BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Hipertiroidisme
dan tirotoksikosis sering dipertukarkan. Tirotoksikosis berhubungan dengan
suatu kompleks fisiologis
dan biokimiawi yang ditemukan bila
suatu jaringan memberikan hormon
tiroid berlebihan. Sedangkan
hipertiroidisme adalah tirotoksikosis sebagai akibat produksi tiroid itu
sendiri. Tirotoksikosis terbagi atas kelainan yang berhubungan dengan hipertiroidisme dan yang tidak
berhubungan dengan hipertiroidisme.
Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut
pituitari. Pada gilirannya,
pituitari diatur sebagian
oleh hormon tiroid yang beredar dalam darah (suatu efek umpan balik dari
hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar lain yang disebut
hipothalamus, juga suatu bagian dari otak. Hipothalamus melepaskan
suatu hormon yang
disebut Thyrotropin Releasing
Hormone (TRH), yang mengirim sebuah sinyal ke pituitari untuk melepaskan Thyroid
Stimulating Hormone (TSH). Pada
gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk melepas
hormon-hormon tiroid. Jika
aktivitas yang berlebihan
dari yang mana
saja dari tiga
kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang
berlebihan dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid.
Pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan
dengan cara menekan
produksi (obat anti tiroid)
atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif,
tiroidektomi subtotal).
B.
Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah :
·
Memberikan penjelasan
mengenai hipertiroid
Adapun
tujuan khususnya adalah :
·
Menjelaskan teori dan
konsep terkait dengan hipertiroid
·
Memaparkan proses
terjadinya hipertiroid
·
Menerapkan teori dan konsep
tersebut dan memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang menderita
hipertiroid
C.
Manfaat
Penulisan
Manfaat
yang diharapkan dengan penulisan makalah ini adalah :
·
Sebagai suatu sarana
untuk meningkatkan pengetahuan yang telah didapat dari materi hipertiroid yang
sebenarnya
·
Sebagai masukan bagi
semua mahasiswa dalam upaya menjelaskan maupun berdiskusi dalam perkuliahan
·
Dapat digunakan sebagai
acuan dan referensi dalam pembelajaran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Definisi
Hipertiroid
Hipertiroid atau Hipertiroidesme adalah suatu
keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh
kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi hormon tiroksin
dari lodium, maka lodium radioaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk
mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya). Kelenjar tiroid
adalah subtansi kimia
yang diproduksi oleh
kelenjar tiroid dan dilepaskan
kedalam aliran darah.
Hormon tiroid saling berinteraksi dengan
hampir seluruh sel
tubuh, yang menyebabkan
sel tubuh untuk meningkatkan
aktivitas metabolisme mereka.
Kelainan banyaknya hormon tiroid ini yang secara khas mempercepat metabolism
tubuh. Metabolisme adalah
proses kimia dan
fisika yang menciptakan unsur dan
menghasilkan energi yang
diperlukan untuk fungsi
sel, pertumbuhan dan divisi. Hipertiroid
atau Hipertiroidisme biasanya
dapat diatasi dengan obat-obatan. Pilihan
lainnya adalah pembedahan
untuk mengangkat kelenjar tiroid
atau pemberian yodium
radioaktif. Setiap pengobatan memiliki kelebihan dan kekurangan.
Agar bekerja sebagaimana
mestinya, kelenjar tiroid
memerlukan sejumlah kecil yodium : Jumlah yodium yang berlebihan bisa
menurunkan jumlah hormon yang
dibuat dan mencegah
pelepasan hormon tiroid. Karena itu untuk menghentikan
pelepasan hormon tiroid yang berlebihan, bisa
diberikan yodium dosis
tinggi. Pemberian yodium
terutama bermanfaat jika hipertirodisme harus segera dikendalikan
(misalnya sebelum dilakukan tindakan
pembedahan). Yodium tidak digunakan pada pengobatan rutin atau
pengobatan jangka panjang. Propiltiourasil atau metimatolmerupakan obat yang
paling sering digunakan untuk mengobati
hipertiroidisme. Obat ini
memperlambat fungsi tiroid dengan cara mengurangi pembentukan hormon
tiroid oleh kelenjar. Kedua obat tersebut diberikan per-oral (ditelan), dimulai
dengan dosis tinggi. Selanjutnya
disesuaikan dengan hasil
pemeriksaan darah terhadap hormon tiroid. Tiroiditis adalah radang
kelenjar tiroid yang biasanya diikuti dengan gejala hipertiroid. Penyakit ini
lebih banyak ditemukan pada wanita setelah melahirkan, yang
beberapa bulan kemudian
timbul gejala hipotiroid. Sebagian besar
akan pulih kembali
menjadi normal tiroid. Setelah pengobatan dengan radiasi yodium
radiaktif, atau setelah tindakan bedah, jaringan tiroid menjadi tidak
berfungsi. Obat-obatan beta bloker
(misalnya prapanolol) membantu mengendalikan beberapa
gejala Hipertiroid. Obat
ini efektif dalam memperlambat denyut
jantung yang cepat,
mengurangi gemetar dan mengendalikan kecemasan.
