Senin, 08 Desember 2014

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN KEPRIBADIAN AFEKTIF

Diposting oleh Unknown di 21.21

A.Pengertian
Kepribadian afektif adalah keadaan perasaan dan emosinya yang berubah-ubah antara depresi dan euforia. Penderita mungkin berhaasil menarik banyak teman karena sifatnya yang ramah, gembira, semangat, hangat, tetapi dikenal pula sebagai orang yang tak dapat diramalkan. Dalam keadaan depresi, penderita dapat menjadi sangat cemas, khawatir, pesimis, bahkan nihilistik.
B.Etiologi.
Dasar umum untuk gangguan ini tidak diketahui. Penyebabnya merupakan interaksi antara faktor biologis, faktor genetik, dan faktor psikososial. Kelainan metabolit amin biogenic seperti 5-hydroxyindoleacetic acid (5 HIAA), homovanillic acid (HVA), 3-metoksi-4-hidroksifenilglikol (MHPG) dalam darah, urin, dan cairan serebrospinal dilaporkan ditemukan pada pasien. Pola penurunan terjadi melalui mekanisme yang Kompleks. Bukan hanya tidak mungkin untuk menyingkirkan faktor psikososial, namun faktor nongenetik mungkin memainkan peranan kausatif dalam perkembangan gangguan ini pada sekurangnya seberapa orang pasien.
C.Tanda dan Gejala.
Orang dengan gangguan identitas disosiatif mungkin sering mengalami gambaran gejala yang bisa menyerupai gangguan kejiwaan lainnya. Gejala-gejala mungkin mirip dengan gangguan kecemasan, gangguan kepribadian, skizofrenia dan afektif atau epilepsi (gangguan neurologis dan pskiatris)

Gejala-gejala dari gangguan ini, khususnya, termasuk:
  1. depresi;
  2. kecemasan (berkeringat, denyut nadi cepat, berdebar-debar);
  3. fobia;
  4. serangan panik;
  5. sakit kepala dan nyeri di bagian lain dari tubuh;
  6. tidak stabil tingkat fungsi, mulai dari yang sangat efektif untuk tidak efektif;
  7. penyimpangan dan distorsi dalam persepsi waktu yaitu amnesia disosiatif;
  8. disfungsi seksual;
  9. gangguan makan;
  10. stres pasca-trauma;
  11. mencoba bunuh diri;
  12. penggunaan atau penyalahgunaan zat (alkohol, obat-obatan)




Gejala lain termasuk:
  1. Depersonalisasi - yang mengacu pada perasaan nyata, kehilangan dirinya dan terputus dari proses fisik dan mental "diri", pandangan penderita kepribadian ganda ini dapat melihat dirinya seolah-olah ia sedang menonton film, dan juga dapat berkata dan mendengarkan percakapan dalam kepribadiannya, mirip dengan halusinasi.
  2. Derealization - mengacu pada persepsi orang-orang akrab seolah-olah mereka aneh atau bahkan tidak realistis.

Orang dengan gangguan identitas disosiatif secara konstan sering mendengar dan memberitahu orang lain tentang apa yang telah mereka lakukan tetapi mereka tidak ingat. dan juga yang dilakukan orang lain termasuk perubahan dalam perilaku orang lain tersebut.

Orang yang mengalami gangguan ini sering menyebut diri mereka sebagai "kita", "dia" atau "dia." Orang dengan gangguan identitas disosiatif biasanya memiliki riwayat tiga atau lebih diagnosa yang berbeda psikiatri sebelumnya dan yang tidak menanggapi pengobatan. Orang-orang ini sangat memperhatikan masalah kontrol, baik kontrol diri dan kontrol orang lain.

