Senin, 08 Desember 2014

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN WAHAM

Diposting oleh Unknown di 21.14

A.    DEFINISI
Gangguan waham adalah satu gangguan psikiatri yang didominasi oleh gejala-gejala waham. Waham pada gangguan waham bisa berbentuk kebesaran, penganiayaan, cemburu, somatic, atau campuran. Waham merupakan suatu keyakinan atau pikiran yang salah karena bertentangan dengan kenyataan (dunia realitas), serta dibangun atas unsur-unsur yang tak berdasarkan logika, namun individu tidak mau melepaskan wahamnya walaupun ada bukti tentang ketidakbenaran atas keyakinan itu. Keyakinan dalam bidang agama dan budaya tidak dianggap sebagai waham.
B.     ETIOLOGI
1.        Faktor predisposisi
·         Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem syaraf yang berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.
·         Neurobiologis : adanya gangguan pada konteks pre frontal dan korteks limbic.
·         Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin, dan glutamat.
·         Virus : paparan virus influensa pada trimester III
·         Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.
2.       Faktor Presipitasi
·         Proses pengolahan informasi yang berlebihan
·         Mekanisme penghantaran listrik abnormal
·         adanya gejala pemicu
C.     PATOFISIOLOGI
Proses terjadinya waham disebabkan karena orang tersebut mengalami isolasi sosial yang akan mengakibatkaan seseorang akan mengalami waham dan apabila itu tidak cepat diatasi akan dapat mengakibatkan resiko mencederai diri/orang lain dan lingkungan.perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien dari pengalaman yang berhubungan dengan respon neurobiologist yang mal adaptif meliputi :
1.      Regresi            : Berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk mengatasi ansietas.
2.      Proyeksi          : Sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi
3.      Menarik diri
4.      Pada keluarga : mengingkari
D.    KLASIFIKASI
Waham dapat berbentuk:
a.       Waham yang sistematik
Yaitu waham yang sesudah dianalisis, memperlihatkan suatu pola sentral tertentu yang kemudian dibesar-besarkan atau ditambah-tambah secara rapi menjadi sistematik. Walaupun unsur-unsur dasarnya salah dan tak logis, akhirnya diperoleh suatu waham yang telah terbentuk dan berkembang secara konsekuen.
b.      Waham yang non sistematik
Waham yang bekembang secara luas, tetapi tidak memperlihatkan suatu pola sentral. tertentu.
c.       Waham kebesaran (delusi megaloman)
Waham yang ekspansif, hendak meyakinkan orang tentang kebesaran daripada individu bersangkutan (seperti jadi tuhan, presiden, panglima besar, dan sebagainya).

d.      Waham kehinaan (delusi nihilistic)
Waham yang hendak meyakinkan orang tentang sifat hina diri, rendah, miskin, hampa, sia-sia dan sebagainya daripada individu yang bersangkutan, hal yang mana sama sekali bertentangan dengan kenyataan
e.       Waham tuduhan diri
Keyakinan berdosa dan bersalah yang irrealistik dan irrasional. Konsekuensinya adalah kepercayaannya bahwa sudah selayaknya ia harus dihukum berat atau menjalani hukuman mati sekalipun
f.       Waham kejaran (delution of persecution)
Waham individu itu senantiasa dikejar-kejar oleh orang atau sekelompok yang bermaksud berbuat jahat kepadanya
g.      Waham sindiran
Waham bahwa individu yang bersangkutan itu selalu disindir oleh orang-orang disekitarnya. Biasanya individu yang memiliki waham sindiran itu mencari-cari hubungan antara dirinya dengan individu-individu sekitarnya yang bermaksud menuduh atau menyindir hal-hal yang tak senonoh kepada dirinya.

