A.
Definisi
Kepribadian
paranoid ialah suatu gangguan kepribadian dengan sifat curiga yang menonjol ;
orang eperti ini mungkin agresif dan setiap orang dan setiap orang lain dilihat
sebagai seorang agresor terhadapnya, ia harus mempertahankan dirinya. Ia
bersikap sebagai pemberontak dan angkuh
untuk menahan harga diri, sering ia mengancam orang lain sebagai akibat
proyeksi rasa bermusuhannya sendiri. Dengan demikian ia kehilangan teman-teman
dan mendapatka banyak musuh.
Dalam
kepribadian paranoid kita menemukan secara berlebihan kecenderungan yang sudah
umum, yaitu suka melempar tanggung jawab kepada orang lain, menolak a
priorisifat-sifat orang lain yang tidak memenuhi ukuran yang telah dibuatnya
sendiri. Untuk mempertahankan rasa harga diri, dibuatnya keterangan yang tidak
masuk akal tentang kesalahan-kesalahannya, tetapi yang memuaskan emosinya
sendiri. Sering diduganya bahwa orang lainnya yang tidak adil, bermusuhan dan
agresif.
B. Etiologi
Penyebab
pasti terjadinya gangguan kepribadian paranoid belum sepenuhnya diketahui namun
ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi :
1. Genetik
Gangguan kepribadian kelompok A
(paranoid, skizoid, dan skizotipal) lebih sering ditemukan pada sanak saudara
biologis dari pasien skizofrenik. Secara bermakna gangguan kepribadian
skizotipal lebih banyak ditemukan dalam riwayat keluarga skizofrenia. Korelasi
yang lebih jarang ditemukan pada gangguan kepribadian paranoid atau skizoid
dengan skizofrenia.
2. Tempramental
Gangguan kepribadian tertentu
mengkin berasal dari kesesuaian parental yang buruk misalnya kultur yang
memaksakan agresi mungkin secara tidak sengaja mendorong dan dengan demikian
berperan dalam gangguan kepribadian paranoid.
3. Disfungsi
kognitif
Pada penelitian yang dilakukan oleh Forsell & Henderson yang dilakukan
pada oarang lanjut usia menemukan bahwa disfungsi kognitif dapat menjadi faktor
resiko terjadinya gejala paranoid. Dengan melakukan pengukuran aliran darah
regional, pada pasien dengan gejala paranoid menunjukkan peningkatan aktifitas
fungsional terutama pada regio frontal dan menunjukkan penurunan aliran darah
pada regio temporal posterior.
4. Isolasi
sosial
Pada penelitian yang sama yang
dilakukan oleh Forsell & Handerson
mengemukakan bahwa pasien yang mengalami isolasi sosial termasuk di dalamnya
akibat perceraian, tidak memiliki teman atau jarang mendapat kunjungan memiliki
hubungan dengan terjadinya gejala paranoid.
C.
Klasifikasi
1.
Kelompok A : orang yang dianggap aneh atau eksentrik.
·
Paranoid
·
Skizoid
·
Skizotipal
2.
Kelompok B : orang dengan perilaku yang terlalu dramatis, emosional atau eratik
(tidak menentu)
·
Antisosial
·
Borderline
·
Histrionik
·
Narsistik
3.
Kelompok C : orang yang seringkali tampak cemas atau ketakutan
·
Avoidant
·
Dependen
·
Obsesif Kmpulsif
D.
Manifestasi klinis
Ketidakpercayaan dan kecurigaan yang sangat besar
kepada orang lain. Pikiran mereka terus-menerus berisi ide bahwa orang lain
akan memainkan tipuan, mengeksploitasi, atau mengakibatkan bahaya. Orang-orang
dengan ganggua tersebut selalu berjaga-jaga terhadap bahaya yang dipersepsikan
ada di sekeliling mereka. Mereka suka berahasia, terlalu sensitif , cemburuan,
suka berargumentasi, dan agresif. Berbagai kesulitan dan hinaan serta cedera
yang terus menerus diderita oleh orang-orang ini tidak pernah dimaafkan.
Interaksi mereka ditandai dengan kritik berlebihan, kekakuan, sikap defensif,
dingin, dan tidak dapat berkompromi. Orang lain menilai bahwa mereka terlalu
objektif, terhadap pelepasan emosi. Mereka membuat orang-orang di sekitar
mereka merasa tidak nyaman berada dalam situasi sosial, dan mereka kurang
memiliki rasa humor. Karena penderita gangguan kepribadian ini cenderung
menghindari hubungan intim dan mendemonstrasikan sikap yang berlebihan
seakan-akan diri mereka merasa sangat penting dan merasa dirinya cukup, mereka
sering sekali kesepian. Mereka mampunyai kesulitan dalam menerima orang lain
yang berada dalam posisi berkuasa atau kuat dan sering kali mereka tidak
memiliki hubungan dengan teman sebaya dan rekan sekerja. Gangguan kepribadian
paranoid lebih sering terjadi pada pria.
E. Penatalaksanaan
Medis
1.