Beta bloker terutama
bermanfaat dalam mengatasi badai
tiroid dan penderita yang dikendalikan oleh obat lain. Sebagian besar pemakaian
yodium radiaktif pada akhirnya menyebabkan hipotiroidisme sekitar 25% penderita
mengalamai hipotiroidisme dalam waktu 1 tahun setelah pemberian radioaktif. Pada riroldektomi,
kelenjar tiroid diangkat
melalui pembedahan. Pembedahan
merupakan terapi pilihan bagi penderita muda, penderita yang gondoknya sangat
besar, penderita yang alergi, terhadap obat atau mengalami efek samping akibat
obat. Setelah menjalani pembedahan, bisa terjadi hipotiroidisme kepada
penderita ini diberikan terapi salih hormone sepanjang hidupnya.
B.
Anatomi
Fisiologi
Mekanisme yang
berjalan di dalam tubuh manusia tersebut diatur oleh dua sistem pengatur utama,
yaitu sistem saraf dan sistem hormonal atau sistem endokrin (Guyton & Hall:
1159). Pada umumnya, sistem saraf ini mengatur aktivitas tubuh yang cepat, misalnya
kontraksi otot, perubahan viseral yang berlangsung dengan cepat, dan bahkan
juga kecepatan sekresi beberapa
kelenjar endokrin (Guyton
& Hall: 703).
Sedangkan, system hormonal terutama
berkaitan dengan pengaturan
berbagai fungsi metabolisme
tubuh, seperti pengaturan kecepatan rekasi kimia di dalam sel atau pengangkutan
bahan-bahan melewati membran sel atau aspek lain dari metabolisme
sel seperti pertumbuhan
dan sekresi (Guyton & Hall:1159). Hormon tersebut dikeluarkan oleh sistem
kelenjar atau struktur lain yang
disebut sistem endokrin. Salah satu
kelenjar yang mensekresi hormon yang sangat berperan dalam
metabolisme tubuh manusia adalah kelenjar tiroid. Dalam pembentukan hormon
tiroid tersebut dibutuhkan persediaan unsur yodium yang cukup dan
berkesinambungan. Penurunan total
sekresi tiroid biasanya
menyebabkan penurunan kecepatan metabolisme basal kira-kira 40
sampai 50 persen di bawah normal, dan bila
kelebihan sekresi hormon
tiroid sangat hebat
dapat menyebabkan naiknya kecepatan
metabolisme basal sampai
setinggi 60 sampai
100 persen di atas normal (Guyton & Hall: 1187). Keadaan ini dapat
timbul secara spontan maupun sebagai akibat pemasukan hormon tiroid yang berlebihan
(Price & Wilson:337-338). Tiroksin dan triiodotironin berfungsi meningkatkan
kecepatan reaksi kimia dalam hampir semua sel tubuh, jadi meningkatkan tingkat
metabolisme tubuh umum.
Kalsitonin berfungsi memacu pengendapan
kalsium di dalam
tulang sehingga menurunkan konsentrasi tingkat
metabolisme tubuh umum.
Fungsi Hormon-hormon tiroid yang
lain adalah memegang peranan penting
dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang,
mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin, efek kronotropik
dan inotropik terhadap
jantung yaitu :
·
menambah kekuatan
kontraksi otot dan
menambah irama jantung
·
Merangsang pembentukan
sel darah merah
·
Mempengaruhi kekuatan
dan ritme pernafasan
sebagai kompensasi tubuh terhadap
kebutuhan oksigen akibat metabolisme.
·
Bereaksi sebagai
antagonis kalsium.
C.
Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya
adalah penyakit graves,
goitertoksika. Pada kebanyakan
penderita hipertiroidisme, kelenjar
tiroid membesar dua sampai
tiga kali dari
ukuran normal, disertai
dengan banyak hiperplasia dan
lipatan-lipatan sel-sel folikel
ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih
meningkat beberapa kali dibandingkan dengan
pembesaran kelenjar normal. Juga,
setiap sel meningkatkan
kecepatan 5-15 kali lebih besar dari pada normal. Pada hipertiroidisme,
konsentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
“menyerupai” TSH, Biasanya bahan-bahan
ini adalah antibody immunoglobulin yang
disebut TSI (Thyroid
Stimulating Immunoglobulin), yang berkaitan dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan
tersebut merangsang aktivasi CAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah
hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme konsentrasi TSI
meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar
tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung
satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya
juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada
hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormone hingga diluar
batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar
tiroid membesar. Gejala
klinis pasien yang
sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat
hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang
diatas normal. Bahkan akibat
proses metabolisme yang
menyimpang ini, terkadang
penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps
saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini
menyebabkan terjadinya tremor
otot yang halus dengan
frekuensi 10-15 kali
perdetik, sehingga penderita
mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardia atau diatas
normal juga merupakan salah
satu efek hormon
tiroid pada system kardiovaskular. Eksopthalamus
yang terjadi merupakan
reaksi inflamasi autoimun yang
mengenai daerah jaringan
periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata
terdesak keluar.
D.
Manifestasi
Klinis
Hipertiroid pada
penyakit graves adalah akibat antibodi reseptor TSH yang merangsang aktivitas
tiroid, sedang pada goiter multimodular toksik berhubungan dengan autonomi
tiroid itu sendiri. Perjalanan
penyakit hipertiroid biasanya
perlahan-lahan dalam beberapa bulan
sampai beberapa tahun.
Manifestasi klinis yang
paling sering adalah penurunan
berat badan, kelelahan,
tremor , gugup, berkeringat banyak, tidak tahan panas, saat di palpasi
terjadi pembesaran tiroid.
E.
Etiologi
Hipertiroidisme
dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH
dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap pelepasan keduanya.
Hipertiroidisme akibat malfungsi
hipofisis memberikan gambaran kadar TH dan TSH yang finggi. TRF akan rendah
karena umpan balik
negatif dari HT dan TSH.
Hipertiroidisme akibat malfungsi
hipotalamus akan memperlihatkan HT yang tinggi disertai TSH dan TRH yang
berlebihan. Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
1. Penyakit Graves
Penyakit ini
disebabkan oleh kelenjar
tiroid yang over aktif
dan merupakan penyebab hipertiroid
yang paling sering
dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih sering
daripada pria. Di duga
penyebabnya adalah penyakit
autonoimun, dimana antibodi yang
ditemukan dalam peredaran
darah yaitu Tyroid Stimulating Immunogirobulin (TSI
antibodies), Thyroid Peroksidase Antibodies (TPO) dan
TSH Receptor Antibodies
(TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi, kelainan
mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada
pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata
ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormone
tiroid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit,
serta berkeringat banyak.
2. Toxic Nodular Goiter
Benjolan
leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu
atau banyak. Kata
toxic berarti hipertiroid,
sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi
hormon tiroid yang berlebihan.
3. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan
demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol
ke dokter yang
tidak teratur. Sehingga
pasien terus minum obat
tiroid, ada pula
orang yang minum
hormon tiroid dengan tujuan
menurunkan berat badan hingga timbul efek samping.
4. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi
TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga merangsang
tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
5. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis
sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca
persalinan. Dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiroid, 2-3 bulan kemudian keluar gejala hipotiroid.
6. Konsumsi Yodium Berlebihan
Bila
konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul
apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.
F.
Tanda
dan Gejala
Hipertiroid
mempunyai tanda dan gejala yang bervariasi yaitu :
·
Banyak keringat
·
Tidak tahan panas
·
Sering BAB, kadang
diare
·
Jari tangan
gementar (tremor)
·
Nervous, tegang,
gelisah, cemas, mudah tersinggung
·
Jantung berdebar cepat
·
Haid menjadi tidak
teratur
·
Bola mata menonjol
dapat disertai dengan penglihatan ganda
·
Denyut nadi tidak
teratur terutama pada usia diatas 60 tahun
·
Tekanan darah meningkat
·
Denyut nadi cepat,
seringkali >100x/menit
·
Berat badan turun,
meskipun banyak makan
·
Otot lemas, terutama
lengan atas dan paha
·
Rambut rontok
·
Kulit halus dan tipis
·
Pikiran sukar konsentrasi
·
Kehamilan sering
berakhir dengan keguguran
·
Terjadi perubahan pada mata bertambahnya pembentukan air mata, iritasi dan
peka terhadap cahaya
G.
