Sabtu, 06 Desember 2014

MAKALAH HIPERTIROID

Diposting oleh Unknown di 02.54
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Hipertiroidisme dan tirotoksikosis sering dipertukarkan. Tirotoksikosis berhubungan  dengan  suatu  kompleks  fisiologis  dan  biokimiawi  yang ditemukan  bila  suatu  jaringan memberikan  hormon  tiroid  berlebihan. Sedangkan hipertiroidisme adalah tirotoksikosis sebagai akibat produksi tiroid itu sendiri. Tirotoksikosis terbagi atas kelainan yang berhubungan dengan  hipertiroidisme  dan  yang  tidak  berhubungan  dengan hipertiroidisme. Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak,  disebut  pituitari.  Pada  gilirannya,  pituitari  diatur  sebagian  oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus, juga suatu bagian dari otak. Hipothalamus  melepaskan  suatu  hormon  yang  disebut  Thyrotropin Releasing Hormone (TRH), yang mengirim sebuah sinyal ke pituitari untuk melepaskan  Thyroid  Stimulating  Hormone  (TSH). Pada  gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas hormon-hormon tiroid. Jika  aktivitas  yang  berlebihan  dari  yang  mana  saja  dari  tiga  kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid. Pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan  cara  menekan  produksi  (obat  anti tiroid)  atau  merusak  jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).

B.     Tujuan Penulisan
Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah :
·         Memberikan penjelasan mengenai hipertiroid
Adapun tujuan khususnya adalah :
·         Menjelaskan teori dan konsep terkait dengan hipertiroid
·         Memaparkan proses terjadinya hipertiroid
·         Menerapkan teori dan konsep tersebut dan memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang menderita hipertiroid




C.    Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dengan penulisan makalah ini adalah :
·         Sebagai suatu sarana untuk meningkatkan pengetahuan yang telah didapat dari materi hipertiroid yang sebenarnya
·         Sebagai masukan bagi semua mahasiswa dalam upaya menjelaskan maupun berdiskusi dalam perkuliahan
·         Dapat digunakan sebagai acuan dan referensi dalam pembelajaran


