Perlu diketahui orang-orang yang merawat atau menghadapi orang yang gangguan kepribadian ganda ini harus berhati-hati dan harus diawasi. Sebagai contoh, seseorang dapat mengekspresikan ide-ide bunuh diri dan menyakiti dirinya sendiri seperti gejala yang tercantum di atas - tetapi tidak dapat didiagnosis dengan gangguan karena harus ada dua atau lebih kepribadian.
Manifestasi klinis
Episode manik
Pada kelompok ini terdapat afek yang meningkat, disertai peningkatan dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental, dalam berbagai derajat keparahan. Kategori ini hanya untuk satu episode manik (tunggal yang pertama), termasuk gangguan afektif bipolar, episode manik tunggal.
Termasuk:
1. Hipomania
 Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania, afek yang meninggi atau berubah disertai peningkatan aktivitas menetap selama sekurang-kurangnya beberapa hari berturut-turut, pada suatu derajat intensitas dan bertahan melebihi siklotimia serta tidak ada halusinasi atau waham.
 Menimbulkan pengaruh nyata atas kelancaran pekerjaan dan aktivitas sosial.
2. Mania tanpa gejala psikotik
 Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu dan cukup berat sampai mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas sosial yang biasa dilakukan
 Perubahan afek harus disertai energi yang bertambah sehingga terjadi aktivitas berlebihan, percepatan dan kebanyakan bicara, kebutuhan tidur berkurang, ide-ide perihal kebesaran dan terlalu optimistik.
3. Mania dengan gejala psikotik
 Gambaran klinis lebih berat daripada mania tanpa gejala psikotik
 Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran (delusion of persecution). Waham dan halusinasi sesuai dengan keadaan afek tersebut.
Psikosa afektif terbagi dua yaitu:
a. Melankolia Involusi
 Terjadi pada wanita > 45 tahun
 Terjadi pada pria > 55 tahun
 Berhubungan dengan berkurangnya fungsi kelenjar endokrin dan reproduktif
 Mudah timbul rasa cemas, depresi dan paranoid
 Kepribadian presikotik
 Gejala: lekas marah, pesimis, suka mengeluh, ragu-ragu pada beberapa minggu awal
 Prognosa: makin berat gejala, prognosa makin jelek.
b. Psikosa Manik Depresif
 Perbandingannya wanita:pria = 2:1
 Terdapat keadaan mania disusul depresi.
Jenis mania
Jenis depresi
 Gangguan emosi: optimistik, percaya diri yang tinggi, euforia kadang disertai halusinasi dan waham kebesaran
 Aktivitas yang berlebihan sangat gelisah terus bicara atau nyanyi.
 Merobek-robek baju
 Flight of idea
 Perhatian sangat terganggua
 Gangguan emosi: selalu lelah dan khawatir.
 Pesimistik, harga diri rendah, timbul keinginan suicide
 Penghambatan aktivitas
 Menghindari orang lain
 Tidak bisa mengambil keputusan.
 Rasa lelah
 Perasaan tertekan pada kepala, dada
 Sukar tidur
 Nafsu makan menurun
 Haid terganggu
 impotensi
Perjalanan dan prognosis.
15% pasien depresi akhirnya bunuh diri. Bila tidak diterapi, episode depresi rata-rata berlangsung sekitar 10 bulan. Minimal 75% pasien terkena menderita episode depresi kedua, paling sering dalam 6 bulan pertama sesudah episode awal. Jumlah rata- rata episode depresif dalam seumur hidup adalah 5. Prognosis umumnya baik: 50% sembuh, 30% sembuh sebagian, 20% kronik. Sekitar 20-30% pasien distimik atau siklotimik mengalami depresi berat (depresi dobel) atau mania. 45% episode manik rekuren. Bila tidak diobati, episode manik berlangsung 3-6 bulan dengan angka rekuren tinggi (sekitar 10 rekurensi). 80-90% pasien manik akhirnya mengalami episode depresif penuh. Prognosis sedang: 15% sembuh; 50-60% sembuh sebagian (relaps multiple dengan fungsi interepisodik baik) dan sepertiga mengidap beberapa bukti gejala kronik dan deteriorasi sosial.
Diagnosi keperawatan: Harga diri rendah kronis.