Komplikasi
Komplikasi
tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid, yang
terjadi secara tiba-tiba. Badai tiroid bisa menyebabkan :
1. Demam, kegelisahan, perubahan suasana hati,
kebingungan
2. Kelemahan dan pengisutan otot yang luar biasa
3. Perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi
koma)
4. Pembesaran hati disertai penyakit kuning yang
ringan
Badai tiroid
merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan memerlukan tindakan
segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama
jantung yang bisa
berakibat fatal (aritmia) dan
syok. Badai tiroid biasanya terjadi karena hipertiroid tidak diobati atau
karena pengobatan yang tidak adekuat dan bisa dipicu oleh :
- Infeksi - Diabetes yang kurang terkendali
- Pembedahan
- Stress
- Ketakutan
- Kehamilan atau persalinan\
H. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan
hipertiroid adalah produksi
hormon (obat anti tiroid) atau merusak jaringan tiroid
(yodium radioaktif, tiroidektomi sub total)
1. Obat antitiroid
Digunakan
dengan indikasi :
a. Terapi untuk memperpanjang remisi atau
mendapatkan remisi yang menetap pada pasien muda dengan struma ringan sampai sedang
dan tirrotoksikosis.
b. Obat
untuk mengontrol tirotoksikosis pada
fase sebelum pengobatan, atau sesudah
pengobatan pada pasien
yang mendapat yodium radioaktif.
c. Persiapan tiroidektomi
d. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
e. Pasien dengan krisis tiroid
Obat
antitiroid yang sering digunakan :
·
Obat Dosis awal
Pemeriksaan
(mg /hari) (mg/hari)
Karbimatol 30-60 5-20
Metimazol 30-60 5-20
Propiltiourasil 300-600 50-200
Obat-obatan ini umumnya diberikan sekitar 18- 24
bulan. Pada pasien hamil biasanya
diberikan propiltiourasil dengan
dosis serendah mungkin yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi. Pada masa laktasi juga
diberikan propiltiourasil karena
hanya sedikit sekali yang keluar dari air susu ibu, oasis
yang dipakai 100-500 mg tiap 8 jam.
2. Pengobatan dengan yodium radioaktif
Indikasi
pengobatan dengan yodium radioaktif diberikan pada :
a.
Pasien umur 35 tahun atau lebih
b.
Hipertiroid yang kambuh sesudah di operasi
c.
Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid
d.
Tidak mampu atau
tidak mau pengobatan
dengan obat antitiroid
e.
Adenoma toksik, goiter multinodular toksik
3.
Operasi
Tiroidektomi
subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroid. Indikasi operasi adalah :
a. Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak
berespons terhadap obat antitiroid
b.
Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid dosis besar
c.
Alergi terhadap obat anti tiroid, pasien tidak dapat menerima yodium
radioaktif.
d.
Adenoma toksik atau strauma multinodular toksik
e.
Pada penyakit graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul
Sebelum
operasi biasanya pasien
diberi obat antitiroid
sampai eutitiroid sampai eutiroid
kemudian diberi cairan
kalium yodida 100-200 mg/hari
atau cairan lugol 10-14 tetes/ hari selama 10 hari sebelum dioperasi untuk
mengurangi vaskularisasi pada kelenjar tiroid.
4. Pengobatan tambahan
a.
Sekat β-adrenergik
Obat ini diberikan
untuk mengurangi gejala
dan tanda hipertiroid. Dosis
diberikan 40- 200 mg/hari yang dibagi atas 4 dosis. Pada orang lanjut usia
diberikan 10 mg/6 jam.
b.
Yodium
Yodium terutama digunakan untuk persiapan operasi.
Sesudah pengobatan dengan yodium
radioaktif dan pada
krisis tiroid. Biasanya diberikan
pada dosis 100- 300 mg/hari.
c.
Ipodat
Ipodat
kerjanya lebih cepat dan
sangat baik digunakan pada keadaan akut
seperti krisis tiroid
kerja padat adalah menurunkan konversi
T4 menjadi T3
diperifer, mengurangi sintesis
hormon tiroid, serta mengurangi pengeluaran hormone dari tiroid.
d.
