Senin, 08 Desember 2014

LAPORAN PENDAHULUAN PARANOIA

Diposting oleh Unknown di 21.06

1.     DEFINISI
Paranoia merupakan gangguan mental yang amat serius, dicirikan dengan timbulnya delusi-delusi yang sistematis & dihinggapi banyak ide fixed (ide-ide yang salah & terus-menerus melekat). (Kartini-kartono: 1986).
Paranoia adalah kecenderungan menganggap motif berbuat buruk, pada orang lain.

2.     EPIDEMIOLOGI
Insiden diperkirakan 0,5% - 2,5% dari keseluran populasi., Gangguan ini lebih sering menyerang pria dari pada wanita, prosentasenya 70% laki-laki. Data mengenai prognosis dan outcome  jangka panjang terbatas, karena kebanyakan klien penderita gangguan personal paranoid tidal melanjutkan treatment(APA,2000)

3.     ETIOLOGI
1)      Kecenderungan-kecenderungan homoseks & dorongan-dorongan seksual yang tertekan yang kemudian diproyeksikan.(FREUD)
2)      Ide-ide yang sarat dimuati oleh afek-afek yang luar biasa kuatnya.
3)      Kebiasaan-kebiasaan berfikir yang salah, disebabkan oleh rasa iri hati, selfish, egosentris, terlalu sensitif &kerapkali dihinggapi rasa curiga.
4)      Merupakan bentuk-bentuk kompensasi terhadap kegagalan-kegagalannya & terhadap kompleks-kompleks inferior/ada defence mechamism terhadap rasa berdosa&bersalah. Seringkali pula tumbuh perasaan-perasaan super &lain daripada orang biasa, ada hoogmoedwaanzin.
4.     PSIKODINAMIK
a.       Proyeksi, penolakan, rasionalisasi
b.      Malu
c.       Defensif, masokistik, Hipokondriak
d.      Separasi & isu mandiri yang tak terselesaikan
e.       Identifikasi dg agresor

5.     TANDA & GEJALA
Kriteria Diagnostik DSM-III-R untuk Gangguan Kepribadian Paranoid. Kecenderungan pervasif & tak senonoh (tidak sopan), mulai dimana masa dewasa dini dan terjadi dalam berbagai konteks, menilai pekerjaan orang lain sebagai sengaja meremehkan/mengancam. Misalnya ditunjukan oleh minimal 4 point dari ulasan berikut ini.
1.      Mengharap, tanpa dasar memadai  dieksploitasi/dilukai orang lain.
2.      Menyakan hal yang tak sepatutnya, kesetiaan/kehandalan teman/mitra.
3.      Membaca makna peremehan pengancaman tersamar dalam kejadian biasa.
4.      Memendam dendam/tidak memaafkan peremehan/penderitaan
5.      Enggan mempercayai orang lain karena ketakutan tak senonoh bahwa info itu akan dipakai terhadap dirinya.’
6.      Mudah terasa diremehkan & ceapt bereaksi dengan marah/ penyerang baik.
7.      Memepertanyaakan tandpa dasar kesetiaan istri/suami/pasangan seksualnya.  

6.     MANIFESTASI KLINIS
·         Ditunjukan melalui pervasive mistrust (ketidak percayaan yang bersifat pervasive) dan kecurigaan pada orang lain.
·         Klien dengan gangguan paranoia mengintrepretasikan bahwa tindakan orang lainb sebagai potensial yang membahayakan.
·         Selama periode stress, klien dapat berkembang menjadi gejala-gejala psikotik.
·         Klien menunjukan sikap Meng-isolasi diri & menjauhkan diri dari orang lain. Mereka memangdang hal diatas sebagai hal yang penting dalam rangka memproteksi dirinya.
·         Klien juga terlihat hypervigilant (waspada yang berlebihan), merekan mungkin men-survey ruangannya, apa saja isinya, melihat dibalik furniture/pintu, dan kenampakan secara umum untuk mengantisipasi adanya bahaya.
·         Mereka mungkin memilih untuk duduk di dekat dengan pintu keluar.untuk memepermudah akses keluar dalam menyelamatkan dirinya.
·         Mood labile, cepat berubah tiba-tiba dari diam menjadi marah.
·         Mistrust yang konstan & kecurigaan bahwa klient terdapat perubahan pikir, proses pikir, dan isi pikir terhadap orang sekitar & lingkungannya.
·         Respons mungkin menjadi Sarkastic(kasar) dengan alasan yang tidak jelas.
·         Mereka menggunakan waktunya dg tidak sepadan yaitu dengan bertingkah laku memeriksa dan menganalisis sesuatu. Dan memberi motivasi pada orag lain untuk menemukan sesuatu yang tersembunyi dan hal-hal yang mengancam.
·         Klien sering merasa diserang oleh orang lain dan mungkin merencanakan rencana yang terperinci/berfantasi untuk proteksi dirinya.
·         Klien menggunakan (defense mechanism) mekanisme pertahanan Projection yaitu menyalahkan orang lain, institusi atau keadaan yang sulit
·         Klient menyalahkan karena mereka brefantasi bahwa ada potensial bahaya yang mengancam.