Psikoterapi. Pasien
paranoid tidak bekerja baik dalam psikoterapi kelompok, karena itu ahli terapi
harus berhadapan langsung dalam menghadapi pasien, dan harus diingat bahwa
kejujuran merupakan hal yang sangat penting bagi pasien. Ahli terapi yang
terlalu banyak menggunakan interpretasi mengenai perasaan ketergantungan yang
dalam, masalah seksual dan keinginan untuk keintiman dapat meningkatkan
ketidakpercayaan pasien.
2. Farmakoterapi. Farmakoterapi berguna dalam menghadapi agitasi dan
kecemasan. Pada sebagian besar kasus, obat anti anxietas seperti diazepam dapat digunakan. Pemberian obat anti anxietas di
indikasikan atas dasar adanya kecemasan dan kekhawatiran yang dipersepsi
sebagai ancaman yang menyebabkan individu tidak mampu beristirahat dengan
tenang. Diazepam dapat diberikan secara oral dengan dosis anjuran 10-30 mg/hari
dengan 2-3 kali pemberian. Atau mungkin perlu untuk menggunakan anti psikotik,
seperti thioridazine atau haloperidol,
dalam dosis kecil dan dalam periode singkat untuk menangani agitasi parah atau
pikiran yang sangat delusional. Obat anti psikotik pimozide bisa digunakan
untuk menurunkan gagasan paranoid.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A.
PengkajiaN
1.
Faktor Predisposisi
·
Tumbuh
kembang : gangguan dalam perkembangan persepsi, berpikir dan hubungan dengan
orang lain.
·
Hubungan
dalam keluarga : Pola asuh dan interaksi dalam keluarga yang tidak mendukung
proses tumbang.
2.
Faktor Presipitasi
·
Perpisahan/
kehilangan : orang berarti dalam waktu sementara/ lama (perceraian, kematian
atau dirawat di RS
·
Penyakit
kronis dan kecacatan : cenderung isolasi diri sehingga gangguan pola hubungan
·
Sosial
budaya : perubahan status sosek ( perusahaan bangkrut tau tinggal di tempat
baru)
B.
Perilaku dan Mekanisme Koping
1. Jenis gangguan Skizoid: mekanisme
koping isolasi
2. Jenis gangguan Histerionik:
mekanisme koping disosiasi,menyerang dan mengingkari
3. Jenis gangguan Narsistik: mekanisme
koping manipulasi, intelektualisasi
4. Jenis gangguan Boderline: mekanisme
koping marah, krisis
5. Jenis gangguan Menarik diri:
mekanisme koping isolasi
7. Isolasi
8. Disosiasi,
menyerang, mengingkari
9. Manipulasi,
intelektualisasi
10. Marah,
krisis
11. Ketergantungan
C. Perilaku
Terkait Gangguan Kepribadian
1.
Kepribadian histerionik
Ciri pokok :
sebagai suatu pola pervasif dari emosional dan mencari perhatian yang
berlebihan.
Gejala :
emosional tinggi, mendramatisasi diri, menarik perhatian, manipulatif,
toleransi rendah, tidak rasional, tempentantrum, manipulatif, reaksi berlebihan
pada stress
2.
Kepribadian narsisitik
Tidak
hangat, tidak responsive, terikat pada aturan (tertib, rapi), perfeksionistik,
seriously (tidak dapat rileks, tertawa dan menangis ), hubungan sosial terbatas
3.
Kepribadian borderline
Sukar membina hubungan sosial dan personal, depresi, mengeluh perasaan
bosan dan hampa, tidak percaya pada orang lain, perasaan sepi, sangat sensitif
terhadap penolakan, tidak mampu mengatasi cemas dan frustasi, kontrol diri
kurang
4.
Kepribadian tergantung
·
Tidak
mandiri, orang lain yang mengambil keputusan tentang dirinya, kurang percaya
diri, vitalitas dan mobilitas kurang
5.
Kepribadian Kompulsif
·
Tidak
hangat, tidak responsif, terikat pada aturan (tertib,rapi ), perfeksionistik,
seriusly ( tidak dapat rileks, ketawa & amp; menangis), hubungan sosial
terbatas
6.
Kepribadian menarik diri / menghindar
·
Hiperaktif
pada penolakan, menghindari hubungan sosial kecuali dengan jaminan (diterima
dan tidak dikritik), menarik diri, temannya terbatas, harga diri rendah,
gelisah dan malu jika berbicara dengan orang lain, ingin dikasihani & amp;
diterima
7.
Kepribadian pasif-agresif
·
Menolak
tuntutan untuk berpenampilan adekuat (sosial, pekerjaan), penolakan tidak
diungkapkan dengan langsung (menangguhkan, buang2 waktu dan pelupa)
8.
Kepribadian schizoid
·
Emosi dingin
dan tidak peduli, tanpa kehangatan dan kelembutan, tidak dapat membedakan
pujian, kritik pada perasaan orang lain, menolak kontak mata, menghindari
komunikasi spontan, tidak tertarik dengan lawan jenis, pikiran paranoid,
pikiran magis & masalah komunikasi.