Litium
Litium mempunyai daya kerja seperti yodium, namun
tidak jelas keuntungannya dibandingkan dengan
yodium. Litium dapat digunakan pada
pasien dengan krisis
tiroid alergi terhadap yodium
I. Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan
yang dilakukan adalah :
·
TSH serum (biasanya
menurun)
·
T3, T4 (biasanya
meningkat)
·
Test darah hormon
tiroid
·
X-ray scan, CAT scan,
MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
1. Aktivitas atau istirahat
Gejala
: Insomnia, sensitivitas meningkat,
otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan
berat
Tanda
: Atrofi otot
2. Sirkulasi
Gejala:
Palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda
: Distritmia (vibrilasi
atrium), irama gallop,
murmur, peningkatan tekanan darah
dengan tekanan nada
yang berat. Takikardia saat
istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis tirotoksikosis)
3. Eliminasi
Gejala
: Perubahan pola
berkemih (poliuria, nocturia),
rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), infeksi saluran kemih
berulang, nyeri tekan abdomen, diare, urine encer, pucat, kuning, poliuria
(dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia berat),
urine berkabut, bau busuk (infeksi), bising usus lemah dan menurun, hiperaktif
(diare).
4. Integritas / Ego
Gejala
: Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan
kondisi.
Tanda
: Ansietas peka rangsang
5. Makanan / Cairan
Gejala:
Hilang nafsu makan, mual atau muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan
glukosa atau karbohidrat, penurunan berat
badan lebih dari
periode beberapa hari/minggu,
haus, penggunaan diuretik (tiazid)
Tanda
: Kulit
kering atau bersisik,
muntah, pembesaran thyroid (peningkatan
kebutuhan metabolisme
dengan pengingkatan gula
darah), bau halitosis atau
manis,
bau buah (napas aseton)
6. Neurosensori
Gejala
: Pusing atau pening, sakit kepala kesemutan, kelemahan pada otot parasetia,
gangguan penglihatan.
Tanda
: Disorientasi, mengantuk, lethargi, stupor atau koma (tahap lanjut), gangguan
memori baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun;koma),
aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA).
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala
: Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), wajah meringis dengan
palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
8. Pernapasan
Gejala
: Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung
adanya infeksi atau tidak)
Tanda
: sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulent (infeksi), frekuensi
pernapasan meningkat
9. Keamanan
Gejala
: Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam,
diaforesis, kulit rusak,
lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan
umum/rentang gerak, parastesia
atau paralysis otot termasuk
otot pernapasan (jika
kadar kalium menurun dengan cukup
tajam)
10. Seksualitas
Gejala
: Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria.
Tanda
: Glukosa darah meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih, aseton
plasma positif
secara mencolok, asam
lemak bebas kadar
lipid dengan kolesterol meningkat.
B.
Diagnosa
Keperawatan
Diagnosa
keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami hipertiroidisme adalah
sebagai berikut :
·
Risiko tinggi
terhadap penurunan curah
jantung berhubungan dengan
hipertiroid tidak terkontrol, keadaan
hipermetabolisme,
peningkatan beban kerja jantung.
·
Kelelahan berhubungan
dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi.
·
Risiko tinggi
terhadap perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhanberhubungan dengan peningkatan
metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan).
·
Risiko tinggi terhadap
kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan mekanisme
perlindungan dari mata: kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
·
Ansietas berhubungan
dengan faktor fisiologis:
status hipermetabolik.
·
Kurang pengetahuan
mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan tidak mengenal
sumber informasi.
·
Risiko tinggi perubahan
proses pikir berhubungan dengan perubahan
fisiologik,
peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental,
perubahan
pola tidur.
C.
Intervensi
Keperawatan
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
berhubungan dengan hipertiroid tidak
terkontrol, keadaan hipermetabolisme,
peningkatan beban kerja jantung
Tujuan
: Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan kriteria :
-
Nadi perifer dapat teraba normal
-
Vital sign dalam batas normal.
-
Pengisian kapiler normal
-
Status mental baik
-
Tidak ada disritmia
Intervensi
:
·
Pantau tekanan darah
pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan. Perhatikan besarnya
tekanan nadi
Rasional : Hipotensi umum atau ortostatik
dapat terjadi sebagai akibat dari vasodilatasi
perifer yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi
·
Periksa kemungkinan
adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan pasien.