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Definisi Hipertiroid
Hipertiroid atau Hipertiroidesme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radioaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya). Kelenjar  tiroid  adalah  subtansi  kimia  yang  diproduksi  oleh  kelenjar tiroid  dan  dilepaskan  kedalam  aliran  darah.  Hormon  tiroid  saling berinteraksi  dengan  hampir  seluruh  sel  tubuh,  yang  menyebabkan  sel tubuh  untuk  meningkatkan  aktivitas  metabolisme  mereka.  Kelainan banyaknya hormon tiroid ini yang secara khas mempercepat metabolism tubuh.  Metabolisme  adalah  proses  kimia  dan  fisika  yang  menciptakan unsur  dan  menghasilkan  energi  yang  diperlukan  untuk  fungsi  sel, pertumbuhan dan divisi. Hipertiroid  atau  Hipertiroidisme  biasanya  dapat  diatasi  dengan obat-obatan.  Pilihan  lainnya  adalah  pembedahan  untuk  mengangkat kelenjar  tiroid  atau  pemberian  yodium  radioaktif.  Setiap  pengobatan memiliki kelebihan dan kekurangan. Agar  bekerja  sebagaimana  mestinya,  kelenjar  tiroid  memerlukan sejumlah kecil yodium : Jumlah yodium yang berlebihan bisa menurunkan jumlah  hormon  yang  dibuat  dan  mencegah  pelepasan  hormon  tiroid. Karena itu untuk menghentikan pelepasan hormon tiroid yang berlebihan, bisa  diberikan  yodium  dosis  tinggi.  Pemberian  yodium  terutama bermanfaat jika hipertirodisme harus segera dikendalikan (misalnya sebelum  dilakukan  tindakan  pembedahan). Yodium tidak digunakan pada pengobatan rutin atau pengobatan jangka panjang. Propiltiourasil atau metimatolmerupakan obat yang paling sering digunakan  untuk  mengobati  hipertiroidisme.  Obat  ini  memperlambat fungsi tiroid dengan cara mengurangi pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar. Kedua obat tersebut diberikan per-oral (ditelan), dimulai dengan dosis  tinggi.  Selanjutnya  disesuaikan  dengan  hasil  pemeriksaan darah terhadap hormon tiroid. Tiroiditis adalah radang kelenjar tiroid yang biasanya diikuti dengan gejala hipertiroid. Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita setelah melahirkan,  yang  beberapa  bulan  kemudian  timbul  gejala  hipotiroid. Sebagian  besar  akan  pulih  kembali  menjadi  normal tiroid.  Setelah pengobatan dengan radiasi yodium radiaktif, atau setelah tindakan bedah, jaringan tiroid menjadi tidak berfungsi. Obat-obatan  beta  bloker  (misalnya  prapanolol)  membantu mengendalikan  beberapa  gejala  Hipertiroid.  Obat  ini  efektif  dalam memperlambat  denyut  jantung  yang  cepat,  mengurangi  gemetar  dan mengendalikan  kecemasan.  Beta  bloker  terutama  bermanfaat  dalam mengatasi badai tiroid dan penderita yang dikendalikan oleh obat lain. Sebagian besar pemakaian yodium radiaktif pada akhirnya menyebabkan hipotiroidisme sekitar 25% penderita mengalamai hipotiroidisme dalam waktu 1 tahun setelah pemberian radioaktif. Pada  riroldektomi,  kelenjar  tiroid  diangkat  melalui  pembedahan. Pembedahan merupakan terapi pilihan bagi penderita muda, penderita yang gondoknya sangat besar, penderita yang alergi, terhadap obat atau mengalami efek samping akibat obat. Setelah menjalani pembedahan, bisa terjadi hipotiroidisme kepada penderita ini diberikan terapi salih hormone sepanjang hidupnya.
B.     Anatomi Fisiologi
Mekanisme yang berjalan di dalam tubuh manusia tersebut diatur oleh dua sistem pengatur utama, yaitu sistem saraf dan sistem hormonal atau sistem endokrin (Guyton & Hall: 1159). Pada umumnya, sistem saraf ini mengatur aktivitas tubuh yang cepat, misalnya kontraksi otot, perubahan viseral yang berlangsung dengan cepat, dan bahkan juga kecepatan sekresi beberapa  kelenjar  endokrin  (Guyton  &  Hall:  703).  Sedangkan,  system hormonal  terutama  berkaitan  dengan  pengaturan  berbagai  fungsi metabolisme tubuh, seperti pengaturan kecepatan rekasi kimia di dalam sel atau pengangkutan bahan-bahan melewati membran sel atau aspek lain dari  metabolisme  sel  seperti  pertumbuhan  dan  sekresi  (Guyton & Hall:1159).  Hormon tersebut dikeluarkan oleh sistem kelenjar atau struktur lain yang  disebut  sistem  endokrin. Salah  satu   kelenjar  yang  mensekresi hormon yang sangat berperan dalam metabolisme tubuh manusia adalah kelenjar tiroid. Dalam pembentukan hormon tiroid tersebut dibutuhkan persediaan unsur yodium yang cukup dan berkesinambungan. Penurunan total  sekresi  tiroid  biasanya  menyebabkan  penurunan  kecepatan metabolisme basal kira-kira 40 sampai 50 persen di bawah normal, dan bila  kelebihan  sekresi  hormon  tiroid  sangat  hebat  dapat  menyebabkan naiknya  kecepatan  metabolisme  basal  sampai  setinggi  60  sampai  100 persen di atas normal (Guyton & Hall: 1187). Keadaan ini dapat timbul secara spontan maupun sebagai akibat pemasukan hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson:337-338). Tiroksin dan triiodotironin berfungsi meningkatkan kecepatan reaksi kimia dalam hampir semua sel tubuh, jadi meningkatkan  tingkat  metabolisme  tubuh  umum.  Kalsitonin  berfungsi memacu  pengendapan  kalsium  di  dalam  tulang  sehingga  menurunkan konsentrasi  tingkat  metabolisme  tubuh  umum.  Fungsi  Hormon-hormon tiroid yang lain adalah memegang  peranan  penting  dalam  pertumbuhan  fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang, mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin, efek  kronotropik  dan  inotropik  terhadap  jantung  yaitu :
·         menambah  kekuatan  kontraksi  otot  dan  menambah  irama jantung
·         Merangsang pembentukan sel darah merah
·         Mempengaruhi  kekuatan  dan  ritme  pernafasan  sebagai kompensasi  tubuh  terhadap  kebutuhan  oksigen  akibat metabolisme.
·         Bereaksi sebagai antagonis kalsium.

