A. DEFINISI
Gangguan waham adalah satu gangguan psikiatri yang didominasi oleh
gejala-gejala waham. Waham pada gangguan waham bisa berbentuk kebesaran,
penganiayaan, cemburu, somatic, atau campuran. Waham merupakan suatu keyakinan
atau pikiran yang salah karena bertentangan dengan kenyataan (dunia realitas),
serta dibangun atas unsur-unsur yang tak berdasarkan logika, namun individu tidak
mau melepaskan wahamnya walaupun ada bukti tentang ketidakbenaran atas
keyakinan itu. Keyakinan dalam bidang agama dan budaya tidak dianggap sebagai
waham.
B. ETIOLOGI
1. Faktor predisposisi
·
Genetis : diturunkan, adanya
abnormalitas perkembangan sistem syaraf yang berhubungan dengan respon biologis
yang maladaptif.
·
Neurobiologis : adanya gangguan pada
konteks pre frontal dan korteks limbic.
·
Neurotransmitter : abnormalitas pada
dopamine, serotonin, dan glutamat.
·
Virus : paparan virus influensa pada
trimester III
·
Psikologis : ibu pencemas, terlalu
melindungi, ayah tidak peduli.
2. Faktor
Presipitasi
·
Proses pengolahan informasi yang
berlebihan
·
Mekanisme penghantaran listrik abnormal
·
adanya gejala pemicu
C. PATOFISIOLOGI
Proses terjadinya waham disebabkan karena orang tersebut mengalami isolasi
sosial yang akan mengakibatkaan seseorang akan mengalami waham dan apabila itu
tidak cepat diatasi akan dapat mengakibatkan resiko mencederai diri/orang lain
dan lingkungan.perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien dari
pengalaman yang berhubungan dengan respon neurobiologist yang mal adaptif
meliputi :
1.
Regresi :
Berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk mengatasi ansietas.
2.
Proyeksi :
Sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi
3.
Menarik diri
4.
Pada keluarga : mengingkari
D.
KLASIFIKASI
Waham dapat berbentuk:
a.
Waham yang sistematik
Yaitu waham
yang sesudah dianalisis, memperlihatkan suatu pola sentral tertentu yang
kemudian dibesar-besarkan atau ditambah-tambah secara rapi menjadi sistematik.
Walaupun unsur-unsur dasarnya salah dan tak logis, akhirnya diperoleh suatu
waham yang telah terbentuk dan berkembang secara konsekuen.
b.
Waham yang non sistematik
Waham yang
bekembang secara luas, tetapi tidak memperlihatkan suatu pola sentral. tertentu.
c.
Waham kebesaran (delusi megaloman)
Waham yang
ekspansif, hendak meyakinkan orang tentang kebesaran daripada individu
bersangkutan (seperti jadi tuhan, presiden, panglima besar, dan sebagainya).
d.
Waham kehinaan (delusi nihilistic)
Waham yang
hendak meyakinkan orang tentang sifat hina diri, rendah, miskin, hampa, sia-sia
dan sebagainya daripada individu yang bersangkutan, hal yang mana sama sekali bertentangan
dengan kenyataan
e.
Waham tuduhan diri
Keyakinan
berdosa dan bersalah yang irrealistik dan irrasional. Konsekuensinya adalah
kepercayaannya bahwa sudah selayaknya ia harus dihukum berat atau menjalani
hukuman mati sekalipun
f.
Waham kejaran (delution of persecution)
Waham
individu itu senantiasa dikejar-kejar oleh orang atau sekelompok yang bermaksud
berbuat jahat kepadanya
g.
Waham sindiran
Waham bahwa
individu yang bersangkutan itu selalu disindir oleh orang-orang disekitarnya.
Biasanya individu yang memiliki waham sindiran itu mencari-cari hubungan antara
dirinya dengan individu-individu sekitarnya yang bermaksud menuduh atau
menyindir hal-hal yang tak senonoh kepada dirinya.
Ada beberapa
tambahan jenis-jenis gangguan waham:
1.