Rasional :
Merupakan tanda adanya
peningkatan kebutuhan oksigen
oleh otot jantung atau iskemia
·
Auskultasi suara nafas,
perhatikan adanya suara yang tidak normal (seperti krekels)
Rasional :
Murmur yang menonjol berhubungan dengan curah jantung meningkat pada keadaan
hipermetabolik
·
Observasi tanda dan
gejala haus yang hebat, mukosa membrane kering, nadi lemah, penurunan produksi
urine dan hipotensi
Rasional : Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang
akan menurunkan volume sirkulasi dan
menurunkan curah jantung
·
Catat masukan dan
keluaran
Rasional :
Kehilangan cairan yang terlalu banyak dapat menimbulkan dehidrasi berat
2. Kelelahan
berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi
Tujuan :
Klien akan mengungkapkan
secara verbal tentang peningkatan tingkat
energi
Intervensi
:
·
Pantau tanda vital dan
catat nadi baik istirahat maupun saat aktivitas.
Rasional :
Nadi secara luas
meningkat dan bahkan
istirahat, takikardia mungkin ditemukan
·
Ciptakan lingkungan
yang tenang
Rasional :
Menurunkan stimulasi yang
kemungkinan besar dapat menimbulkan
agitasi, hiperaktif dan insomnia
·
Sarankan pasien untuk
mengurangi aktivitas
Rasional :
Membantu melawan pengaruh
dari peningkatan metabolisme
·
Berikan tindakan yang
membuat pasien merasa nyaman seperti massase
Rasional
: Meningkatkan relaksasi
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan metabolism (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat
badan)
Tujuan
: Klien akan menunjukkan berat badan stabil dengan kriteria :
-
Nafsu makan baik.
-
Berat badan normal
-
Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Intervensi
:
·
Catat adanya anoreksia,
mual dan muntah
Rasional :
Peningkatan aktivitas adrenergic
dapat menyebabkan gangguan
sekresi insulin/terjadi resisten
yang mengakibatkan hiperglikemia
·
Pantau masukan makanan
setiap hari, timbang berat badan setiap hari
Rasional :
Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan kalori yang
cukup merupakan indikasi
kegagalan terhadap terapi antitiroid
·
Kolaborasi untuk
pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin
Rasional :
Mungkin memerlukan bantuan
untuk menjamin pemasukan zat-zat
makanan yang
adekuat dan mengidentifikasi makanan
pengganti yang sesuai.
4. Risiko tinggi
terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan
perubahan mekanisme
perlindungan dari mata:
kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus
Tujuan :
Klien akan mempertahankan kelembaban
membrane mukosa mata, terbebas dari ulkus
Intervensi
:
·
Observasi adanya edema
periorbital
Rasional
: Stimulasi umum dari stimulasi adrenergik yang berlebihan
·
Evaluasi ketajaman mata
Rasional :
Oftalmopati infiltratif adalah
akibat dari peningkatan jaringan retroorbita
·
Anjurkan pasien
menggunakan kaca mata gelap
Rasional
: Melindungi kerusakan kornea
·
Bagian kepala tempat
tidur ditinggikan
Rasional
: Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi
5. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status hipermetabolik
Tujuan : Klien
akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi dengan kriteria
: Pasien tampak rileks
Intervensi
:
·
Observasi tingkah laku
yang menunjukkan tingkat ansietas
Rasional
: Ansietas ringan dapat ditunjukkan dengan peka rangsang dan insomnia
·
Bicara singkat dengan
kata yang sederhana
Rasional :
Rentang perhatian mungkin menjadi pendek, konsentrasi berkurang, yang
membatasi kemampuan untuk
mengasimilasi informasi
·
Jelaskan prosedur
tindakan
Rasional :
Memberikan informasi yang
akurat yang dapat menurunkan kesalahan interpretasi
·
Kurangi stimulasi dari
luar
Rasional
: Menciptakan lingkungan yang terapeutik
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi,
prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan
dengan tidak mengenal sumber informasi
Tujuan : Klien
akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya dengan kriteria: Mengungkapkan
pemahaman tentang penyakitnya
Intervensi
:
·
Tinjau ulang proses
penyakit dan harapan masa depan
Rasional : Memberikan
pengetahuan dasar dimana
pasien dapat menentukan pilihan
berdasarkan informasi
·
Berikan informasi yang
tepat
Rasional : Berat
ringannya keadaan, penyebab, usia dan komplikasi yang muncul akan menentukan
tindakan pengobatan
·
Identifikasi sumber
stress
Rasional :
Faktor psikogenik seringkali sangat penting dalam memunculkan/eksaserbasi dari
penyakit ini
·
Tekankan pentingnya
perencanaan waktu istirahat
Rasional
: Mencegah munculnya kelelahan
·
Berikan informasi tanda
dan gejala dari hipotiroid
Rasional : Pasien yang
mendapat pengobatan hipertiroid
besar kemungkinan
mengalami hipotiroid yang dapat terjadi
segera setelah pengobatan selama 5 tahun kedepan
7. Risiko
tinggi perubahan proses
pikir berhubungan dengan perubahan fisiologik, peningkatan stimulasi
SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan pola tidur
Tujuan :
Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan dalam
berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.
