Senin, 08 Desember 2014

LAPORAN PENDAHULUAN NEUROSA KECEMASAN

Diposting oleh Unknown di 21.09
1.      Definisi
Neurosa kecemasan ialah kondisi psikis dalam ketakutan dan kecemasan yang kronis, tidak ada rangsangan yang spesifik yang menyebabkan kecemasan tersebut.
Ada saja yang mencemaskan hatinya; dan hampir setiap peristiwa menjadi penyebab timbulnya rasa cemas serta takut. Misalnya takut kalau mati, takut menjadi gila, dan macam-macam ketakutan serta kecemasan yang tidak bisa dimasukkan dalam kategori fobia. Emosi pasien tidak stabil; ia sangat irritable, cepat tersinggung dan marah, dan sering mengalami keadaan excited atau gempar-gelisa. Namun ia juga cepat menjadi depresif; disertai bermacam-macam fantasi, delusi, ilusi dan rasa dikejar-kejar oleh sesuatu yang tidak jelas.
Dirinya selalu diliputi ketegangan-ketegangan emosional dan diganggu bayangan-bayangan kesulitan yang imajiner atau semu. Pasien sering merasa mual dan muntah; badannya selalu lelah, menderita sesak nafas, banyak berkeringat; bergemetaran dan kadangkala menderita murus.
2.      Penyebab Neurosa Kecemasan
kecemasan, ketakutan, kesusahan dan kegagalan-kegagalan yang bertubi-tubi. Pasien lalu mengadakan penekanan atau represi terhadap emosi-emosi negative akibat kegagalan tadi. Namun semuanya tidak bisa berlangsung dengan sempurna.
Menurut Sigmund freud, neurosa kecemasan juga disebabkan oleh dorongan-dorongan seksual yang tidak terpuaskan dan terhambat-hambat, sehingga mengakibatkan timbulnya banyak konflik batin, ketakutan dan kecemasan.
Menurut Maramis (1998 : 261), faktor pencetus neurosis cemas sering jelas dan secara psikodinamik berhubungan dengan faktor-faktor yang menahun seperti kemarahan yang dipendam.
3.      Gejala Umum Kecemasan
Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap stres tergantung pada kondisi masing-masing individu, beberapa simtom yang muncul tidaklah sama. Kadang beberapa diantara simtom tersebut tidak berpengaruh berat pada beberapa individu, lainnya sangat mengganggu.
1) Berdebar diiringi dengan detak jantung yang cepat
Kecemasan memicu otak untuk memproduksi adrenalin secara berlebihan pada pembuluh darah yang menyebabkan detak jantung semakin cepat dan memunculkan rasa berdebar. Namun dalam beberapa kasus yang ditemukan individu yang mengalami gangguan kecemasan kontinum detak jantung semakin lambat dibandingkan pada orang normal.
2) Rasa sakit atau nyeri pada dada
Kecemasan meningkatkan tekanan otot pada rongga dada. Beberapa individu dapat merasakan rasa sakit atau nyeri pada dada, kondisi ini sering diartikan sebagai tanda serangan jantung yang sebenarnya adalah bukan. Hal ini kadang menimbulkan rasa panik yang justru memperburuk kondisi sebelumnya.
3) Rasa sesak napas
Ketika rasa cemas muncul, syaraf-syaraf impuls bereaksi berlebihan yang menimbulkan sensasi dan sesak pernafasan, tarikan nafas menjadi pendek seperti kesulitan bernafas karena kehilangan udara.
4) Berkeringat secara berlebihan
Selama kecemasan muncul terjadi kenaikan suhu tubuh yang tinggi. Keringat yang muncul disebabkan otak mempersiapkan perencanaan fight or flight terhadap stressor
5) Kehilangan gairah seksual atau penurunan minat terhadap aktivitas seksual
6) Gangguan tidur
7) Tubuh gemetar
Gemetar adalah hal yang dapat dialami oleh orang-orang yang normal pada situasi yang menakutkan atau membuatnya gugup, akan tetapi pada individu yang mengalami gangguan kecemasan rasa takut dan gugup tersebut terekspresikan secara berlebihan, rasa gemetar pada kaki, atau lengan maupun pada bagian anggota tubuh yang lain.
8) Tangan atau anggota tubuh menjadi dingin dan bekeringat
9) Kecemasan depresi memunculkan ide dan keinginan untuk bunuh diri
10) Gangguan kesehatan seperti sering merasakan sakit kepala (migrain).
4.      Terapi untuk Penderita neurosis cemas
Penderita neurosa kecemasan dapat disembuhkan dengan cara terapi. Terapi ini dilakukan dengan cara menemukan sumber ketakutan atau kekuatiran dan mencari penyesuaian yang lebih baik terhadap permasalahan. Mudah tidaknya usaha ini pada umumnya dipengaruhi oleh kepribadian penderita. Ada beberapa jenis terapi yang dapat dipilih untuk menyembuhkan neurosis kecemasan, yaitu :
1. Psikoterapi individual
2. Psikoterapi kelompok
3. Psikoterapi analitik
4. Sosioterapi
5. Terapi seni kreatif
6. Terapi kerja,
7. Terapi perilaku
8. Farmakoterapi