C.    Patofisiologi
Penyebab  hipertiroidisme  biasanya  adalah  penyakit  graves,  goitertoksika.  Pada  kebanyakan  penderita  hipertiroidisme,  kelenjar  tiroid membesar  dua  sampai  tiga  kali  dari  ukuran  normal,  disertai  dengan banyak  hiperplasia  dan  lipatan-lipatan  sel-sel  folikel  ke  dalam  folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan  pembesaran  kelenjar normal.  Juga,  setiap  sel  meningkatkan  kecepatan 5-15 kali lebih besar dari pada normal. Pada hipertiroidisme, konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu  yang  “menyerupai”  TSH, Biasanya  bahan-bahan  ini  adalah antibody  immunoglobulin  yang  disebut  TSI  (Thyroid  Stimulating Immunoglobulin), yang berkaitan  dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi CAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormone hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori  kelenjar  tiroid  membesar.  Gejala  klinis  pasien  yang  sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal.  Bahkan  akibat  proses  metabolisme  yang  menyimpang  ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme  ini  menyebabkan  terjadinya  tremor  otot  yang  halus dengan  frekuensi  10-15  kali  perdetik,  sehingga  penderita  mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardia atau diatas normal juga  merupakan  salah  satu  efek  hormon  tiroid  pada  system kardiovaskular.  Eksopthalamus  yang  terjadi  merupakan  reaksi  inflamasi autoimun  yang  mengenai  daerah  jaringan  periorbital  dan  otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.

D.    Manifestasi Klinis
Hipertiroid pada penyakit graves adalah akibat antibodi reseptor TSH yang merangsang aktivitas tiroid, sedang pada goiter multimodular toksik berhubungan dengan autonomi tiroid itu sendiri. Perjalanan  penyakit  hipertiroid  biasanya  perlahan-lahan  dalam beberapa  bulan  sampai  beberapa  tahun.  Manifestasi  klinis  yang  paling sering  adalah  penurunan  berat  badan,  kelelahan,  tremor , gugup, berkeringat banyak, tidak tahan panas, saat di palpasi terjadi pembesaran tiroid.

E.     Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap pelepasan  keduanya.  Hipertiroidisme  akibat  malfungsi  hipofisis memberikan gambaran kadar TH dan TSH yang finggi. TRF akan rendah karena  umpan  balik  negatif  dari  HT  dan  TSH.  Hipertiroidisme  akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang tinggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan. Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
1.  Penyakit Graves
Penyakit  ini  disebabkan  oleh  kelenjar  tiroid  yang  over aktif  dan merupakan  penyebab  hipertiroid  yang  paling  sering  dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih sering daripada pria.  Di  duga  penyebabnya  adalah  penyakit  autonoimun,  dimana antibodi  yang  ditemukan  dalam  peredaran  darah  yaitu  Tyroid Stimulating Immunogirobulin  (TSI  antibodies),  Thyroid  Peroksidase Antibodies (TPO)  dan  TSH  Receptor  Antibodies  (TRAB). Pencetus  kelainan  ini adalah stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormone tiroid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.

2.  Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa  satu   atau  banyak.  Kata  toxic  berarti  hipertiroid,  sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.

3.  Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan  kontrol  ke  dokter  yang  tidak  teratur.  Sehingga  pasien  terus minum  obat  tiroid,  ada  pula  orang  yang  minum  hormon  tiroid dengan tujuan menurunkan berat badan hingga timbul efek samping.

4.  Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.

5.  Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan. Dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiroid,  2-3 bulan kemudian keluar gejala hipotiroid.