Kemungkinan penyebab
 stress hebat
 hubungana interpersonal yang tidak sehat
 gangguan alam perasaaan
 trauma pada masa anak-anak awal
 merasa tidak berdaya
Batasan karakteristik:
 berbicara sendiri dan melihat dunia ini secara negatif
 mempersepsikan dan menyatakan kegagalan secara.
 Penampilan tidak rapi dengan postur tubuh membungkuk
 Tidak mampu memenuhi pengharapan pribadi
 Sedikit atau tidak ada partisipasi dalam beraktivitas dengan orang lain

Tujuan jangka panjang
Klien mengembangkan dan mempertahankan persepsi diri yang realistis.
Tujuan jangka pendek #1:
Klien mengenali dan mulai mengubah metode koping yang tidak efektif dalam menghadapi stresor dikehidupan sehari-hari.
Intervensi dan rasional:
 Bantu klien mengenali dan mendiskusikan metode yang digunakan untuk melaksanakan koping dalam menghadapi stresor.
Rasional: sebelum perubahan itu memungkinkan, klien perlu memeriksa stresor terbaru dan mengenali ketidakefektifan metode koping yang dipakai saat ini.
 Bantu klien mengungkapkan bagaimana pikiran waham mengganggu kemampuan koping.
Rasional: klien perlu menyadari bahwa pikiran waham adalah penghalang utama untuk melaksanakan koping yang efektif.
 Bantu klien mengenali dan mengembangkan kekuatan positif serta keterampilan yang sudah ada.
Rasional: penting untuk mengintervensi dengan cara-cara yang dapat meningkatkan konsep diri.
 Bantu klien berfokus pada pandangan realistis tentang dirinya yang meliputi pengetahuan akan kekuatan dan kelemahannya.
Rasional: pandangan yang tidak realistis tentang diri menyebabkan perilaku negatif dan perilaku mengalahkan diri sendiri.
 Bantu klien memeriksa perasaan negatifnya yang baru terjadi dalam hal dari mana mereka berasal dan apa tujuan yang ingin mereka capai.
Rasional: klien perlu mengenali perasaan negatif dan belajar mengekspresikannya.
 Bantu klien mengenali bahwa perasaan dan pikiran negatif dapat diubah.
Rasional: dengan bantuan, klien dapat mulai mengembangkan strategi koping yang baru dan membuat perubahan prilaku.
Tujuan jangka pendek #2:
Klien mulai memiliki perasaan positif tentang dirinya.
Intervensi dan rasional:
 Minta klien menggambarkan berbagai situasi yang menyebabkan perasaan positif dan negatif.
Rasional: memeriksa perasaan memberi kesempatan pada klien untuk mendiskusikan dan mengevaluasi situasi kehidupan terkini dengan cara yang realistis.
 Bantu klien menuliskan sebuah daftar atribut positif tentang dirinya.
Rasional: mengenali atribut positif meningkatkan harga dirinya.
 Ajar klien membuat pernyataan-pernyataan positif tentang dirinya.
Rasional: klien perlu melaksanakan praktik untuk berfokus pada aspek diri yang positif.
 Bantu klien mengenali dan mengurangi pembicaraan negatif tentang diri sendiri dengan cara mengawasi supaya jumlah pembicaraan negatif tentang diri sendiri hanya terjadi sesekali dalam sehari.
Rasional: mengembangkan kemampuan untuk mengenali dan menghentikan pembicaraan negatif tentang diri sendiri akan mengganggu pola negatifitas dan menyalahkan diri sendiri.
 Dorong klien untuk mendiskusikan dan memperagakan perilaku adaptif dalam situasi interpersonal dan sosial.
Rasional: berhasil mempelajari dan mempraktikkan prilaku adaptif akan meningkatkan perasaan harga diri.
Tujuan jangka pendek #3:
Klien memulai dan mempertahankan hubungan interpersonal yang sehat.
Intervensi dan rasional:
 Dorong klien untuk mendiskusikan kekhawtirannya tentang berinterksi dengan orang lain.
Rasional: mendiskusikan pengalaman dengan orang lain memberi klien latihan untuk memecahkan masalah.
 Beri kesempatan paa klien untuk berpartisipasi dalam aktivitas kelompok.
Klien perlu meningkatkan rasa percaya diri dan mempraktikkan keterampilan sosial dengan cara lebih sering berhubungan dengan orang lain.
 Bantu klien membedakan antara perilaku mengganggu dan perlaku yang membantu saat berinteraksi sehari-hari dengan orang lain.
Rasional: evaluasi pribadi berkenaan dengan interaksi akan membantu klien mengembangkan perilaku kewaspadaannya.
 Ajari klien keterampilan berkomunkasi dan keterampilan sosial dengan menggunakan metode bermain-peran untuk mempraktikkan keterampilan dan perilaku yang baru.
Rasional: mempelajari keterampilan sosial, meningkatakan hubungan interpersonal, rasa percaya diri dan memberi pengetahuan yang akan memampukan klien untuk merawat dirinya dengan lebih baik. Bermain peran akan meingkatkan pemahaman dan mempersiapkan klien untuk menemui orang lain.
 Dorong klien untuk memulai kontrak dengan teman sebaya dan membina persahabatan.
Rasional: berhubungan dengan orang lain memberi kesempatan untuk membangun hubungan interpersonal.
Diagnosa keperawatan: gangguan penatalaksanaan pemeliharaan dirumah

