SKIZOFRENIA HIBEFRENIK
PENGERTIAN
Gangguan jiwa skizofrenia merupakan gangguan jiwa
yang berat dan gawat yang dapat dialami manusia sejak muda dan dapat berlanjut
menjadi kronis dan lebih gawat ketika muncul pada lanjut usia (lansia) karena
menyangkut perubahan pada segi fisik, psikologis dan sosial-budaya. Skizofrenia
pada lansia angka prevalensinya sekitar 1% dari kelompok lanjut usia (lansia)
Skizofrenia hebefrenik adalah jenis skizofrenia yang
paling serius dan sering dialami pada peringkat awal kehidupan seseorang.Skizofrenia
Hebefrenik adalah perilaku yang khas, regresi, primitive, afek tidak sesuai
dengan karakteristik umumnya, wajah dungu, tertawa aneh, menangis dan menarik
diri secara ekstrimCiri-cirinya adalah suka menarik diri daripada bersosial
secara ekstrim, halusinasi, delusi, kebodohan, mempamerkan tingkah laku yang
tidak sesuai, tingkah laku ganas dan tingkah laku ganjil yang lain. Skizofrenia
jenis ini sama seperti paranoid daripada segi adanya delusi dan halusinasi,
tetapi tidak teratur, berpecah-pecah sehingga ia tidak mempunyai makna
langsung. Pasien biasanya menunjuukkan tingkah laku yang
ETIOLOGI
1. Faktor
Predisposisi
Beberapa
faktor predisposisi yang berkontribusi pada munculnya respon neurobiologi
seperti pada harga diri rendah antara lain :
a. Faktor
Genetis
secara genetis
skizofrenia diturunkan melalui kromosom-kromosom tertentu. Tetapi kromosom yang
ke berapa menjadi faktor penentu gangguan ini sampai sekarang masih dalam tahap
penelitian.
b. Factor
Neurologis
Ditemukan bahwa
korteks prefrotal dan korteks limbik pada klien skizofrenia tidak pernah
berkembang penuh.Ditemukan juga pada klien skizofrenia terjadi penurunan volume
dan fungsi otak yang abnormal.Neurotransmiter yang ditemukan tidak normal
khususnya dopamine, serotonine, dan glutamat.
c. Studi
Neurotransmiter
Skizofrenia
diduga juga disebkan oleh adanya ketidakseimbangan neurotransmiter dopamine
yang berlebihan.
d. Teori
Virus
Paparan virus
influenza pada trimester 3 kehamilan dapat menjadi factor predispossisi
skizofrenia.
e. Psikologis
Beberapa kondisi
psikologis yang menjadi faktor predisposisi skizofrenia antara lain anak yang
diperlakukan oleh ibu pencemas, terlalu melindungi, dingin dan tidak
berperasaan, sementara ayah yang mengambil jarak dengan anaknya.
2. Faktor
Presipitasi
Faktor-faktor
pencetus respon neurobiologis meliputi :
a. Berlebihannya
proses inflamasi pada sistem saraf yang menerima dan memproses informasi di
thalamus dan frontal otak.
b. Mekanisme
penghantaran listrik di saraf terganggu.
c. Gejala-gejala
pemicu seperti kondisi kesehatan, lingkungan, sikap dan perilaku.
TANDA DAN GEJALA
1. Inkoherensi
yaitu jalan pikiran yang kacau, tidak dapat dimengerti apa maksudnya.
2. Alam
perasaan yang datar tanpa ekspresi serta tidak serasi atau ketolol-tololan.
3. Perilaku
dan tertawa kekenak-kanakan, senyum yang menunjukkan rasa puas diri atau senyum
yang hanya dihayati sendiri.
4. Waham
yang tidak jelas dan tidak sistematik tidak terorganisasi sebagai suatu
kesatuan.
5. Halusinasi
yang terpecah-pecah yang isi temanya tidak terorganisasi sebagai satu kesatuan.
6. Gangguan
proses berfikir
7. Perilaku
aneh, misalnya menyeringai sendiri, menunjukkan gerakan-gerakan aneh,
berkelakar, pengucapan kalimat yang diulang-ulang dan cenderung untuk menarik
diri secara ekstrim dari hubungan sosial
PSIKOFISIOLOGI
1. Tahapan
halusinasi dan delusi yang biasa menyertai gangguan jiwa.
a) Tahap
Comforting
Timbul kecemasan
ringan disertai gejala kesepian, perasaan berdosa, klien biasanya
mengkompensasikan stresornya dengan koping imajinasi sehingga merasa senang dan
terhindar dari ancaman.
b) Tahap
Condeming
Timbul kecemasan
moderat, cemas biasanya makin meninggi selanjutnya klien merasa mendengarkan
sesuatu, klien merasa takut apabila orang lain ikut mendengarkan apa-apa yang
ia rasakan sehingga timbul perilaku menarik diri
c) Tahap
Controling
Timbul kecemasan
berat, klien berusaha memerangi suara yang timbul tetapi suara tersebut terus
menerus mengikuti, sehingga menyebabkan klien susah berhubungan dengan orang
lain. Apabila suara tersebut hilang klien merasa sangat kesepian atau sedih.
d) Tahap
Conquering
Klien merasa
panik, suara atau ide yang datang mengancam apabila tidak diikuti perilaku
klien dapat bersifat merusak atau dapat timbul perilaku suicide.