Ada beberapa tambahan jenis-jenis gangguan waham:
1.      Erotomania: waham cinta, biasanya terhadap orang-orang terkenal (bintang film, pejabat)
2.      Kebesaran (megalomania): punya kelebihan, kekuatan, kekuasaan; penemuan penting; waham keagamaan (pemimpin umat, nabi)
3.      Cemburu: paranoia, lebih sering pada laki-laki
4.      Penganiayaan: paling sering; pemarah, benci, menyakiti
5.      Somatik: dikenal sebagai psikosis hipokondriakal monosimptomatik; sering infeksi (bakteri, virus, parasit); dysmorphofobia (bentuk tidak serasi pada hidung dan dada); bau badan (kulit, mulut, vagina, dsb)
E.     MANIFESTASI KLINIS
Status mental
1.      Deskripsi umum
Orang dengan gangguan waham biasanya berdandan dengan baik dan berpakaian baik, tanpa adanya bukti adanya disintegrasi nyata pada kepribadian atau aktivitas harian .Tetapi mungkin saja terlihat eksentrik, aneh, pencuriga, atau bermusuhan
2.      Mood, perasaan dan afek
Mood penderita gangguan waham konsisten dengan isi wahamnya. Seorang poenderita dengan waham kebesaran adalah euphoria, seoraang penderita dengan waham kejar adalah pencuriga
3.      Gangguan persepsi dengan gangguan waham tidak memiliki halusinasi yang menonjol atau menentap. Menurut DSM-IV waham raba tau cium mungkin ditemukan jika hal tersebut adalah konsisten dengan waham, sebagai contohnya wahan aromatik tentang bau badan
4.      Pikiran
Gangguan pikiran pada waham merupakan gejala utama dari gangguan waham biasanya sistematis dan karakteriatiknya adalah dimungkinkan.
Sensorium dan kognisi
5.      Orientasi
Penderita dengan gangguan waham tidak memiliki kelainan dalam orientasi kecuali pada mereka yang memiliki waham spesifik tentang orang, tempat dan waktu
6.      Daya ingat
Daya ingat dan kondisi kognitif lainnya adalah intak pada pasien dengan gangguan waham
7.      Kejujuran
Penderita dengna gangguan waham biasanya dapat dipercaya informasinya, kecuali jika hal tersebut membahayakan wahamnya.
F.      PENATALAKSANAAN MEDIS
Perawatan dan pengobatan harus secepat mungkin dilaksanakan karena, kemungkinan dapat menimbulkan kemunduran mental. Tetapi jangan memandang klien dengan waham pada gangguan skizofrenia ini sebagai pasien yang tidak dapat disembuhkan lagi atau orang yang aneh dan inferior bila sudah dapat kontak maka dilakukan bimbingan tentang hal-hal yang praktis. Biar pun klien tidak sembuh sempurna, dengan pengobatan dan bimbingan yang baik dapat ditolong untuk bekerja sederhana di rumah ataupun di luar rumah. Keluarga atau orang lain di lingkungan klien diberi penjelasan (manipulasi lingkungan) agar mereka lebih sabar menghadapinya.
Penatalaksanaan klien dengan waham meliputi farmako terapi, ECT dan terapi lainnya seperti: terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi somatik, terapi seni, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spritual dan terapi okupsi yang semuanya bertujuan untuk memperbaiki prilaku klien dengan waham pada gangguan skizoprenia. Penatalaksanaan yang terakhir adalah rehablitasi sebagai suatu proses refungsionalisasi dan pengembangan bagi klien agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat.








 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A.    PENGKAJIAN
Pengkajian untuk klien yang mengalami gangguan waham meliputi :
1.      Identitas klien
Identitas klien meliputi nama, umur, alat, pekerjaan, jenis kelamin, dan kapan klien mulai masuk rumah sakit.
2.      Alasan masuk rumah sakit
3.      Riwayat penyakit sekarang
4.      Faktor predisposisi
Faktor predisposisi meliputi:
a.       Riwayat penyakit lalu
b.      Pengobatan sebelumnya
c.       Riwayat trauma
d.      Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
e.       Riwayat penyakit keluarga
5.      Status mental
Dalam status mental, meliputi :
a.       Penampilan
b.      Kesadaran
c.       Disorientasi
d.      Pembicaraan
e.       Aktivitas motorik atau psikomotor
f.       Afek dan emosi
g.      Persepsi-sensori
h.      Proses pikir
Hal ini meliputi :
·         Arus pikir
·         Isi pikir
·         Bentuk pikir
i.        Interaksi selama wawancara
j.        Memori
k.      Tingkat konsentrasi dan berhitung
l.        Kemampuan penilaian
m.    Daya tilik diri
6.      Pemeriksaan fisik
Meliputi :
a.       Keadaan umum
b.      Tanda vital
c.       Antropometri
d.      Keluhan fisik
e.       Pemeriksaan fisik
·         Kepala
·         Mata
·         Hidung
·         Mulut
·         Telinga
·         Leher
·         Dada
·         Abdomen
·         Genetalia
·         Ekstremitas
·         Integumen
f.       Pengkajian psikososial
Meliputi :
·         Konsep diri
o   Citra tubuh
o   Identitas diri
o   Peran
o   Ideal diri
o   Harga diri
·         Hubungan sosial
o   Orang yang berarti atau terdekat
o   Peran serta kegiatan kelompok
o   Hambatan dan hubungan dengan orang lain
·         Spiritual
o   Nilai dan keyakinan
o   Kegiatan ibadah
g.      Kebutuhan persiapan pulang
1.      Makan
2.      BAK/BAB
3.      Mandi
4.      Berpakaian atau berhias
5.      Istirahat dan tidur
6.      Penggunaan obat
7.      Pemeliharaan kesehatan
8.      Aktivitas dalam rumah
9.      Aktivitas diluar rumah
h.      Makanisme koping
i.        Masalah psikososial dan lingkungan
j.        Pengetahuan kurang
k.      Aspek medis
·         Diaknosa medis
·         Terapi medik
B.     Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
1.      Masalah keperawatan : Perubahan proses pikir : waham
Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan/ realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung.
C.     Diagnosa Keperawatan
1.      Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan waham.
2.      Perubahan proses pikir : waham berhubungan dengan harga diri rendah.
D.    Intervensi Keperawatan