Kemungkinan penyebab:
 Keterampilan uang diperlukan untuk melakukan perawatan diri tidak adekuat
 Kurang sistem pendukung untuk memperbaiki defisit perawatan diri
 Situasi stres dengan orang yang penting
 Penyalahgunaan zat
 Interupsi atau terminasi prematur pada terapi harian atau terapi rawat jalan
Batasan karakteristik:
 Praktik kebersihan buruk
 Kondisi kehidupan tidak sehat dan tidak aman
 Kesehatan fisik dan emosi tidak stabil
 Tidak mematuhi regimen obat yang telah diprogramkan
 Verbalisasi tentang ketidakmampuan melaksanakan koping

Tujuan jangka panjang:
Klien mengembangkan pemahaman diri dan keterampilan perencanaan yang diperlukan untuk mempertahankan kesehatan pribadi dikondisi rumah.
Tujuan jangka pendek #1:
Klien menyatakan secara verbal mengenai kondisi kesehatan yang tidak stabil dan perlunya bantuan untuk perawatan diri.
Intervensi dan rasional:
 Dorong untuk mendiskusikan perasaan tentang masalah, terapi dan kemampuan untuk melakukan perawatan diri.
Rasional: mengekspresikan perasaan akan mengidentifikasikan rasa takut, marah dan ketidakpuasannya berkenaan dengan regimen terapi.
 Dorong klien untuk ikut dalam diskusi realistis mengenai kepedulian kesehatan mental.
Rasional: diskusi berdasarkan masalah kesehatan yang nyata mencegah klien mengingkari atau meminimalkan kebutuhan untuk mendapat bantuan perawatan.
 Beri klien informasi yang akurat tentang kondisi kesehatan, aktivitas perawatan diri, terapi dan pengobatan yang diperlukan untuk pertahanan diri.
Rasional: klien perlu memahami kondisi kesehatan dan kebutuhan terapi.
 Bagi klien yang memiliki keluarga lengkap dan perhatian, diskusikan dengan klien cara-cara untuk memasukan keluarga dalam interaksi, mengidentifikasi peran dan dukungan nyata yang dapat disediakan keluarga.
Rasional: mendiskusikan peranan keluarga, memudahkan penerimaan klien bahwa ia memiliki orang penting yang terlibat dalam perawatan.
 Tekan perlunya perawatan dan dukungan jangka panjang bahwa jika gejalanya dapat terkontrol.
Rasional: klien memerlukan pandangan realistis tentang pentingnya penanganan yang terus menerus, bukan penanganan yang hanya dilakukan pada saat krisis.
Tujuan jangka pendek #2:
Klien mempelajari bagaimana merencankan dan mengelola kebutuhan kesehatan dan keamanan yang maksimal.
Intervensi dan rasional:
 Kaji kebutuhan belajar klien akan perawatan diri.
Rasional: pengkajian yang teliti akan menentukan tahapan untuk mengidentifikasikan kebutuhan dan melaksanakan intervensi yang sesuai.
 Kaji keterbatasan keuangan klien dan jelaskan cara memperoleh bantuan jika beban keuangan membatasi akses untuk menindak lanjuti perawatan
Rasional: banyak klien yang memiliki masalah keuangan tidak mengetahui cara memperoleh bantuan keuangan yang penting untuk menindaklanjuti perawatan.
 Tentukan alat transportasi yang tersedia.
Rasional: alat transportasi sangat penting dalam perawatan lanjutan.
 Bantu klien mendapatkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, misalnya memperoleh subsidi perumahan dan juga kupon makanan dan pemeliharaan lingkungan rumah tinggal yang sehat.
