Senin, 08 Desember 2014

LAPORAN PENDAHULUAN SKIZOFRENIA RESIDUAL

Diposting oleh Unknown di 20.53


A.        PENGERTIAN

Skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis) yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.
Skizofrenia residual adalah skizofrenia yang diawali dengan gejala positif, namun minimal dalam waktu satu tahun terakhir telah timbul gejala negatif.
Perilaku pada skizofrenia residual adalah eksentrik, tetapi gejala-gejala psikosis saat diperiksa/dirawat tidak menonjol. Menarik diri dan afek yang tidak serasi merupakan karakteristik dari kelainan ini. Pasien memiliki riwayat paling sedikit satu episode skizofrenia dengan gejala-gejala yang menonjol.
Orang-orang yang mengalami gangguan skizofrenia residual adalah orang-orang yang sekurang-kurangnya memiliki riwayat episode psikotik yang jelas pada masa lampau dan sekarang memperlihatkan beberapa tanda skizofrenia, seperti emosi yang tumpul, menarik diri dari oranng-orang lain (masyarakat), bertingkah laku eksentrik, atau mengalami gangguan pikiran, tetapi simtom-simtomini pada umumnya tidak begitu kuat. Selanjutnya, simtom-simtom seperti halusinasi dan delusi tidak sering terjadi atau hanya samar-samar (Holmes, 1991).
Skizofrenia residual, merupakan keadaan skizofrenia dengan gejala-gejala primernya Bleuler, tetapi tidak jelas adanya gejala-gejala sekunder. Keadaan ini timbul sesudah beberapa kali serangan skizofrenia, (Maramis, 2004).

B.        ETIOLOGI

Penyebabnya tidak diketahui dan merupakan suatu tantangan riset yang dilakukan dan telah banyak faktor predisposisi dan presipitasi yang diketahui.
Herediter pentingnya faktor genetika dibuktikan secara memungkinkan resiko masyarakat umum 1%, pada orang tua resiko Skizoprenia 5%, pada saudara kandung 8% dan pada anak–anak 10%.
Lingkungan gambaran pada penderita kembar seperti kembar identik 40% sampai 65% berpeluang menderita skizofrenia, sedangkan kembar dizigotik 12%, ini menunjukan bahwa lingkungan juga cukup berperan dalam menampilkan penyakit pada individu yang memiliki predisposisi dari faktor genetika.
Emosi yang diekspresikan, jika keluarga Skizoprenia memperlihatkan emosi yang diekspresikan secara berlebihan, misal klien sedang di omeli atau terlalu banyak dikekang dengan aturan–aturan yang berlebihan maka kemungkinan kambuh lebih besar.

C.        TANDA GEJALA

Suatu stadium kronis dari skizofrenia yg lebih lanjut ditandai dengan gejala negatif yg panjang, walaupun belum tentu irreversibel.
Gejala negatif :
1. perlambatan psikomotor
2. aktivitas menurun
 3.afek tumpul
4. sikap pasif tak punya inisiatif, tak punya minat dan energi sama sekali
5.banyak diam
6.perawatan diri buruk
7. kinerja sosial buruk
(Hal ini dapat karena akibat traumatis masa kecil, contohnya seorang anak yang normal tanpa cacat dilidah namun ia mengalami penyiksaan berupa ancaman dijebloskan kesumur oleh orang tuanya. Akhirnya hingga dewasa mengalami kebisuan dan gagu padahal secara medis bagian panca indranya tidak mengalami kerusakan, namun bagian neuroleptikanya memerlukan terapi authisme sehingga dapat kembali berbicara normal, Selain faktor traumatik hal ini juga diakibatkan faktor lingkungan dan faktor sosial yang buruk).