Konsep Asuhan Keperawatan
·         Data yang perlu dikaji
Setiap faktor yang mengganggu kebutuhan dasar manusia akan makanan, air, kenyamanan, dan keamanan.
Ø  Situasional
Berhubungan dengan ancaman aktual atau yang dirasakan terhadap konsep diri :
v  Kehilangan benda-benda yang dimiliki
v  Kegagalan (atau keberhasilan)
v  Perubahan dalam status atau prestise
v  Kurang penghargaan dari orang lain
Ø    Dilema etik
Berhubungan dengan kehilangan orang terdekat (aktual atau risti) :
v  Kematian
v  Perceraian
v  Tekanan budaya
v  Perpindahan
v  Perpisahan sementara atau permanen
Berhubungan dengan ancaman integritas biologis (aktual atau risti) :
v  Menjelang kematian
v  Serangan
v  Penyakit
v  Prosedur invasive
Berhubungan dengan perubahan dalam lingkungan (aktual atau risti) :
v  Perawatan rumah sakit
v  Perpindahan
v  Pensiun
v  Bahaya terhadap keamanan
v  Polutan lingkungan
Berhubungan dengan perubahan status sosioekonomi (aktual atau risti) :
v  Pengangguran
v  Pekerjaan baru
v  Promosi
Berhubungan dengan transmisi ansietas orang lain terhadap individu :
v  Maturasional
v  Bayi/anak
v  Berhubungan dengan perpisahan
v  Berhubungan dengan lingkungan atau orang asing
v  Berhubungan dengan perubahan hubungan sebaya
v  Remaja
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri :
v  Perkembangan seksual
v  Perubahan hubungan dengan teman sebaya
v  Dewasa
Berhubungan dengan konsep diri :
v  Kehamilan
v  Menjadi orang tua
v  Perubahan karir
v  Efek penuaan
v  Lansia
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri :
v  Kehilangan sensori
v  Kehilangan motorik
v  Masalah financial
v  Perubahan pensiun
Diagnose  keperawatan
1.      Ketidak efektifan koping individu
Kemungkinan penyebab :
1.      Krisis situasional atau krisis maturasional
2.      Riwayat konflik keluarga dan system pendukung yang tidak adekuat
3.      Stress internal yang berat dari banyak perubahan kehidupan
4.      Kerentanan herediter
5.      Riwayat prolaps pada katup mitral atau tirotoksikosis
Batasan karakteristik :
1.     Gejala fisik yang dialami selama serangan
2.     Perlaku menghindar
3.     Tidak mampu menyelesaikan masalah
4.     Menggunakan zat psikoaktif untuk bersosialisasi atau untuk menoleransi ketakutan dari serangan panik
5.      Menyatakan secara verbal ketakutannya yang besar akan serangan lainnya.

ü  Tujuan jangka panjang :
Klien menunjukkan kemampuan untuk mengatasi panik dengan mengurangi perilaku yang disebabkan oleh keadaan panik.
ü  Tujuan jangka pendek 1
Klien bercerita tentang stressor kehidupan, terutama yang berhubungan dengan serangan panic dimasa lalu.
Intervensi dan rasional
a.       Dorong klien untuk mengungkapkan secara verbal perasaan yang begitu kuat, tidak nyaman, khususnya ansietas, rasa bersalah dan frustasi.
Rasional :
Perasaan sakit yang tidak diakui adalah stressor, mengungkapkan perasan yang tidak nyaman membantu meredakan stress.

b.      Bantu klien mengidentifikasi stressor internal yang umumnya terjadi sebelum serangan.
Rasional :
Sebelum klien dapat memperoleh kendali terhadap serangan, stressor yang berhubungan dengan panic harus diidentifikasi.

c.       Diskusikan dan analisa situasi panic dengan klien, berfokus pada stimulus eksternal yang merangsang serangan.
Rasional :
Analisa stimulus eksternal yang menyertai panic membantu klien mengantisipasi dan pada akhirnya mengontrol serangan.

d.      Diskusikan mekanisme koping, seperti gerakan fisik dan latihan napas dalam yang lambat dan bagaimana mekansme ini dapat panik.
Rasional :
Klien perlu mengetahui metode koping lain yang dapat digunakan untuk mengatasi ansietas yang tidak dapat ditoleransi akibat serangan panik.