Rasional: membuat rencana tindakan perawatan yang spesifik mengurangi kecemasan dan meningkatkan kesempatan untuk berhasil.
 Mulai rujuk kepusat kesehatan jiwa komunitas dan agen komunitas yang lain.
Rasional: sistem pendukung memperkuat kemampuan klien untuk berfungsi didalam komunitas.
Rasional: sistem pendukung memperkuat kemampuan klien untuk berfungsi didalam komunitas.
Terapi
Terapi Individual:
 Segera tangani masalah-masalah yang menjadi kekhawatiran.
 Bantu klien mempertahankan kontak dengan realitas
 Periksa situasi stres yang mencetuskan gejala psikotik.
 Ajar klien tentang cara mengenali gejala dan mengelola peningkatan gangguan alam perasaan.
 Bantu klien mengembangkan strategi koping untuk mencegah perburukan gejala yang pada akhirnya harus dirawat dirumah sakit.
Pengobatan
 Obat-obatan antipsikotik mengurangi keparahan perilaku psikotik.
 Obat-obatan antidepresan dan antimanik mengontrol gejala yang dramatis (menunjukkan perasaan dengan cara yang sangat berlebihan) atau agitasi.
 Monitor klien yang mengguanakan obat-obatan antipsikotik;efek samping ekstrapiramidal mungkin membutuhkan penggunaan obat antiparkinson secara bersamaan.
Asuhan keluarga
 Berikan informasi kepada keluarga tentang diagnosis, terapi dan kebutuhan untuk menindaklanjuti perawatan.
 Bantu keluarga untuk mendukung klien dan regimen terapi dengan cara tidak menantang pikiran waham klien, tidak merendahkan pentingya perawatan dan tidak memfokuskan kemarahan mereka secara langsung kepada klien.
 Ajar anggota keluarga tentang cara mengidentifikasi perburukan penyakit dan bagaimana mengimplementasikan intervensi yang efektif jika penyakit tiba-tiba memburuk.
 Bantu keluarga mengembangkan strategi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan karakteristik gangguan alam perasaan dan skizofrenia secara bergantian.
 Intervensi atau rujuk ketempat konsultasi yang sesuai jika keluarga berselisih paham atau terjadi konflik.
 Bantu keluarga merencanakan intervensi darurat jika terjadi krisis.
 Baut rujukan ke sumber-sumber komunitas dan agen pelayanan sosial.
Asuhan Keperawatan

    Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor presdisposisi,perubahan perilaku,sumber stressor,mekanisme koping,sumber koping dan penilaian stressor.
1.      Faktor predisposisi dan presipitasi

A.    Faktor predisposisi
Beberapa teori di temukan untuk menjelaskan gangguan alam perasaan.Faktor predisposisi yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan adalah:
a)      Faktor genetik.
            Mengemukakan transmisi gangguan alam perasaan diteruskan mulai garis keturunan.
b)      Teori agresi berbalik pada diri sendiri.
Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang dialihkan pada                               diri sendiri.
c)      Teori kehilangan.
            Menunjukkan adanya perpisahan yang bersifat traumatis dengan orang yang di cintai
d)     Teori kepribadian.
Mengambarkan bagaimana konsep diri yang negatif dan harga diri yang rendah mempengaruhi kepercayaan dan penilaian terhadap stressor
e)      Teori kognitif
Mengemukakan bahwa depresi adalah masalah kognitif yang di dominasi oleh penilaian negatif terhadap diri sendiri,lingkungan dan masa depan.