6.  Konsumsi Yodium Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.

F.     Tanda dan Gejala
Hipertiroid mempunyai tanda dan gejala yang bervariasi yaitu :
·         Banyak keringat
·         Tidak tahan panas
·         Sering BAB, kadang diare
·         Jari  tangan  gementar (tremor)
·         Nervous, tegang, gelisah, cemas, mudah tersinggung
·         Jantung berdebar cepat
·         Haid menjadi tidak teratur
·         Bola mata menonjol dapat disertai  dengan  penglihatan ganda
·         Denyut nadi tidak teratur terutama pada usia diatas 60 tahun
·         Tekanan darah meningkat
·         Denyut nadi cepat, seringkali >100x/menit
·         Berat badan turun, meskipun banyak makan
·         Otot lemas, terutama lengan atas dan paha
·         Rambut rontok
·         Kulit halus dan tipis
·         Pikiran sukar konsentrasi
·         Kehamilan sering berakhir dengan keguguran
·         Terjadi perubahan pada mata  bertambahnya pembentukan air mata, iritasi dan peka terhadap cahaya

G.    Komplikasi
Komplikasi tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid, yang terjadi secara tiba-tiba. Badai tiroid bisa menyebabkan :
1.  Demam, kegelisahan, perubahan suasana hati, kebingungan
2.  Kelemahan dan pengisutan otot yang luar biasa
3.  Perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)
4.  Pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan
Badai tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan memerlukan tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan  ketidakteraturan  irama  jantung  yang  bisa  berakibat  fatal (aritmia) dan syok. Badai tiroid biasanya terjadi karena hipertiroid tidak diobati atau karena pengobatan yang tidak adekuat dan bisa dipicu oleh :
-  Infeksi - Diabetes yang kurang terkendali
-  Pembedahan
-  Stress
-  Ketakutan
-  Kehamilan atau persalinan\
H. Penatalaksanaan
            Tujuan  pengobatan  hipertiroid  adalah  produksi  hormon  (obat  anti tiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi sub total)
1.  Obat antitiroid
Digunakan dengan indikasi :
a. Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap pada pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirrotoksikosis.
b. Obat  untuk  mengontrol  tirotoksikosis  pada  fase  sebelum pengobatan,  atau sesudah  pengobatan  pada  pasien  yang mendapat yodium radioaktif.
c.  Persiapan tiroidektomi
d.  Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
e.  Pasien dengan krisis tiroid
Obat antitiroid yang sering digunakan :
·         Obat                            Dosis               awal Pemeriksaan
(mg /hari)                     (mg/hari)
Karbimatol                  30-60                           5-20
Metimazol                   30-60                           5-20
Propiltiourasil              300-600                       50-200
Obat-obatan ini umumnya diberikan sekitar 18- 24 bulan. Pada pasien  hamil  biasanya  diberikan  propiltiourasil  dengan  dosis serendah mungkin yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi. Pada masa laktasi  juga  diberikan  propiltiourasil  karena  hanya  sedikit  sekali yang keluar dari air susu ibu, oasis yang dipakai 100-500 mg tiap 8 jam.
2.  Pengobatan dengan yodium radioaktif
Indikasi pengobatan dengan yodium radioaktif diberikan pada :
a. Pasien umur 35 tahun atau lebih
b. Hipertiroid yang kambuh sesudah di operasi
c. Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid
d. Tidak  mampu  atau  tidak  mau  pengobatan  dengan  obat antitiroid
e. Adenoma toksik, goiter multinodular toksik
3. Operasi
Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroid. Indikasi operasi adalah :
a. Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap obat antitiroid
b. Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid dosis besar
c. Alergi terhadap obat anti tiroid, pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif.
d. Adenoma toksik atau strauma multinodular toksik
e. Pada penyakit graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul
Sebelum  operasi  biasanya  pasien  diberi  obat  antitiroid  sampai eutitiroid  sampai  eutiroid  kemudian  diberi  cairan  kalium  yodida 100-200 mg/hari atau cairan lugol 10-14 tetes/ hari selama 10 hari sebelum dioperasi untuk mengurangi vaskularisasi pada kelenjar tiroid.
4.  Pengobatan tambahan
a. Sekat β-adrenergik
Obat  ini  diberikan  untuk  mengurangi  gejala  dan  tanda hipertiroid. Dosis diberikan 40- 200 mg/hari yang dibagi atas 4 dosis. Pada orang lanjut usia diberikan 10 mg/6 jam.
b. Yodium
Yodium terutama digunakan untuk persiapan operasi. Sesudah pengobatan  dengan  yodium  radioaktif  dan  pada  krisis  tiroid. Biasanya diberikan pada dosis 100- 300 mg/hari.
c. Ipodat
Ipodat  kerjanya  lebih  cepat  dan sangat  baik  digunakan pada keadaan  akut  seperti  krisis  tiroid  kerja  padat  adalah menurunkan  konversi  T4  menjadi  T3  diperifer,  mengurangi sintesis hormon tiroid, serta mengurangi pengeluaran hormone dari tiroid.
d. Litium
Litium mempunyai daya kerja seperti yodium, namun tidak jelas keuntungannya  dibandingkan  dengan  yodium.  Litium  dapat digunakan  pada  pasien  dengan  krisis  tiroid  alergi  terhadap yodium
I. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan adalah :
·         TSH serum (biasanya menurun)
·         T3, T4 (biasanya meningkat)
·         Test darah hormon tiroid
·         X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)























BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A.    Pengkajian
1.  Aktivitas atau istirahat
Gejala : Insomnia,  sensitivitas  meningkat,  otot  lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat
Tanda : Atrofi otot
2.  Sirkulasi
Gejala: Palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda :  Distritmia  (vibrilasi  atrium),  irama  gallop,  murmur, peningkatan  tekanan  darah  dengan  tekanan  nada  yang  berat. Takikardia saat istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)
3.  Eliminasi
Gejala :  Perubahan  pola  berkemih  (poliuria,  nocturia),  rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan abdomen, diare, urine encer, pucat, kuning, poliuria (dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi), bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare).
4.  Integritas / Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi.
Tanda : Ansietas peka rangsang
5.  Makanan / Cairan
Gejala: Hilang nafsu makan, mual atau muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat  badan  lebih  dari  periode  beberapa  hari/minggu,  haus, penggunaan diuretik (tiazid)
Tanda :  Kulit  kering  atau  bersisik,  muntah,  pembesaran  thyroid (peningkatan
kebutuhan  metabolisme  dengan  pengingkatan  gula  darah),  bau halitosis atau
manis, bau buah (napas aseton)
6.  Neurosensori
Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala kesemutan, kelemahan pada otot parasetia, gangguan penglihatan.
Tanda : Disorientasi, mengantuk, lethargi, stupor atau koma (tahap lanjut), gangguan memori baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun;koma), aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA).
7.  Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
8.  Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung adanya infeksi atau tidak)
Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulent (infeksi), frekuensi pernapasan meningkat
9.  Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda  : Demam,  diaforesis,  kulit  rusak,  lesi  atau  ulserasi, menurunnya  kekuatan  umum/rentang  gerak,  parastesia  atau paralysis  otot  termasuk  otot  pernapasan  (jika  kadar  kalium menurun dengan cukup tajam)
10.  Seksualitas
Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria.
Tanda : Glukosa darah meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih, aseton
plasma  positif  secara  mencolok,  asam  lemak  bebas  kadar  lipid dengan kolesterol meningkat.

B.     Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami hipertiroidisme adalah sebagai berikut :
·         Risiko  tinggi  terhadap  penurunan  curah  jantung  berhubungan dengan hipertiroid tidak  terkontrol,  keadaan  hipermetabolisme,  peningkatan  beban kerja jantung.
·         Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi.
·         Risiko  tinggi  terhadap  perubahan  nutrisi  kurang  dari  kebutuhanberhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan).
·         Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan mekanisme perlindungan dari mata: kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
·         Ansietas  berhubungan  dengan  faktor  fisiologis:  status hipermetabolik.
·         Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan  berhubungan  dengan  tidak  mengenal  sumber informasi.
·         Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan
fisiologik, peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental,
perubahan pola tidur.