2. Waham
Kelompok ini ditandai
secara khas oleh berkembangnya waham yg umumnya menetap dan kadang-kadang
bertahan seumur hidup.Waham dapat berupa waham kejaran, hipokondrik, kebesaran,
cemburu, tubuhnya dibentuk secara abnormal,merasa dirinya bau dan homoseks.Tidak
dijumpai Gangguan lain, hanya depresi bisa terjadi secara intermitten.Onset
biasanya pada usia pertengahan, tetapi kadang-kadang yg berkaitan dgn bentuk
tubuh yang salah dijumpai pada usia muda.
Isi waham dan waktu
timbulnya sering dihubungkan dengan situasi kehidupan individu, misalnya waham
kejaran pada kelompok minoritas.Terlepas dari perbuatan dan sikapnya yang
berhubungan dengan wahamnya, afek dan pembicaraan dan perilaku orang tersebut
adalah normal.Waham ini minimal telah menetap selama 3 bulan.
PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN
1) Metode Pendekatan Proses Keperawatan
Proses keperawatan adalah suatu metode pemberian
asuhan keperawatan yang sistematis dan rasional.
a. Pengkajian Asuhan Keperawatan
Pengkajian
merupakan tahap awal dari dasar utama dari proses keperawatan, tahap pengkajian
terdiri atas pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data
yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
Enam fase
atau langkah dari proses keperawatan tersebut meliputi pengkajian, perumusan
diagnosa keperawatan, engidentifikasian outcame, perencanaan,
implementasi dan evaluasi.
1)
Pengkajian Asuhan Keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dari dasar utama
dari proses keperawatan, tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan
perumusan kebutuhan atau masalah klien.Pengelompokan data pada pengkajian
kesehatan jiwa dapat pula berupa faktor predisposisi, presipitasi, penilaian
terhadap stressor, sumber koping dan kemampuan koping yang dimiliki
klien.pengkajian pada pasien dengan isolasi sosial dapat menggunakan
teknik wawancara dan observasi.
a.
Pengkajian yang ditemukan pada teknik wawancara adalah sebagai berikut:
1.
Pasien mengatakan malas bergaul dengan orang lain.
2.
Pasien mengatakan dirinya tidak ingin ditemani perawat dan meminta untuk
sendirian.
3.
Pasien mengatakan tidak mau berbicara dengan orang lain.
4.
Pasien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain.
5.
Pasien merasa tidak aman dengan orang lain.
6.
Pasien mengatakan tidak bisa melangsungkan hidup.
7.
Pasien mengatakan merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu.
b.
Pengkajian yang ditemukan dari hasil observasi adalah sebagai berikut:
1.
Ekspresi wajah kurang berseri
2.
Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri
3.
Mengisolasi diri
4.
Tidak ada/kurang kontak mata
5.
Aktivitas menurun
6.
Asupan makanan dan minuman terganggu
7.
Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan.
8.
Tampak sedih, afek tumpul
PENCEGAHAN
Tidak ada cara
yang pasti untuk mencegah terjadinya skizofrenia. Namun, terapi yang diberikan
sejak dini bisa membantu mengendalikan gejala sebelum terjadi komplikasi serius
dan bisa membantu memperbaiki hasil jangka panjang.
Kepatuhan pada
rencana terapi bisa membantu mencegah kambuhnya atau memberatnya gejala-gejala
skizofrenia.Untuk orang-orang yang berisiko tinggi mengalami skizofrenia, maka
perlu melakukan tindakan proaktif, seperti menghindari pemakaian obat-obat
terlarang, mengurangi stress, cukup tidur, dan segera mendapatkan obat
anti-psikotik jika diperlukan untuk mengurangi atau mencegah perburukan gejala.
DAFTAR RUJUKAN
§ Yahaya,
A., Abdulah. C. S., Ahmad. R.,& Ismail. S. 2006. Punca dan Rawatan Kecelaruan Tingkah Laku. Jakarta: PTSA.
0 komentar:
Posting Komentar