f)       Model ketidak berdayaan yang dipelajari
Mengemukakan bahwa bukan trauma yang menghasilkan depresi,tetapi keyakinan individu akan ketidakmampuanya mengontrol kehidupanya

g)      Model perilaku
Belajar dari pengalaman belajar di masa lalu,depresi di anggap terjadi karena kurangnya reinforcement positif selama berinteraksi dengan lingkungan

h)      Model biologi
Menggambarkan perubahan kimiawi di dalam tubuh yang terjadi pada keadaan depresi,termasuk defisiensi dari katekolamin,tidak berfungsinya endokrin dan hipersekresi cortisol.

B.     Faktor presipitasi
ada empat  faktor yang menyababkan gangguan alam perasaan :
1)      Kehilangan kasih sayang secara nyata atau bayangan,termasuk kehilangan cinta seseorang,fungsi tubuh,status atau harga diri.
2)      .banyaknya peran dan konflik peran mempengaruhi berkembangnya depresi terutama pada wanita
3)      kejadian penting dalam kehidupan,sering kali sebagai keadaan yang mempengaruhi  episode depresi dan mempunyai dampak pada individu untuk menyelesaikan masalah.
4)      sumber koping termasuk status sosial ekonomi,keluarga,hubungan interpersonal dan organisasi kemasyarakatan.

2.      Mekanisme Koping
            Mekanisme koping yang di gunakan pada reaksi berduka yang tertunda adalah penyangkalan dan supresi yang berlebihan unyuk menghindari distress hebat yang berhubungan dengan berduka. Pada depresi menggunakan mekanisme denial, represi, supresi dan disosiasi. Mania merupakan cerminan dari depresi walaupun perilajunya tidak sama namun dinamika dan mekanisme koping yang digunakan saling berhubungan.

3.      Perilaku.
            Pasien mania sering tidak mengeluh gejala-gejala mereka. Beberapa pasien merasa terlalu senang dan gembira sehingga tidak mengeluh; pasien lainnya angitasi dan tidak senang tetapi memperhatikan perilaku yang berlebihan. Pada pasien depresi cukup banyak yang mengeluhkan depresinya, tetapi ada juga yang tidak mengeluh.

4.      Sumber koping
            Sumber yang dapat menjadi individu yaitu keluarga,sekelompok sosial, status sosial-ekonimi, dan lingkungan. Kurangnya sistem pendukung tersebut dapat meningkatkan stress personal.

B.     Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan pada gangguan alam perasaan dipahami adanya konsep yang saling berkaitan antar kecemasan,konsep diri dan bermusuhan.
Berikut ini diagnosa keperawatan primer Nanda :
1.      Koping individu yang tidak efektif
2.      Disfungsi proses berduka
3.      Distress spiritual
4.      Ketidakberdayaan
5.      Amuk
6.      Merusak diri
Contoh diagnosa keperawatan lengkap :
1.      Inefektif koping individu/tidak efektif koping individu berhubungan dengan di dapatkan pasangan yang menyeleweng,yang di manifestasikan dengan keadaan euphoria,hiperaktif gangguan mengemukakan pendapat
2.      Disfungsi proses berduka berhubungan dengan kematian pasangan yang dimanifestasikan dengan kesedihan dan hilangnya perhatian pada kegiatan kejadian sehari-hari
3.      Distress spiritual berhubungan dengan kematian janin dalam kanduangan yang di manifestasikan dengan menyalahkan diri sendiri,pesimis akan masa depan dan slalu menyalahkan Allah.SWT