C.    Intervensi Keperawatan
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid  tidak terkontrol,  keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung
Tujuan : Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan kriteria :
- Nadi perifer dapat teraba normal
- Vital sign dalam batas normal.
- Pengisian kapiler normal
- Status mental baik
- Tidak ada disritmia
Intervensi :
·         Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi
 Rasional : Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat dari vasodilatasi  perifer  yang  berlebihan dan penurunan volume sirkulasi
·         Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan pasien.
Rasional  :  Merupakan  tanda  adanya  peningkatan  kebutuhan oksigen oleh otot jantung atau iskemia
·         Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara yang tidak normal (seperti krekels)
Rasional : Murmur yang menonjol berhubungan dengan curah jantung meningkat pada keadaan hipermetabolik
·         Observasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membrane kering, nadi lemah, penurunan produksi urine dan hipotensi
Rasional  : Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan menurunkan  volume sirkulasi dan menurunkan curah jantung
·         Catat masukan dan keluaran
Rasional  :  Kehilangan cairan yang terlalu banyak dapat menimbulkan dehidrasi berat


2. Kelelahan  berhubungan  dengan  hipermetabolik  dengan peningkatan kebutuhan energi
Tujuan  :  Klien  akan  mengungkapkan  secara  verbal  tentang peningkatan tingkat
energi
Intervensi :
·         Pantau tanda vital dan catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas.
Rasional  :  Nadi  secara  luas  meningkat  dan  bahkan  istirahat, takikardia mungkin ditemukan
·         Ciptakan lingkungan yang tenang
Rasional  :  Menurunkan  stimulasi  yang  kemungkinan  besar  dapat menimbulkan
agitasi, hiperaktif dan insomnia
·         Sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas
Rasional  :  Membantu  melawan  pengaruh  dari  peningkatan metabolisme
·         Berikan tindakan yang membuat pasien merasa nyaman seperti massase
Rasional : Meningkatkan relaksasi

3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan  peningkatan  metabolism (peningkatan  nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)
Tujuan : Klien akan menunjukkan berat badan stabil dengan kriteria :
- Nafsu makan baik.
- Berat badan normal
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Intervensi :
·         Catat adanya anoreksia, mual dan muntah
Rasional  :  Peningkatan  aktivitas  adrenergic  dapat  menyebabkan gangguan
sekresi insulin/terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia
·         Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap hari
Rasional : Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan kalori  yang  cukup  merupakan  indikasi  kegagalan  terhadap  terapi antitiroid
·         Kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin
Rasional  :  Mungkin  memerlukan  bantuan  untuk  menjamin pemasukan zat-zat
makanan  yang  adekuat  dan  mengidentifikasi  makanan  pengganti yang sesuai.
4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan
perubahan  mekanisme  perlindungan  dari  mata:  kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus
Tujuan  :  Klien  akan  mempertahankan  kelembaban  membrane mukosa mata, terbebas dari ulkus
Intervensi :
·         Observasi adanya edema periorbital
Rasional : Stimulasi umum dari stimulasi adrenergik yang berlebihan
·         Evaluasi ketajaman mata
Rasional  :  Oftalmopati  infiltratif  adalah  akibat  dari  peningkatan jaringan retroorbita
·         Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap
Rasional : Melindungi kerusakan kornea
·         Bagian kepala tempat tidur ditinggikan
Rasional : Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi

5. Ansietas  berhubungan dengan faktor fisiologis:  status hipermetabolik
Tujuan : Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi dengan kriteria : Pasien tampak rileks
Intervensi :
·         Observasi tingkah laku yang menunjukkan tingkat ansietas
Rasional : Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan insomnia
·         Bicara singkat dengan kata yang sederhana
Rasional : Rentang perhatian mungkin menjadi pendek, konsentrasi berkurang,  yang  membatasi  kemampuan  untuk  mengasimilasi informasi
·         Jelaskan prosedur tindakan
Rasional  :  Memberikan  informasi  yang  akurat  yang  dapat menurunkan  kesalahan interpretasi
·         Kurangi stimulasi dari luar
Rasional : Menciptakan lingkungan yang terapeutik


