BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Protein adalah
makromolekul yang paling banyak ditemukan di dalam sel makhluk hidup dan
merupakan 50 persen atau lebih dari berat kering sel. Protein memiliki jumlah
yang sangat bervariasi yang mulai dari struktur maupun fungsinya. Peranan
protein diantaranya sebagai katalisator, pendukung, cadangan, sistem imun, alat
gerak, sistem transpor, dan respon kimiawi. Protein-protein tersebut merupakan
hasil ekspresi dari informasi genetik masing-masing suatu organisme tak
terkecuali pada bakteri (Campbell et al., 2009; Lehninger et al.,
2004). Protein dan gen memiliki hubungan yang sangat dekat dimana kode genetik
berupa DNA dienkripsi dalam bentuk kromosom yang selanjutnya kode genetik
tersebut ditranslasikan menjadi protein melalui serangkain mekanisme yang melibatkan
RNA dan ribosom (Vo-Dinh, 2005).
Asam amino merupakan unit pembangun Protein yang dihubungkan
melalui ikatan peptida pada setiap ujungnya. Protein tersusun dari atom C, H,
O, dan N, serta kadang-kadang P dan S. Dari keseluruhan Asam amino yang terdapat
di alam hanya 20 Asam amino yang yang biasa dijumpai pada protein. Tidak semua
Asam amino terdapat di dalam molekul Protein, karena memiliki tugas lain. Sama
halnya dengan proses metabolisme pada komponen lain, pada metabolisme Protein
dan Asam amino juga terjadi anabolisme dan katabolisme yang juga membutuhkan
peranan enzim. Sehingga kita harus tahu bagaimana proses metabolisme dari
Protein dan Asam amino. Maka dari itu penulis menyusun makalah ini yang di
dalamnya penulis berusaha memaparkan dan menjelaskan secara rinci, bagaimana
proses metabolisme Protein dan Asam amino. Sehingga para pembaca dapat memahami
secara jelas proses metabolisme Protein dan Asam amino.
1.2. Tujuan Penyusunan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan makalah ini antara
lain sebagai berikut :
1. Untuk menjelaskan pengertian, sejarah
penemuan, struktur molekul, sifat, fungsi, sumber, dan klasifikasi dari Protein
dan Asam amino.
2. Untuk menjelaskan bagaimana proses
metabolisme Protein dan Asam amino di dalam tubuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian tentang
Protein
2.1.1 Pengertian Protein
Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi
yang merupakan polimer dari monomer-monomer Asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida. Kebanyakan Protein merupakan enzim atau
subunit enzim.
2.1.2
Sejarah
Penemuan Protein
Protein ditemukan oleh Jöns Jakob Berzelius pada tahun 1838. Namun
yang memperkenalkan istilah protein adalah Mulder, pada tahun 1830. Protein
berasal dari bahasa Yunani yaitu Protos yang berarti “yang paling utama”.
2.1.3
Struktur
Molekul Protein
Molekul
Protein mengandung karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N) dan
kadang kala sulfur (S) serta fosfor (P).
2.1.4
Ciri – Ciri
Protein
Protein
diperkenalkan sebagai molekul makro pemberi keterangan, karena urutan asam
amino dari protein tertentu mencerminkan keterangan genetik yang terkandung
dalam urutan basa dari bagian yang bersangkutan dalam DNA yang mengarahkan
biosintesis protein.
Tiap jenis protein
ditandai ciri-cirinya oleh:
1. Susunan kimia yang khas
Setiap protein individual merupakan senyawa murni.
Setiap protein individual merupakan senyawa murni.
2. Bobot molekular yang
khas
Semua molekul dalam suatu contoh tertentu dari protein murni mempunyai bobot molekular yang sama. Karena molekulnya yang besar maka protein mudah sekali mengalami perubahan fisik ataupun aktivitas biologisnya.
Semua molekul dalam suatu contoh tertentu dari protein murni mempunyai bobot molekular yang sama. Karena molekulnya yang besar maka protein mudah sekali mengalami perubahan fisik ataupun aktivitas biologisnya.