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

I.           PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan dengan wawancara dan observasi kepada klien dan keluarga yang menghantar. Pengkajian pertama kali dilakukan secara lengkap guna menggali informasi yang dibutuhkan untuk terapi guna kesembuhan klien.
Beberapa hal yang dapat dikaji kepada klien antara lain :
a.      Identitas
Meliputi:
·         Nama
·         Umur
·         Jenis kelamin
·         Pekerjaan
b.      Alasan masuk
Meliputi:
·      Penyebab klien masuk rumah sakit
·      Usaha yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut dan hasilnya.

c.       Faktor Predisposisi
Meliputi
·      Riwayat penyakit masa lalu dan hasil pengobatan sebelumnya
·      Riwayat penyakit keluarga
·      Riwayat trauma yag pernah dialami
·      Masalah keperawatan yang muncul

d.      Faktor Fisik
Meliputi:
·      Tanda-tanda vital ( tekanan darah, nadi, suhu, RR )
·      Tinggi dan berat badan

e.      Faktor psikososial
Meliputi:
·      Genogram
·      Menggambarkan hubungan klien dengan keluarga minimal 3 generasi keatas
·      Masalah keperawatan yang muncul
·      Konsep diri
      Gambaran diri
 Identitas diri
 Ideal diri
 Harga diri
 Masalah keperawatan yang muncul
·      Hubungan social
     Orang yang berarti dalam hidupnya
Kelompok yang berarti dalam masyarakat
Keterlibatan klien dalam kelompok tersebut
·      Spirual
Nilai dan keyakinan
Kegiatan ibadah
Masalah keperawatan yang muncul
·      Status Mental
Penampilan
Pembicaraan
Aktivitas motorik alam perasaan
Waham
Isi pikir
Tingkat kesadaran
Memori
Tingkat konsentrasi dan berhitung
·      Kebutuhan persiapan pulang
Makan
BAK / BAB
Mandi
Berpakaian
Pemeliharaan kesehatan di dalam rumah

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko kekerasan terhadap diri sendiri dan orang lain b.d status emosional.
2. Isolasi sosial b.d kurang rasa percaya diri kepada orang lain, sukar berinteraksi dengan orang lain
3. Perubahan persepsi sensorik (pendengaran) b.d halusinasi, panik, stess berat.


DX. 2
Isolasi sosial b.d kurang rasa percaya diri kepada orang lain, sukar berinteraksi dengan orang lain

Tujuan & Kriteria hasil Tindakan Keperawatan
Kriteria hasil :
a. Pasien dapat mendemonstrasikan keinginan dan hasrat untuk bersosialisasi dengan orang lain.
b. Pasien dapat mengikuti aktifitas kelompok tanpa di suruh.
c. Pasien melakukan interaksi satu-satu dengan orang lain dengan cara yang sesuai atau dapat diterima.

INTERVENSI
1.    Dentifikasi factor signifikan support individu klien dan mendorong mereka untuk berinteraksi dengan klien, percakapan ditelepon, beraktifitas dan mengunjunginya.

2. Bantu klien membedakan antara isolasi sosiol dan hasrat untuk mandiri.

3. Bantu klien menemukan klien lain untuk sosialisasi dengan orang yang memiliki kesukaan yang sama.

4. Perlihatkan sikap menerima dengan cara melakukan kontak yang sering tapi singkat.

5. Perlihatkan penguatan positif pada klien.

6. Temani klien untuk memperlihatkan dukungan selama aktifitas kelompok yang mungkin merupakan hal yang menakutkan atau sukar untuk pasien.


















IMPLEMENTASI
1.      Menumbuhkan rasa berani dan percaya diri pada klien, dan mampu berinteraksi dengan orang lain.
2.      Klien mampu membedakan antara isolasi sosiol dan hasrat untuk mandiri.
3.      Klien mampu menemukan klien lain untuk sosialisasi dengan orang yang memiliki kesukaan yang sama.
4.      Klien mampu menerima orang lain
5.      Klien mempunyai rasa percaya pada diri sendiri
6.      Memberi rasa nyaman pada klien paada lingkungan sekitar

EVALUASI
Setelah dilakukan pengkajian, mengangkat diagnose, melakukan intervensi sesuai keadaan klien, dan implementasi diharapkan klien mampu berinteraksi baik dengan orang lain, dan tidak mengalami ganguuan komunikasi.

















DAFTAR RUJUKAN

Townsend. C.M. tahun. Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri. Jakarta. Penerbit EGC.


WHO. Leksikon Istilah Kesehatan Jiwa Ed. 2. Jakarta. Penerbit EGC.




0 komentar:

Posting Komentar

 

SHARE D' MOMENT Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review