6.  Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi
Tujuan : Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya dengan kriteria: Mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya
Intervensi :
·         Tinjau ulang proses penyakit dan harapan masa depan
Rasional  : Memberikan  pengetahuan  dasar  dimana  pasien  dapat menentukan pilihan berdasarkan informasi
·         Berikan informasi yang tepat
Rasional : Berat ringannya keadaan, penyebab, usia dan komplikasi yang muncul akan menentukan tindakan pengobatan
·         Identifikasi sumber stress
Rasional : Faktor psikogenik seringkali sangat penting dalam memunculkan/eksaserbasi dari penyakit ini
·         Tekankan pentingnya perencanaan waktu istirahat
Rasional : Mencegah munculnya kelelahan
·         Berikan informasi tanda dan gejala dari hipotiroid
Rasional  :  Pasien  yang  mendapat  pengobatan  hipertiroid  besar kemungkinan
mengalami hipotiroid yang dapat terjadi segera setelah pengobatan selama 5 tahun kedepan

7. Risiko  tinggi  perubahan  proses  pikir  berhubungan  dengan perubahan fisiologik, peningkatan  stimulasi  SSP/mempercepat  aktifitas  mental, perubahan pola tidur
Tujuan : Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.
Intervensi :
·         Kaji proses pikir pasien seperti memori, rentang perhatian, orientasi terhadap
tempat, waktu dan orang
Rasional :  Menentukan adanya kelainan pada proses sensori
·         Catat adanya perubahan tingkah laku
Rasional : Kemungkinan terlalu waspada, tidak dapat beristirahat, sensitifitas
meningkat  atau  menangis  atau  mungkin  berkembang  menjadi psikotik yang sesungguhnya
·         Kaji tingkat ansietas
Rasional : Ansietas dapat merubah proses pikir
·         Ciptakan lingkungan yang tenang, turunkan stimulasi lingkungan
Rasional  :  menurunan  stimulasi  eksternal  dapat  menurunkan hiperaktifitas/refleks, peka rangsang saraf, halusinasi pendengaran
·         Orientasikan pasien pada tempat dan waktu
Rasional : Membantu untuk mengembangkan dan mempertahankan kesadaran
pada realita/lingkungan
·         Anjurkan keluarga atau orang terdekat lainnya untuk mengunjungi klien.
Rasional  :   Membantu  dalam  mempertahankan  sosialisasi  dan orientasi pasien.
·         Kolaborasi  pemberian  obat  sesuai  indikasi  seperti sedatif/tranquilizer, atau obat anti psikotik.
Rasional  :  Meningkatkan  relaksasi,menurunkan  hipersensitifitas saraf/agitasi untuk meningkatkan proses pikir

D.    Implementasi
Setelah  rencana  tindakan  keperawatan  disusun  secara  sistemik. Selanjutnya rencana  tindakan  tersebut  diterapkan  dalam  bentuk kegiatan  yang  nyata  dan  terpadu  guna  memenuhi  kebutuhan  dan mencapai tujuan yang diharapkan.

E.     Evaluasi
Hasil yang diharapkan adalah :
1. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan
tubuh
2. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi
3. Klien akan menunjukkan berat badan stabil
4. Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari ulkus
5.  Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat
diatasi
6.  Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya
7.  Mempertahankan  orientasi  realitas  umumnya,  mengenali perubahan dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.

BAB IV
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar  pituitari)  dan  sebagian  oleh  kelenjar  lain  yang  disebut hipothalamus, juga  suatu  bagian  dari  otak . Pengobatan  hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).
B.  Saran
Dari penyakit ini dapat dihindarkan dengan cara tidak stress, tidak merokok, tidak mengkonsumsi  obat-obatan  sembarangan  dan  tidak mengkonsumsi  yodium  secara  berlebihan  karena  dapat  terjadi  radiasi pada leher dan organisme-organisme dapat menyebabkan infeksi karena ada virus.












DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius
Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal.
Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis.
Anonim. 2008. Hipertiroidisme. http://www.medicastore.com
Anonim. 2008. Mengenal Tiroid. http://www.demomedical.com
Carpenito, Linda Juall. 2001. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC



1 komentar:

Unknown mengatakan...

Terima kasih mas infromasniya tenatng malah hipertiroid , kalau boleh nambahkan coba buka ini mas


http://www.tanyadok.com/kesehatan/waspadai-hipertiroid-yang-semakin-menjamur

Posting Komentar

 

SHARE D' MOMENT Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review