1.      Diagnosa 1: Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berubungan dengan waham.

Tujuan umum :
·         Klien tidak menciderai diri, orang lain, dan lingkungan.

Tujuan khusus :
1.      Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat. Rasional : Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk kelancaran hubungan interaksinya.

Tindakan :
·         Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (topik, waktu, tempat).
·         Jangan membantah dan mendukung waham klien : katakan perawat menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan anda" disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham klien.
·         Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi : katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian.
·         Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan diri.
2.      Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki. Rasional : Dengan mengetahui kemampuan yang dimiliki klien, maka akan memudahkan perawat untuk mengarahkan kegiatan yang bermanfaat bagi klien dari pada hanya memikirkannya.

Tindakan :
·         Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
·         Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang realistis.
·         Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan perawatan diri).
·         Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.
3.      Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi. Rasional : Dengan mengetahui kebutuhan klien yang belum terpenuhi perawat dapat merencanakan untuk memenuhinya dan lebih memperhatikan kebutuhan klien tersebut sehingga klien merasa nyaman dan aman.

Tindakan :
·         Observasi kebutuhan klien sehari-hari.
·         Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).
·         Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.
·         Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).
·         Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya.
4.      Klien dapat berhubungan dengan realitas. Rasional : Menghadirkan realitas dapat membuka pikiran bahwa realita itu lebih benar dari pada apa yang dipikirkan klien sehingga klien dapat menghilangkan waham yang ada.

Tindakan :
·         Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat dan waktu).
·         Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.
·         Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien.
5.      Klien dapat menggunakan obat dengan benar. Rasional : Penggunaan obat yang secara teratur dan benar akan mempengaruhi proses penyembuhan dan memberikan efek dan efek samping obat.

Tindakan :
·         Diskusikan dengan klien tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat.
·         Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama pasien, obat, dosis, cara dan waktu).
·         Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.
·         Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.
6.      Klien dapat dukungan dari keluarga. Rasional : Dukungan dan perhatian keluarga dalam merawat klien akan mambentu proses penyembuhan klien.
Tindakan:
·         Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang : gejala waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.
·         Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga
2.      Diagnosa 2: Perubahan proses pikir: waham berhubungan dengan harga diri rendah

Tujuan umum :
·         Klien tidak terjadi perubahan proses pikir: waham dan klien akan meningkat harga dirinya.
Tujuan khusus :

1.      Klien dapat membina hubungan saling percaya 

Tindakan :
·         Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
·         Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
·         Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
·         Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
2.      Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

Tindakan :
·         Klien dapat menilai kemampuan yang dapat Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
·         Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang realistis
·         Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3.      Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

Tindakan :
·         Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
·         Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah
4.      Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

Tindakan :
·         Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
·         Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
·         Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
5.      Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan 

Tindakan :
·         Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
·         Beri pujian atas keberhasilan klien
·         Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6.      Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
·         Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.
·         Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
·         Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
·         Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
E.     Evaluasi
1.      Klien percaya dengan perawat, terbuka untuk ekspresi waham
2.      Klien menyadari kaitan kebutuhan yg tdk terpenuhi dg keyakinannya (waham) saat ini
3.      Klien dapat melakukan upaya untuk mengontrol waham
4.      Keluarga mendukung dan bersikap terapeutik terhadap klien
5.      Klien menggunakan obat sesuai program


















DAFTAR RUJUKAN
Kusuma W. 1987. Kedaruratan psikiatrik dalam praktik. Jakarta: professional books











0 komentar:

Posting Komentar

 

SHARE D' MOMENT Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review