Erotomania: waham cinta, biasanya terhadap orang-orang
terkenal (bintang film, pejabat)
2.
Kebesaran (megalomania): punya kelebihan, kekuatan,
kekuasaan; penemuan penting; waham keagamaan (pemimpin umat, nabi)
3.
Cemburu: paranoia, lebih sering pada laki-laki
4.
Penganiayaan: paling sering; pemarah, benci, menyakiti
5.
Somatik: dikenal sebagai psikosis hipokondriakal
monosimptomatik; sering infeksi (bakteri, virus, parasit); dysmorphofobia
(bentuk tidak serasi pada hidung dan dada); bau badan (kulit, mulut, vagina,
dsb)
E.
MANIFESTASI KLINIS
Status mental
1.
Deskripsi umum
Orang
dengan gangguan waham biasanya berdandan dengan baik dan berpakaian baik, tanpa
adanya bukti adanya disintegrasi nyata pada kepribadian atau aktivitas harian
.Tetapi mungkin saja terlihat eksentrik, aneh, pencuriga, atau bermusuhan
2.
Mood, perasaan dan afek
Mood
penderita gangguan waham konsisten dengan isi wahamnya. Seorang poenderita
dengan waham kebesaran adalah euphoria, seoraang penderita dengan waham kejar
adalah pencuriga
3.
Gangguan persepsi dengan gangguan waham
tidak memiliki halusinasi yang menonjol atau menentap. Menurut DSM-IV waham
raba tau cium mungkin ditemukan jika hal tersebut adalah konsisten dengan
waham, sebagai contohnya wahan aromatik tentang bau badan
4.
Pikiran
Gangguan pikiran pada waham merupakan gejala utama dari gangguan waham biasanya sistematis dan karakteriatiknya adalah dimungkinkan.
Sensorium dan kognisi
Gangguan pikiran pada waham merupakan gejala utama dari gangguan waham biasanya sistematis dan karakteriatiknya adalah dimungkinkan.
Sensorium dan kognisi
5.
Orientasi
Penderita dengan gangguan waham tidak memiliki kelainan dalam orientasi kecuali pada mereka yang memiliki waham spesifik tentang orang, tempat dan waktu
Penderita dengan gangguan waham tidak memiliki kelainan dalam orientasi kecuali pada mereka yang memiliki waham spesifik tentang orang, tempat dan waktu
6.
Daya ingat
Daya
ingat dan kondisi kognitif lainnya adalah intak pada pasien dengan gangguan
waham
7.
Kejujuran
Penderita dengna gangguan waham biasanya dapat dipercaya informasinya, kecuali jika hal tersebut membahayakan wahamnya.
Penderita dengna gangguan waham biasanya dapat dipercaya informasinya, kecuali jika hal tersebut membahayakan wahamnya.
F.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Perawatan dan pengobatan harus secepat mungkin
dilaksanakan karena, kemungkinan dapat menimbulkan kemunduran mental. Tetapi
jangan memandang klien dengan waham pada gangguan skizofrenia ini sebagai
pasien yang tidak dapat disembuhkan lagi atau orang yang aneh dan inferior bila
sudah dapat kontak maka dilakukan bimbingan tentang hal-hal yang praktis. Biar
pun klien tidak sembuh sempurna, dengan pengobatan dan bimbingan yang baik
dapat ditolong untuk bekerja sederhana di rumah ataupun di luar rumah. Keluarga
atau orang lain di lingkungan klien diberi penjelasan (manipulasi lingkungan)
agar mereka lebih sabar menghadapinya.
Penatalaksanaan klien dengan waham meliputi farmako
terapi, ECT dan terapi lainnya seperti: terapi psikomotor, terapi rekreasi,
terapi somatik, terapi seni, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi
spritual dan terapi okupsi yang semuanya bertujuan untuk memperbaiki prilaku
klien dengan waham pada gangguan skizoprenia. Penatalaksanaan yang terakhir
adalah rehablitasi sebagai suatu proses refungsionalisasi dan pengembangan bagi
klien agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan
masyarakat.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A.