C.    Perencanaan
A.    Tujuan umum
Mengajarkan kliean untuk memiliki respon emosional yang adaptif dan meningkatkan kepuasan diri yang dapat diterima oleh lingkungan untuk mencapai tujuan tersebut pengobatan yang diberikan terdiri adari 3 fase yaitu :
1.      fase akut
tujuan fase ini untuk menghilangkan gejala.fase ini memerlukan waktu 6-12 hari.keberhasilan fase ini ditandai dengan individu mulai berespon,bebas dari gejala ( priode remisi) dan status kesehatan kembali pada tingkat sebelum sakit.
2.      Fase kesinambungan
Tujuan keperawatan pada fase ini yaitu untuk mencegah timbul kembali gejala (relaps).resiko timbulnya relaps meningkat dalam waktu 4 sampai 6 bulan pertama setelah masa pemulihan.
3.      Pemeliharaan
Tujuan adalah mencegah terjadinya kembali episode baru dari penyakit (rekurensi).

B.     Tujuan keperawatan
Tujuan umum atau jangka pendek mengajarkan klien untuk merespon emosional yang adiktif dan meningkatkan rasa puas serta kesenangan yang dapat diterima oleh lingkungan.

C.     Tujuan jangka panjang.
1.      Klien dapat mengekspresikan perasaan mengingkari ketidakberdayaan,putus asa,mara dan bersalah.
2.      Klien dapat menganalisa streesor kekuatan yang dapat dimilikinya.
3.      Klien dapat meningkatkan kontrol,tanggung jawab dan kesadaran diri.
4.      Klien dapat membina hubungan interpersonal yang sehat.
5.      Klien dapat meningkatkan pengertian tentang respon mal adiktif dan mengembangkan koping yang adaktif.

D.    Tindakan keperawatan
Pada dasarnya intervensi di fokuskan pada
1.      Lingkungan
Prioritas utama dalam merawat klien mania dan depresi adalah mencegah terjadinya kecelakaan, karena klien mania memiliki daya nilai yang rendah, hiper aktif, senang tindakan yang beresiko tinggi. Maka klien di tempatkan di lingkungan yang aman yaitu:
1.      Di lantai dasar
2.      Ruangan dengan prabotan sederhana
3.      Kurangi rangsangan/batasi rangsangan lingkungan
4.      Suasana tenang
2.      Hubungan perawat dengan klien
Hubungan yang saling percaya yang terapetik perlu  dibina dan diperhatikan. Bekerja dengan klien depresi perawat harus bersifat:
1.      Hanggat
2.      Menerima
3.      Jujur pengharapan pada klien.
4.      Bicara lambat sederhana
5.      Beri waktu pada klien untuk berfikir dan menjawab.

3.      Afektif
Kesadaran dan kontrol diri perawat pada dirinya merupakan sarat utama. Merawat klien depresi, perawat harus mempunyai harapan bahwa klien akan lebih baik, sikap perawat yang menerima klien dengan baik, sederhana akan mengekspresikan pengharapan pada klien. Prinsip intervensi yang afektif adalah:
1.      Menerima dan menenangkan klien
2.      Bukan menggembirakan atau mengatakan bahwa klien tidak perlu khawatir.
3.      Klien di dorong untuk mengekspresikan pengalaman yang menyakitkan dan menyedikan secara verbal, sehingga akan mengurangi intensitas masalah yang dihadapi.

4.      Kongnitif
Intervensi yang kongnitif bertujuan untuk meningkatkan kontrol diri klien terhadap tujuan dan perilakunya, meningkatkan harga diri dan memdbantu klien memodifikasi harapan yang negatif.
Berikut cara untuk meribah fikiran yang negatif:
1.      Identifikasi semua ide, pikiran yang negatif
2.      Identifikasi aspek positif yang dimiliki klien (kemampuan, keberhasilan)
3.      Dorong klien menilai persepsi,logika,rasional
4.      Bantu klien mengubah persepsi yang salah/negatif ke ke positif dan tidak realitas ke realitas
5.      Sertakan klien pada aktifitas yang memperlihatkan hasil dan beri penguatan dan pujian akan keberhasilan yang dicapai klien