D.
Penjelasan
Teoritis Gangguan Kepribadian
1. Pengaruh biologi
2. pengaruh sosial dan lingkungan
3. pengaruh keluarga
4. pengutan respons perilaku
E.
Diagnosa Keperawatan
- Kerusakan
interaksi sosial : isolasi sosial
- Gangguan
alam perasaan : depresi
- Gangguan
hubungan dengan orang lain : dependent
- Gangguan
hubungan dengan orang lain : manipulatif
- Isolasi
sosial
- Gangguan
konsep diri : harga diri rendah
- Resti
amuk
- Resti
merusak diri
F.
Intervensi Keperawatan
Tujuan umum
:
- Mencegah
terjadinya gangguan jiwa berat
- Membantu
mengembangkan kemampuan hubungan sosial
- Mendorong
partisipasi keluarga dalam merawat klien
G.
Implementasi Keperawatan
1. Kepribadian Histerik
·
Bekerja sama
dengan klien dan keluarga
·
Terapi perilaku
untuk membantu pencapaian tumbang
·
Bantu orang
tua untuk mendisiplinkan anak
·
Bantu anak
beradapatasi dalam kelompok
·
Respon
perawat untuk dipengaruhi gender
2. Kepribadian narsistik
·
Bantu klien
mengemembangkan harga diri yang kuat
·
Fasilitasi
ledakan rasa marah dan bermusuhan
·
Tanggapi
setiap perilaku klien
·
Beri
penjelasan singkat, jelas dan terbatas
·
Bantu klien
menyadari perasaan, kemampuan dan keterbatasannya
·
Tetapkan
harapan yang jelas, konsisten & amp; mantap
·
Bantu klien
melepaskan diri dari pengalaman yang menyakitkan
·
Beri umpan
balik perilaku klien
·
Libatkan
dalam terapi kelompok
·
Lakukan
terapi keluarga
3. Kepribadian Borderline
·
Ciptakan
lingkungan yang terapeutik.
·
Kerja sama
dengan klien dan keluarga.
·
Lakukan
kontrak dengan klien dalam pencapaian tujuan.
·
Hindari
tawar menawar.
·
Gunakan
contoh peran, teknis re-inforcement.
·
Konfrontasi
perilaku klien yang tidak sesuai.
·
Identifikasi
perilaku destruktif & amp; pantau perilaku regresi penanganan segera.
·
Identifikasi
kebutuhan klien yang membutuhkan.
·
Libatkan
dalam terapi kelompok.
·
Berikan
terapi dengan tepat
4. Kepribadian Tergantung
·
Rancang
batasan usia yang sesuai dan konsisten.
·
Libatkan
keluarga dan orang terdekat.
·
Hindari
perilaku balas dendam dan tekankan tanggung jawab terhadap perilaku, pikiran dan
perasaan.
·
Beri
kesempatan untuk mengontrol kehidupan perilakunya.
·
Tunjukkan
penerimaan/ pengakuan terhadap keputusan klien.
·
Tetap beri
informasi tentang kegiatan terapi.
·
Arahkan
klien pada pemikiran rencana masa depan.
5. Kepribadian Kompulsif
·
Ekspresif psikoterapi.
·
Diskusikan
efek stress dan beri saran.
·
Cegah
ketidakjelasan.
·
Beri
penekanan pada kebutuhan dengan contoh konkrit.
·
Strategi
perilaku dan kognitif sangat berguna.
·
Terapi
kelompok untuk orang tua dan keluarga.
6. Kepribadian Menghindar
·
Bina
hubungan saling percaya.
·
Bantu klien
menerima kritik orang lain.
·
Bantu klien
mengkritik diri sendiri.
·
Bantu klien
agar keluar dari lingkaran kritik dengan mengkonfrontasi kesepiannya.
·
Bantu klien
untuk sosialisasi dan mendapat teman.
·
Beri
re-inforcement akan kemampuan yang telah dimiliki klien.
7. Kepribadian Pasif – Agresif
·
Beri batasan
perilaku dan lingkungan.
·
Beri
kesempatan untuk mengungkapkan perasaan secara konstruktif.
·
Beri
kesempatan berpengalaman dalam kelompok.
·
Tingkatkan
hubungan social.
·
Lakukan
terapi perilaku.
8. Kepribadian Skizoid
·
Lakukan
kontrak P – K.
·
Tingkatkan
sosialisasi.
·
Hindari
isolasi dan perawatan institusional.
·
Libatkan
dalam terapi okupasi dan terapi kelompok.
H.
Evaluasi
- Klien
mampu berhubungan dengan orang lain secara efektif.
- Perilaku
klien merefleksikan kemampuan dalam hubungan : percaya, terbuka dan kerja
sama.
- Sumber
koping.
DAFTAR RUJUKAN
Copel L. C. 2000. Kesehatan Jiwa dan Psikiatrik.Jakarta: EGC
0 komentar:
Posting Komentar