PENGKAJIAN
Pengkajian untuk klien yang mengalami gangguan waham meliputi :
1.
Identitas klien
Identitas
klien meliputi nama, umur, alat, pekerjaan, jenis kelamin, dan kapan klien
mulai masuk rumah sakit.
2.
Alasan masuk rumah sakit
3.
Riwayat penyakit sekarang
4.
Faktor predisposisi
Faktor
predisposisi meliputi:
a.
Riwayat penyakit lalu
b.
Pengobatan sebelumnya
c.
Riwayat trauma
d.
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
e.
Riwayat penyakit keluarga
5.
Status mental
Dalam status
mental, meliputi :
a.
Penampilan
b.
Kesadaran
c.
Disorientasi
d.
Pembicaraan
e.
Aktivitas motorik atau psikomotor
f.
Afek dan emosi
g.
Persepsi-sensori
h.
Proses pikir
Hal ini
meliputi :
·
Arus pikir
·
Isi pikir
·
Bentuk pikir
i.
Interaksi selama wawancara
j.
Memori
k.
Tingkat konsentrasi dan berhitung
l.
Kemampuan penilaian
m.
Daya tilik diri
6.
Pemeriksaan fisik
Meliputi :
a.
Keadaan umum
b.
Tanda vital
c.
Antropometri
d.
Keluhan fisik
e.
Pemeriksaan fisik
·
Kepala
·
Mata
·
Hidung
·
Mulut
·
Telinga
·
Leher
·
Dada
·
Abdomen
·
Genetalia
·
Ekstremitas
·
Integumen
f.
Pengkajian psikososial
Meliputi :
·
Konsep diri
o Citra tubuh
o Identitas
diri
o Peran
o Ideal diri
o Harga diri
·
Hubungan sosial
o Orang yang
berarti atau terdekat
o Peran serta
kegiatan kelompok
o Hambatan dan
hubungan dengan orang lain
·
Spiritual
o Nilai dan
keyakinan
o Kegiatan
ibadah
g.
Kebutuhan persiapan pulang
1.
Makan
2.
BAK/BAB
3.
Mandi
4.
Berpakaian atau berhias
5.
Istirahat dan tidur
6.
Penggunaan obat
7.
Pemeliharaan kesehatan
8.
Aktivitas dalam rumah
9.
Aktivitas diluar rumah
h.
Makanisme koping
i.
Masalah psikososial dan lingkungan
j.
Pengetahuan kurang
k.
Aspek medis
·
Diaknosa medis
·
Terapi medik
B. Masalah
keperawatan dan data yang perlu dikaji
1. Masalah keperawatan : Perubahan
proses pikir : waham
Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang
diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang
kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang
lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang
panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan/ realitas, ekspresi wajah
klien tegang, mudah tersinggung.
C.
Diagnosa Keperawatan
1.
Resiko
mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan waham.
2. Perubahan proses pikir : waham
berhubungan dengan harga diri rendah.
D. Intervensi
Keperawatan
1. Diagnosa 1: Resiko mencederai diri,
orang lain dan lingkungan berubungan dengan waham.
Tujuan umum :
·
Klien tidak
menciderai diri, orang lain, dan lingkungan.
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling
percaya dengan perawat. Rasional : Hubungan saling percaya merupakan dasar
untuk kelancaran hubungan interaksinya.
Tindakan :
·
Bina
hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan
interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (topik,
waktu, tempat).
·
Jangan
membantah dan mendukung waham klien : katakan perawat menerima keyakinan klien
"saya menerima keyakinan anda" disertai ekspresi menerima, katakan
perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan
isi waham klien.
·
Yakinkan
klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi : katakan perawat akan menemani
klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran
jangan tinggalkan klien sendirian.
·
Observasi
apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan diri.
2. Klien dapat mengidentifikasi
kemampuan yang dimiliki. Rasional : Dengan mengetahui kemampuan yang dimiliki
klien, maka akan memudahkan perawat untuk mengarahkan kegiatan yang bermanfaat
bagi klien dari pada hanya memikirkannya.