7.     DIAGNOSIS BANDING
a.       Psikosis Paranoid—menunjukan hilangnya uji realita.
b.      Gangguan kepribasian skizoid&menghindar—tak menunjukkan keterlibatan aktif  dengan orang lain.

8.     PROGNOSIS
Bervariasi bergantung kekuatan ego pasien& kondisi hidupnya; mungkin disertai komplikasi gangguan waham, skizofren, depresi, dan cemas.

9.     TERAPI
a.       Sangat jarang anti-psikotik dosis rendah. Ex: haloperidol 2mg/hari
b.      Biasanya psikoterapi supportif,
1.      Keterbukaan, konsistensi, hindari humor.
2.      Dukung pada bagian ego pasien yang sehat.
3.      Tekankan realita pada pasien.
c.       Tak berhasil baik dalam psikoterapi kelompok.

KONSEP KEPERAWATAN
PADA PARANOIA

1.     PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Strategi Komunikasi Untuk Klien Yang Memiliki Gangguan Kepribadian Kelompok A
·        Buat Pertanyaan yang mengungkapkan realita.
·        Batasi diskusi pada topik yang konkret dan sudah dikenal klien.
·        Gunakan pesan-pesan yang jelas dan sederhana untuk mencegah kesalahan interpretasi mengenai kata/frase.
·        Jangan berusaha memberi pemikiran logis untuk melawan pernyataan/perilaku klien yang tidak sesuai karena pertentangan yang kuat mungkin terjadi, membuat klien berupaya untuk mempertahankan diri dengan cara yang sangat keras.
·        Pertahankan posisi yang tidak defensif ketika klien menyatakan rasa marah / membuat pernyataan yang bersifat memusuhi.
·        Diskusikan topik-topik yang tidak kontroversial, hindari isu-isu seperti agama dan politik.
·        Jangan menggunakan humor
·        Akui kesulitan-kesulitan praktis, seperti hambatan dalam pekerjaan dan kurang persahabatan, yang dialami klien akibat gangguan tersebut.
·        Akui rasa sakit & rasa takut yang dialamu klien.
·        Jangan berfokus pada interaksi persepsi yang kacau karena menitikberatkan persepsi ini dapat menyebabkan rasa takut paranoid.
·        Berikan  ketenangan secara lembut jika persepsi-persepsi tersebut membuatnya takut.
·        Jangan sentuh klien. Jika sentuhan diperlukan, minta izin terlebih dahulu karena sentuhan mungkin bisa menimbulkan salah interpretasi sebagai serangan fisik/seksual.
·        Terima semua perasaan klien baik yang positif maupun yang negatif, dan akui bahwa emosi dapat menyakitkan.
·        Bantu klien mengalihkan energi dalam cara yang sesuai.

2.     DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Ketidakefektifan Koping Individu b.d.........
Kemungkinan Penyebab:
·         Krisis situasional/maturasional
·         Kurang sistem pendukung
·         Kebutuhan/pengharapan yang tidak terpenuhi
·         Disfungsional keluarga kandung
Batasan Karakteristik
·         Perilaku Eksentrik
·         Ansietas
·         Kataatan kaku terhadap rutinitas yang telah diketahui
·         Tidak mampu mengambil keputusan.