Intervensi
:
·
Kaji proses pikir
pasien seperti memori, rentang perhatian, orientasi terhadap
tempat,
waktu dan orang
Rasional
: Menentukan adanya kelainan pada proses
sensori
·
Catat adanya perubahan
tingkah laku
Rasional
: Kemungkinan terlalu waspada, tidak dapat beristirahat, sensitifitas
meningkat atau
menangis atau mungkin
berkembang menjadi psikotik yang
sesungguhnya
·
Kaji tingkat ansietas
Rasional
: Ansietas dapat merubah proses pikir
·
Ciptakan lingkungan
yang tenang, turunkan stimulasi lingkungan
Rasional :
menurunan stimulasi eksternal
dapat menurunkan hiperaktifitas/refleks,
peka rangsang saraf, halusinasi pendengaran
·
Orientasikan pasien
pada tempat dan waktu
Rasional
: Membantu untuk mengembangkan dan mempertahankan kesadaran
pada realita/lingkungan
·
Anjurkan keluarga atau
orang terdekat lainnya untuk mengunjungi klien.
Rasional :
Membantu dalam mempertahankan sosialisasi
dan orientasi pasien.
·
Kolaborasi pemberian
obat sesuai indikasi
seperti sedatif/tranquilizer, atau obat anti psikotik.
Rasional :
Meningkatkan relaksasi,menurunkan hipersensitifitas saraf/agitasi untuk
meningkatkan proses pikir
D.
Implementasi
Setelah rencana
tindakan keperawatan disusun
secara sistemik. Selanjutnya rencana tindakan
tersebut diterapkan dalam
bentuk kegiatan yang nyata
dan terpadu guna memenuhi kebutuhan
dan mencapai tujuan yang diharapkan.
E.
Evaluasi
Hasil
yang diharapkan adalah :
1.
Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan
tubuh
2.
Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energi
3.
Klien akan menunjukkan berat badan stabil
4. Klien akan
mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas dari ulkus
5. Klien akan melaporkan ansietas berkurang
sampai tingkat dapat
diatasi
6. Klien akan melaporkan pemahaman tentang
penyakitnya
7. Mempertahankan orientasi
realitas umumnya, mengenali perubahan dalam berpikir/berprilaku
dan faktor penyebab.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tiroid
sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari. Pada
gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam
darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari)
dan sebagian oleh
kelenjar lain yang
disebut hipothalamus, juga
suatu bagian dari otak
. Pengobatan hipertiroidisme adalah
membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi
(obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi
subtotal).
B. Saran
Dari
penyakit ini dapat dihindarkan dengan cara tidak stress, tidak merokok, tidak mengkonsumsi obat-obatan
sembarangan dan tidak mengkonsumsi yodium
secara berlebihan karena
dapat terjadi radiasi pada leher dan organisme-organisme
dapat menyebabkan infeksi karena ada virus.
DAFTAR
PUSTAKA
Mansjoer Arif, dkk.
2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius
Santosa, Budi.
2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal.
Closkey, Mc, et
all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis.
Anonim. 2008.
Hipertiroidisme. http://www.medicastore.com
Anonim. 2008.
Mengenal Tiroid. http://www.demomedical.com
Carpenito, Linda
Juall. 2001. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
1 komentar:
Terima kasih mas infromasniya tenatng malah hipertiroid , kalau boleh nambahkan coba buka ini mas
http://www.tanyadok.com/kesehatan/waspadai-hipertiroid-yang-semakin-menjamur
Posting Komentar