Tindakan :
·
Beri pujian
pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
·
Diskusikan
bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang
realistis.
·
Tanyakan apa
yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini (kaitkan
dengan aktivitas sehari hari dan perawatan diri).
·
Jika klien
selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada.
Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.
3. Klien dapat mengidentifikasikan
kebutuhan yang tidak terpenuhi. Rasional : Dengan mengetahui kebutuhan klien
yang belum terpenuhi perawat dapat merencanakan untuk memenuhinya dan lebih
memperhatikan kebutuhan klien tersebut sehingga klien merasa nyaman dan aman.
Tindakan :
·
Observasi
kebutuhan klien sehari-hari.
·
Diskusikan
kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah maupun di rumah sakit
(rasa sakit, cemas, marah).
·
Hubungkan
kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.
·
Tingkatkan
aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan tenaga
(buat jadwal jika mungkin).
·
Atur situasi
agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya.
4. Klien dapat berhubungan dengan
realitas. Rasional : Menghadirkan realitas dapat membuka pikiran bahwa realita
itu lebih benar dari pada apa yang dipikirkan klien sehingga klien dapat
menghilangkan waham yang ada.
Tindakan :
·
Berbicara
dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat dan waktu).
·
Sertakan
klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.
·
Berikan
pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien.
5. Klien dapat menggunakan obat dengan
benar. Rasional : Penggunaan obat yang secara teratur dan benar akan
mempengaruhi proses penyembuhan dan memberikan efek dan efek samping obat.
Tindakan :
·
Diskusikan
dengan klien tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum
obat.
·
Bantu klien
menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama pasien, obat, dosis, cara dan
waktu).
·
Anjurkan
klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.
·
Beri
reinforcement bila klien minum obat yang benar.
6. Klien dapat dukungan dari keluarga.
Rasional : Dukungan dan perhatian keluarga dalam merawat klien akan mambentu
proses penyembuhan klien.
Tindakan:
·
Diskusikan
dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang : gejala waham, cara merawat
klien, lingkungan keluarga dan follow up obat.
·
Beri
reinforcement atas keterlibatan keluarga
2. Diagnosa 2: Perubahan proses pikir:
waham berhubungan dengan harga diri rendah
Tujuan umum :
·
Klien tidak
terjadi perubahan proses pikir: waham dan klien akan meningkat harga dirinya.
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling
percaya
Tindakan :
·
Bina
hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan
interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu,
tempat dan topik pembicaraan)
·
Beri
kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
·
Sediakan
waktu untuk mendengarkan klien
·
Katakan
kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab
serta mampu menolong dirinya sendiri
2. Klien dapat mengidentifikasi
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan :
·
Klien dapat
menilai kemampuan yang dapat Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
·
Hindarkan
memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian yang
realistis
·
Klien dapat
menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3. Klien dapat menilai kemampuan yang
dapat digunakan.
Tindakan :
·
Diskusikan
kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
·
Diskusikan
pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah
4. Klien dapat menetapkan /
merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
·
Rencanakan
bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
·
Tingkatkan
kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
·
Beri contoh
cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
5. Klien dapat melakukan kegiatan
sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
·
Beri
kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
·
Beri pujian
atas keberhasilan klien
·
Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan di rumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem
pendukung yang ada
Tindakan :
·
Beri
pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien.
·
Bantu
keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.
·
Bantu
keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
·
Beri
reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.
E. Evaluasi
1. Klien percaya dengan perawat,
terbuka untuk ekspresi waham
2. Klien menyadari kaitan kebutuhan yg
tdk terpenuhi dg keyakinannya (waham) saat ini
3. Klien dapat melakukan upaya untuk
mengontrol waham
4. Keluarga mendukung dan bersikap
terapeutik terhadap klien
5. Klien menggunakan obat sesuai
program
DAFTAR
RUJUKAN
Kusuma W. 1987. Kedaruratan
psikiatrik dalam praktik. Jakarta: professional books
0 komentar:
Posting Komentar