
1) Anjurkan
untuk memakai topi/jilbab
2) HE
: Proses pertumbuhan rambut akan terjadi lagi setelah efek kemoterapi hilang
3) Beri
semangat atau penguatan untuk membangun kepercayaan diri
Penanganan
Buangan Sitostatika
1. Seluruh
buangan sitostatika harus dipisah, beri label sebagai bahan berbahaya
2. Kontainer
buangan sisa harus terbuat dari bahan anti bocor dan tahan terhadap benda
tajam, dimusnakan di incinerator dengan suhu ≥ 1000oC
Pertolongan
pertama jika terjadi kecelakaan saat persiapan sitostatika
1. Jika
tumpah dan mengenai kulit : cuci dengan air mengalir selama 15 menit, cuci
dengan sabun dan bilas
2. Jika
mengenai mata : bilas dengan cairan isotonis dan periksa ke dokter mata
3. Jika
mengenai mukosa : bilas dengan air mengalir selama minimal 15 menit
Jika
sitostatika pecah
1. Buang
pecahan di container sitostatika
2. Bersihkan
tumpahan dengan air sabun beberapa kali, bilas dengan air. Jika obat sulit
larut dengan air, lap dengan alcohol kemudian dengan air sabun dan bilas dengan
air
Upaya
mengurangi masalah psikososial
1. Membuat
ruang anak mendekati suasana di rumah (ada ruang bermain, gambar kartun,
perpustakaan dll)
2. Anjurkan
orangtua untuk mendampingi anak saat dilakukan tindakan
3. Gunakan
teknik komunikasi terapeutik saat melakukan hubungan interpersonal baik dengan
klien ataupun keluarga
4. Gunakan
teknik distraksi, terapi bermain untuk meminimalkan efek tindakan pada anak
5. Libatkan
tokoh agama untuk klien terminal
TOXICITIES OF
ANTINEOPLASTIC DRUGS
Drugs
|
Cardiac
|
Dermatologic
|
Endocrine/ metabolic
|
GI
|
Hematologic
|
Hepatic
|
Hiper sensitivity
|
Neurologic (central)
|
Neurologic (peripheral)
|
Ocular
|
Pulmonary
|
Renal
|
Asparaginase
|
|
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
√
|
Bleomycin
|
|
√
|
|
√
|
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
Busulfan
|
|
√
|
|
|
√
|
|
|
|
|
|
√
|
|
Carboplatin
|
|
|
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
|
√
|
Carmustine
|
|
√
|
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
√
|
√
|
√
|
Chlorambucil
|
|
|
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
√
|
|
Cisplatin
|
|
|
√
|
√
|
√
|
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
√
|
Cyclophosphamide
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
√
|
|
Cytarabine
|
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
√
|
|
√
|
√
|
|
Dacarbazine
|
√
|
√
|
|
√
|
√
|
|
|
√
|
|
|
|
|
Dactinomycin
|
|
√
|
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
Daunomycin
|
√
|
√
|
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
Docetaxel
|
|
√
|
|
√
|
√
|
|
√
|
|
√
|
|
|
|
Doxorubicin
|
√
|
√
|
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
Etoposide
|
√
|
√
|
|
√
|
√
|
|
√
|
|
√
|
|
|
|
Filgrastim
|
√
|
|
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
Fluorouracil
|
√
|
√
|
|
√
|
√
|
|
|
√
|
|
|
|
|
Gemcitabine
|
|
√
|
|
√
|
√
|
√
|
|
√
|
|
|
|
|
Ifosfamide
|
|
√
|
|
√
|
√
|
|
|
√
|
|
|
|
|
Leucovorin
|
|
|
|
|
|
|
√
|
|
|
|
|
|
Agestrol acetate
|
√
|
|
√
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
|
Melphalan
|
|
√
|
|
√
|
√
|
|
√
|
|
|
|
√
|
|
Mercaptopurine
|
|
|
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
Mesna
|
|
|
√
|
√
|
|
|
√
|
|
|
|
|
|
Methotrexate
|
|
√
|
|
√
|
√
|
|
|
√
|
|
|
√
|
√
|
Mitomycin
|
√
|
√
|
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
|
√
|
√
|
Paclitaxel
|
√
|
√
|
|
√
|
√
|
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
Tamoxifen
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
|
√
|
|
√
|
√
|
|
Vinblastine
|
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
√
|
|
|
|
Vincristine
|
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
|
√
|
|
|
|
0 komentar:
Posting Komentar