5.      Perilaku.
Intervensi perilaku bertujuan untuk mengaktifkan klien pada tujuan yang realitas yaitu dengan memberi tanggung jawab secara bertahap dalam kegiatan diruangan. Klien depresi berat dengan penurunan motivasi perlu dibuat kegiatan yang terstruktur,tugas yang diberikan tidak sulit dan tidak  memerlukan waktu yang lama untuk mencegah rasa bosan,berikan pujian jika klien berhasil melakukan kegiatan dengan baik.pada klien mania diberikan tugas yang sederhana dan cepat selesai.
6.      Sosial
Intervensi sosial bertujuan untuk meningkatkan berhubungan dengan sosial dengan cara
o   Kaji kemampuan,dukungan dan minat klien
o   Observasi dan kaji sumber dukungan yang ada pada klien
o   Bimbing klien melakukan hubungan interpersonal yang positif
o   Beri reinforcement positif terhadap keterampilan sosial yang efektif
o   Dorong klien memulai hubngan sosial yang lebih luas (perawat,klien lain ).

7.      Fisiologis
Intervensi fisiologis bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan klien. Bila klien tidak mampu merawat diri, bantu klien tidak mampu merawata diri,bantu klien memenuhi kebetuhan dasarnya seperti makanan,minum istirahat dan kebersihan diri. Terapi somatik diberikan pada klien yang mengalami depresi berulang dan resisten terhadap obat.
1.      Evaluasi
Adanya perubahan respon emosi maladaptif kearah adaptif, dimana klien dapat:
1.      Menerima dan mengakui perasaannya dan perasaan orang lain
2.      Memulai komunikasi
3.      Mengontrol perilaku sesuai keterbatasannya
4.      Menggunakan proses pemecahan masalah.


BAB IV
PENUTUP

A.    Ksimpulan
Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang mempengaruhi seluruh kepribadiaan dan fungsi kehidupan seseorang ( Stuart 2006).
Gangguan alam perasaan adalah kelainan psikologis yang ditandai meluasnya irama emosional seseorang, mulai dari rentang depresi sampai gembira yang berlebihan (euphoria) dan gerak yang berlebihan (agitation). Depresi dapat terjadi secara tunggal dalam bentuk mayor depresi atau dalam bentuk lain seperti mania sebagai gangguan tipe bipolar. Depresi terdapat klasifikasi dan tingkatan nya. Tanda dan gejala yang timbul pada depresi bisa bermacam-macam karena tiap individu itu unik.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya depresi. Bisa karena faktor prepitasi maupun faktor prediposisi. Asuhan keperawatan yang dibeikan pada pasien berbeda-beda. Hal ini dikarenakan pasien dengan gangguan alam perasaan menunjukkan pribadi yang unik.
B.     Saran

Sebagai tenaga profesional tindakan perawat dalam penangan masalah keperawatan khusunya klien dengan Gangguan Alam Perasaan harus memiliki pengetahuan yang luas dan tindakan yang dilakukan harus rasional sesuai gejala penyakit dan asuhan keperawatan hendaknya diberikan secara komprehensif, biopsikososial cultural dan spiritual.
     
Kesehatan jiwa dapat didapatkan dengan jalan ada kesinkronan antara pasien, keluarga dan tenaga medis dalam upaya proses penyembuhan. Jika salah satu dari komponen tersebut, maka akan menghambat proses penyembuhan.


DAFTAR PUSTAKA

Wahyu. P. 2010. “Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Keperawatan Jiwa”. Jakarta : FIK-UI
Keliat B.A. 2005. “Proses Keperawatan Jiwa”. Jakarta : EGC
Marilynn E Doenges. 2006. “Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri”. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran: EGC
Gibbson Towsend , M C, 1995. “Kumpulan Keperawatan Jiwa”. Jakarta : Buku Kedokteran
Purwaningsih w. Dkk, 2010. “Asuhan Keperawatan Jiwa”. Bantul Yogyakarta”: Nuha Medika.






0 komentar:

Posting Komentar

 

SHARE D' MOMENT Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review