3.     INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan Jangka-Panjang: Klien mendemonstrasikan perilaku yang mengarah pada resolusi masalah yang sudah teridentifikasi.
-Tujuan Jangka Pendek #1: Klien mendiskusikan masalah-masalah dalam situasi kehidupannya saat ini.
-Intervensi & Rasional:
·         Bantu klien mengidentifikasi masalah & area kekhawatiran. R/ Sangat penting untuk memahami perspektif klien dan mengidentifikasi dengan jelas tentang apa yang dianggap sangat membuat stress.
·         Dorong klien untuk mengidentifiksi masalah tanpa mencap dirinya/orang lain sebagai baik/buruk. R/ Klien harus belajar bagaimana menilai masalah secra realistisdaripada menggunakan posisi defensif.
·         Minta klien membicarakan semua kebutuhan yang belum terpenuhi dan bantu klien untuk memutuskan mana yang terpenting. R/ Ketika klien memutuskan mana yang terpenting diantara semua kebutuhannya, akann lebih mungkin bagi mereka yang mengubah perilaku sehingga semua kebutuhan dapat terpenuhi.
-Tujuan Jangka Pendek #2: Klien Mengeksplorasi ketrampilan koping & berupaya membuat penyelesaian masalah yang tepat.
-Intervensi & Rasional:  
·         Bantu Klien mengidentifikasi perilaku yang berguna untuk mengatasi situasi bermasalah. Ex: melabeli masalah dengan benar dan menahan diri untuk melabeli dirinya /orang lain sebagai baik/buruk. R/ Identifikasi kekuatan meningkatkan harga diri dan memampukan klien membangun ketrampilan koping yang sudah ada.
·         Bantu klien mengidentifikasi perilaku yang tidak sesuai supaya ia dapat mengatasi masalah yang sudah teridentifikasi. R/ Klien perlu mengidentifikasi perilaku yang menambah permasalahan dan menyebabkan koping disfungsional.
·         Bantu klien mengidentifikasi strategi koping yang normalnya digunakan untuk mengatasi masalah. R/ Klien ini memiliki ketrampilan koping dalam jumlah terbatas.
·         Ajari klien dan beri kesempatan untuk mempraktikan ketrampilan penyelesaian masalah, ketrampilan sosial, dan komunikasi. R/ Pengetahuan dan rasa nyaman dalam kemampuannya untuk menggunakan berbagai keterampilan, ini meningkatkan kecenderungan klien untuk menggunakan ketrampilan tersebut.   
Perawat harus ingat bvahwa klient melakukan sesuatu dengan sangat serius dan sensitive terhadap reaksi/tindakan & motivasi dari orang lain.
Perawat harus mendekati klien secara formal, seperti cara pembisnis dan menghindari lelucon sosial.
            Salah satu intervensi yang paling efektif adalah membantu klien untuk belajar memvalidasi ide sebelum melakukan tindakan. Rasionalnya: klien dapat menghindari masalah jika mereka dapat menahan diri dari tindakan sampai mereka dapat memvalidasi idenya dengan orang lain. Hal ini dapat membantu mencegah klient dari tindakan kepercayaan/ide yang bersifat paranoid. Hal diatas juga dapat membantu klient untuk memulai keputusan dan tindakan yang berdasarkan realitas.

4.     IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Terapi,
Tujuan terapi: Untuk mengadakan hubungan pertolongan yang memberi dukungan dan bimbingan dalam situasi dan hubungan sosial.
Terapi Individual
·         Berupaya untuk memmbina hubungan dengan klien
·         Membentuk hubungan saling percaya
·         Mendorong klien untuk belajar dan mempraktikkan pengambilan keputusan
·         Memberi dukungan, dan upaya untuk mempertahankan klien dalam menjalankan fungsinya dengan nyaman,
·         Bantu klien mengembangkan ketrampilan interpersonal  yang sesuai dan menghancurkan kekakuan dan pola-pola perilaku mengalahkan diri sendiri yang tidak fleksibel.
·         Merujuk ke rehabilitasi sosial dan okupasi jika diperlukan
Pengobatan
·         Obat-obat seperti fenotiazin dapat digunakan untuk klien yang merasa takut/cemas
·         Antidepresan, seperti trisiklik, serotonin reuptake inhibitors dan inhibitor monoamine oksidase. Digunakan untuk menangani depresi.
·         Agens neuroleptik dosis rendah digunakan untuk menangani gejala waham, gagasan rujukan  dan ansietas serta kognitif pada klien yang menderita gangguan kepribadian skizotipal.

5.     EVALUASI KEPERAWATAN
Asuhan Keluarga
·         Jelaskan kepada anggota keluarga tentang karakteristik gangguan kepribadian dan bagaimana menangani perilaku yang eksentrik.
·         Dorong keluarga untuk membantu klien memenuhi kebutuhan fisik karena klien mungkin tidak berfokus pada perawatan diri.
·         Diskusikan bagaimana memfasilitasi kebutuhan sosial klien karena klien cenderung membatasi interaksi dan aktivitas kehidupan sehari-hari.
·         Bersama keluarga berusaha membantu klien dalam membuat keputusan.

Daftar Rujukan:
Videbeck, S.L. Psychiatric Mental Health Nursing.(Textbook)
Kartini-kartono. 1986. Pathologi sosial3 Gangguan-Gangguan
Kejiwaan. Jakarta: CV rajawali.
Kaplan, H.I & Sadock, B.J. 1994. Psikiatri Klinik. Jakarta: Binarupa Aksara
Copel, L.C. 2007. Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. Jakarta: EGC
Diagnosis Keperawatan NANDA 2012—2014


0 komentar:

Posting Komentar

 

SHARE D' MOMENT Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review