ü  Tujuan jangka pendek 2
Klien menunjukkan perilaku yang membantu mengontrol keadaan panic.
Intervensi dan rasional
a)      Ajari klien strategi untuk mengatasi stressor internal, seperti ketakutan atau perasaan tidak menentu.
Rasional :
Memiliki pengetahuan tentang cara alternative untuk menangani stress akan meningkatkan kendali perilaku.
b)      Ajari klien tentang cara berpindah dari keadaan internal ke keadaan eksternal untuk mengalihkan perhatian klien dari dirinya sendiri.
Rasional :
Keterampilan ini memampukan klien untuk melepaskan ansietas melalui focus keluar.
c)      Diskusikan hubungan antara ansietas dengan respons fisiologis yang secara khas di tunjukkan dalam serangan panic
Rasional :
Tindakan ini memfasilitasi daya tolak klien kedalam hubungan antara ansietas dan gejala fisik akibat serangan panic.
d)     Bantu klien memodifikasi pikiran spontan yang enyertai gejala fisik ketika ansietas mulai timbul.
Rasional :
Klien perlu mengetahui bahwa gejala fisiologis ansietas diikuti oleh pikiran spontan yang mengganggu penilaian tentang apa yang sedang terjadi.
e)      Dorong klien membentuk system pendukung dan mencari bantuan ketika tanda dan gejala ansietas muncul.
Rasional :
Mengembangkan dan menggunakan system pendukung meningkatkan tanggung jawab pribadi dan pengakuan pribadi tentang kebutuhan memperoleh bantuan pada saat stress.

2.      Ketakutan
Kemungkinan penyebab :
1.      Konflik emosional yang tidak disadari
2.      Salah menempatkan ansietas
3.      Pengalaman hidup di masa lalu
4.      Kurang engetahuan
5.      Kesalahan persepsi sensori
Batasan karakeristik :
1.      Manifestasi fisik dan emosi yang disebabkan oleh ansietas berat
2.      Mengungkapkan rasa tidak nyaman terhadap objek atau situasi yang menakutkan
3.      Tidak mampu melaksanakan aktivitas hidup sehari-hari
4.      Menarik diri dari aktivitas yang biasa ketika rasa takutnya berlebihan
5.      Serangan panik.
ü  Tujuan angka panjang :
Klien mempelajari cara untuk tetap berfungsi dengan baik ketika menghadapi stimulus fobia tanpa mengalami ansietas hebat atau membuat ia tidak mampu.
ü  Tujuan jangka pendek 1
Klien megungkapkan rasa takut dan mengidentifikasi ansietas yang timbul akibat fobia.
Intervensi dan rasonal
a.            Dorong klien untuk mendiskusikan obek atau situasi yang menakutkan.
Rasional  :
Dskusi tentang bagaimana klien mempersepsikan fobia memberi dasar untuk membuat program terapi.
b.            Bersama klien berupaya mengidentifikasi konflik dasar yang menimbulkan fobia.
Rasional :
Dengan megidentifikasi konflik dasar dan ansietas yang ditimbulkan, klien dapat menghubungkan pengalaman ansietas dalam diri dengan fobianya.
c.            Bantu klien mengidentifikasikan dan mendiskusikan pikiran dan perasaan yang turut menimbulkan rasa takut.
Rasional :
Pengungkapan pikiran dan perasaan memungkinkan klien untuk menggali isu-isu yang mungkin ditekan (secara sadar mematikan kesadarannya) atau belum terselesaikan.
d.            Identifikasi apakah klien mengalami depresi dan atasi
Rasional :
Klien depresi sulit berkonsentrasi dan tidak mampu berfokus pada strategi untuk mengatasi respon fobia.
e.            Ajari klien bahwa fobia adalah sebuah gambaran simbolik dari ansietas.
Rasional :
Kesadaran bahwa fobia timbul dari kecemasan membantu klien untuk tidak berhubungan dengan respon fobik dan memfokuskan perhatian pada masalah yang menyebabkan ansieas.

ü  Tujuan jangka pendek 2
Klien berpartisipasi dalam program densitiasi ( pengurangan sensitivitas) dan memperagakan cara-cara koping untuk mengatasi fobia.
Intervensi dan rasional
a)      Sebelum program desentitisasi dimulai, yakinkan klien bahwa keamanannya terjamin
Rasional :
Klien perlu merasa terlindungi dan aman untuk meneruskan program.
b)      Diskusikan fobia secara mendetil, ajarkan keterampilan koping seperti asertif tekhnik berhenti berfikir dan teknik menyelesaikan masalah 
Rasional :
Dapat mebentuk koping efektif
c)      Minta klien mempelajari dan mempraktekkan latihan relaksasi dan imajinasikan terpimpin.
Rasional :
Strategi ini membantu mengurangi tingkat ansietas klien.
d)     Bersama klien, esplorasi pikiran, perasaan atau peristiwa yang dapat mencetuskan respons fobik.
Rasional :
Kesadaran akan apa yang mencetuskan reaksi fobik dapat memampukan klien untuk mempelajari cara alternative untuk menangani ansietas.


DAFTAR RUJUKAN
Kartono, Kartini. 1986. “Patologi Social 3 : gangguan-gangguan kejiwaan”. Jakarta : Rajawali.

Maramis, W.F. 1995. Catatan ilmu kedokteran jiwa. Surabaya: Airlangga University press.

0 komentar:

Posting Komentar

 

SHARE D' MOMENT Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review