A.
PENGERTIAN
Orang dengan pasif agressif merasa
bahwa kebutuhannya akan ketergantungan tidak pernah dipenuhi. Ia menunjukkan
penangguhan (penundaan) dan sikap keras, agar diterima dan diberi dengan murah
hati apa yang diharapkannya dengan sangat.
Mereka memendam
rasa amarah dan permusuhan yang diekspresikan dengan cara tidak langsung tapi
menggunakan cara yang menyakitkan. Tidak sensitif terhadap kritik dan selalu
menganggap dirinya benar. Dari sudut kognitif-behavioral, pasif-agresif
berkembang dari kepercayaan bahwa ekspresi terbuka dan kemarahan adalah
berbahaya. Menuntut orang lain harus tahu apa yang diinginkan, tanpa ia
memintanya (Martaniah 1999 : 79).
Orang-orang
yang berkepribadian pasif-agresif, selalu mengungkapkan keagresifannya dalam
bentuk pasif. Meskipun sebetulnya di dalam batinnya agresif, tetapi dinyatakan
secara pasif. Oleh karena itu, seringkali seseorang mengalami kesulitan ketika menjalin relasi dengan orang
yang berkepribadian tipe ini. Pada umumnya orang-orang berkepribadian pasif
agresif tidak berterus terang. Ketika mereka sedang marah atau tidak senang,
mereka tidak menyatakannya secara terang-terangan, melainkan m engungkapkannya
secara pasif dengan meninggalkan tanpa sebab-sebab yang jelas. Dengan kata
lain, mereka menyatakan kemarahan, kejengkelan, ketidaksenangan atau kebencian
mereka, dengan reaksi perlawanan pasif.
Secara umum, orang-orang dengan kepribadian pasif-agresif, gagal
membina hubungan baik dengan orang lain. Sebaliknya, malah cenderung mempunyai
hubungan yang buruk. Kadang-kadang mereka menunda-nunda tugas atau tanggung
jawabnya sebagai bentuk kemarahan yang terpendam. Hal-hal kecil saja dapat
menjadi halangan yang besar bagi mereka untuk bertindak. Oleh karena itu,
mereka selalu mengharapkan pengarahan dari orang lain dan mengalihkan tanggung
jawabnya.
Kepribadian pasif agresif, mudah putus asa dan sulit untuk
mengambil keputusan sendiri. Perilaku ini akan muncul dengan jelas, ketika
mereka berhubungan dengan orang lain, baik dalam hal bermasyarakat, kehidupan
rumah tangga atau dalan bermasyarakat, kehidupan rumah tangga atau dalam
hubungannya dengan atasannya dalam hirarki pekerjaan. Cirri khas lain dari
seorang pasif agresif, ialah sikapnya yang suka mencibir kalau menemukan
ketidakcocokan dengan oran lain. Ia tidak berusaha untuk menyelesaikan
masalahnya dengan baik, tapi malah meninggalkannya.
Salah satu bentuk amarah yang ditunjukkan oleh orang-orang pasif
agresif adalah. Misalnya, ketika mereka diminta untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan tertentu yang sebetulnya sangat ringan, namun untuk menyatakan
kekesalannya mereka akan menundanya. Cara lain, mereka mengerjakannya dengan
serampangan sehingga hasilnya sangat buruk.
B.
TANDA GEJALA
Orang dengan kelainan ini membenci tanggung
jawab yang ditunjukkan melalui perilaku mereka, daripada oleh secara terbuka
mengungkapkan perasaan mereka. Mereka sering menggunakan penundaan,
inefisiensi, dan lupa untuk menghindari melakukan apa yang mereka perlu lakukan
atau telah diberitahu oleh orang lain untuk melakukannya.
Beberapa gejala umum yang pasif-agresif gangguan kepribadian meliputi:
* Cemberut
* Menghindari tanggung jawab dengan mengklaim kelupaan
* Sengaja melakukan pemborosan
* Menyalahkan orang lain
* Mengeluh
* Merasa dendam
* Memiliki otoritas takut
* Memendam kemarahan atau permusuhan
* Menunda
* Menolak saran orang lain
Seseorang dengan gangguan ini mungkin muncul untuk memenuhi keinginan orang lain dan bahkan mungkin antusias untuk menunjukkan keinginan mereka. Namun, mereka:
* Melakukan tindakan yang diminta terlalu terlambat untuk membantu
* Melakukan tindakan tak berguna
* Melakukan sabotase untuk menunjukkan kemarahan bahwa mereka tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata
Beberapa gejala umum yang pasif-agresif gangguan kepribadian meliputi:
* Cemberut
* Menghindari tanggung jawab dengan mengklaim kelupaan
* Sengaja melakukan pemborosan
* Menyalahkan orang lain
* Mengeluh
* Merasa dendam
* Memiliki otoritas takut
* Memendam kemarahan atau permusuhan
* Menunda
* Menolak saran orang lain
Seseorang dengan gangguan ini mungkin muncul untuk memenuhi keinginan orang lain dan bahkan mungkin antusias untuk menunjukkan keinginan mereka. Namun, mereka:
* Melakukan tindakan yang diminta terlalu terlambat untuk membantu
* Melakukan tindakan tak berguna
* Melakukan sabotase untuk menunjukkan kemarahan bahwa mereka tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata
C.
PENATALAKSANAAN
·
Nasehat dan
bimbingan perilaku sehari-hari dapat mengurangi akibatnya pada diri sendiri dan
lingkungannya. Bila perlu dapat diberi antidepressant atau obat neropolik.
·
Tritment yang dapat diberikan yaitu (Kaplan &
Saddock, 1997 : 269):
a.
Psikoterapi.
Dapat dilakukan dengan memberikan terapi supportif, untuk memunculkan
motivasi pada diri pasien. Ahli terapi harus menyatakan kemungkinan-kemungkinan
yang akan terjadi sebagai akibat dari perilaku pasif-agresif yang mereka
lakukan.
b.
Farmakoterapi.
Antidepresan harus diresepkan jika indikasi klinis depresi dan kemungkina
bunuh diri. Beberapa pasien berespon terhadap benzodiazepine, psikostimulan,
tergantung pada keadaan klinis.
KONSEP ASUHAN
KEPERAWATAN
I.
PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan dengan wawancara dan observasi kepada klien
dan keluarga yang menghantar. Pengkajian pertama kali dilakukan secara lengkap
guna menggali informasi yang dibutuhkan untuk terapi guna kesembuhan klien.
Beberapa hal yang dapat dikaji kepada klien antara lain :
a.
Identitas
Meliputi:
Meliputi:
·
Nama
·
Umur
·
Jenis kelamin
·
Pekerjaan
b.
Alasan masuk
Meliputi:
· Penyebab klien masuk rumah sakit
· Usaha yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut dan
hasilnya.
c.
Faktor
Predisposisi
Meliputi
· Riwayat penyakit masa lalu dan hasil pengobatan sebelumnya
· Riwayat penyakit keluarga
· Riwayat trauma yag pernah dialami
· Masalah keperawatan yang muncul
d.
Faktor Fisik
Meliputi:
· Tanda-tanda vital ( tekanan darah, nadi, suhu, RR )
· Tinggi dan berat badan
e.
Faktor
psikososial
Meliputi:
· Genogram
· Menggambarkan hubungan klien dengan keluarga minimal 3 generasi
keatas
· Masalah keperawatan yang muncul
· Konsep diri
Gambaran diri
Identitas diri
Ideal diri
Harga diri
Masalah keperawatan yang muncul
Identitas diri
Ideal diri
Harga diri
Masalah keperawatan yang muncul
· Hubungan social
Orang yang berarti dalam hidupnya
Kelompok yang berarti dalam masyarakat
Keterlibatan klien dalam kelompok tersebut
Kelompok yang berarti dalam masyarakat
Keterlibatan klien dalam kelompok tersebut
· Spirual
Nilai dan
keyakinan
Kegiatan ibadah
Masalah keperawatan yang muncul
Kegiatan ibadah
Masalah keperawatan yang muncul
· Status Mental
Penampilan
Pembicaraan
Aktivitas motorik alam perasaan
Pembicaraan
Aktivitas motorik alam perasaan
Waham
Isi pikir
Tingkat kesadaran
Memori
Tingkat konsentrasi dan berhitung
Isi pikir
Tingkat kesadaran
Memori
Tingkat konsentrasi dan berhitung
· Kebutuhan persiapan pulang
Makan
BAK / BAB
Mandi
Berpakaian
Pemeliharaan kesehatan di dalam rumah
BAK / BAB
Mandi
Berpakaian
Pemeliharaan kesehatan di dalam rumah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Kerusakan interaksi sosial : isolasi sosial
2.
Gangguan alam perasaan : depresi
3.
Gangguan hubungan dengan orang lain :
dependent
4.
Gangguan hubungan dengan orang lain :
manipulatif
5.
Isolasi sosial
6.
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
7.
Resti amuk
8.
Resti merusak diri
INTERVENSI
Tujuan
umum :
1.
Mencegah terjadinya gangguan jiwa berat
2.
Membantu mengembangkan kemampuan hubungan
sosial
3.
Mendorong partisipasi keluarga dalam merawat
klien
IMPLEMENTASI
·
Beri batasan perilaku dan lingkungan
·
Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan
secara konstruktif
·
Beri kesempatan berpengalaman dalam kelompok
·
Tingkatkan hubungan sosial
·
Lakukan terapi perilaku
EVALUASI
Setelah dilakukan pengkajian, mengangkat
diagnose, melakukan intervensi sesuai keadaan klien, dan implementasi
diharapkan klien mampu berhubungan dengan orang lain secara efektif, perilaku
klien merefleksikan kemampuan dalam hubungan : percaya, terbuka dan kerja sama,
sumber koping.
DAFTAR RUJUKAN
Surbakti. Sudah Siapkah Menikah. Jakarta. PT:
Elex Media Komputindo
0 komentar:
Posting Komentar