3. Urutan asam amino
yang khas
Urutan asam amino dari protein tertentu adalah terinci secara genetik. Akan tetapi, perubahan-perubahan kecil dalam urutan asam amino dari protein tertentu (Page, D.S. 1997)
Urutan asam amino dari protein tertentu adalah terinci secara genetik. Akan tetapi, perubahan-perubahan kecil dalam urutan asam amino dari protein tertentu (Page, D.S. 1997)
2.1.5 Sifat – Sifat Protein
Protein mempunyai
sifat-sifat yaitu :
1.
Ionisasi
Yaitu apabila protein larut di dalam air akan
membentuk ion positif dan ion negatif.
2.
Denaturasi
Yaitu perubahan konformasi serta posisi protein
sehingga aktivitasnya berkurang atau kemampuannya menunjang aktivitas organ
tertentu dalam tubuh hilang sehingga tubuh mengalami keracunan.
3.
Viskositas
Yaitu tahanan yang timbul oleh adanya gesekan antara
molekul di dalam zat cair yang mengalir.
4.
Kristalisasi
Yaitu proses yang sering dilakukan dengan jalan penambahan
garam ammonium sulfat atau NaCl pada larutan dengan pengaturan PH pada titik
isoelektriknya.
5.
Sistem koloid
Yaitu sistem yang heterogen terdiri atas dua fase
yaitu partikel kecil yang terdispersi dari medium pendispersi atau pelarutnya.
Sifat- sifat suatu protein ditentukan oleh :
1.
Macam asam amino yang
terdapat dalam molekul protein.
2.
Jumlah tiap macam asam
amino itu.
3.
Susunan asam amino
dalam tiap molekul protein (Sediaoetama, 1991).
2.1.6
Fungsi dan
Manfaat Protein
Menurut Aminah (2005) yang mengutip dari Marsetyo dan Kartasapoetra fungsi
protein di dalam tubuh yaitu :
A. Protein sebagai Zat Pembangun
Maksud zat pembangun di sini adalah bahwa protein itu
merupakan bahan pembentuk berbagai jaringan tubuh baru, dimana proses
pembentukan jaringan baru selalu terjadi di dalam tubuh, antara lain:
1. Pada masa pertumbuhan
Proses ini terjadi mulai dari lahir sampai menjadi dewasa muda. Dalam masa
ini proses pembentukan jaringan terjadi secara besar- besaran.
2. Dalam masa hamil
Di dalam tubuh wanita yang sedang hamil terjadi pembentukan
jaringan–jaringan baru dari janin yang sedang dikandungnya. Pembentukan
jaringan baru pada waktu hamil terjadi lebih cepat di pertengahan kehamilan.
3. Penggantian jaringan–jaringan yang rusak dan dirombak
Pada waktu orang sakit keras atau pada berbagai penyakit menahun terlihat
orang menjadi kurus disebabkan banyak jaringannya yang rusak.
4. Waktu latihan–latihan dan olah raga terjadi pula pembentukan jaringan baru,
terutama jaringan otot.
B. Protein sebagai Zat Pengatur
Protein termasuk pula
kedalam golongan zat pengatur, karena protein ikut pula mengatur berbagai
proses tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai bahan
pembentuk zat–zat yang mengatur berbagai proses tubuh.
C. Protein sebagai Pemberi Tenaga
Para peneliti telah
menemukan bahwa komposisi protein mengandung unsur karbon, dengan demikian maka
jelas protein dapat berfungsi sebagai sumber energi pula. Dalam keadaan
tersedianya karbohidrat tidak mencukupi, maka untuk menyediakan energi sejumlah
karbon yang terkandung dalam protein akan dimanfaatkan seperlunya sehingga
berlangsung pembakaran dan sejumlah protein lainnya digunakan memenuhi fungsi
yang sebenarnya yaitu untuk pembentukan jaringan.
Selain itu, manfaat protein bagi tubuh kita sangatlah banyak. Protein sangat
mempengaruhi proses pertumbuhan tubuh kita. Diantara manfaat protein tersebut
adalah sebagai berikut:
§
Sebagai
enzim. Protein memiliki peranan yang besar untuk mempercepat reaksi biologis.
§
Sebagai
alat pengangkut dan penyimpan. Protein yang terkandung dalam hemoglobin dapat
mengangkut oksigen dalam eritrosit. Protein yang terkandung dalam mioglobin
dapat mengangkut oksigen dalam otot.
§
Untuk
penunjang mekanis. Salah satu protein berbentuk serabut yang disebut kolagen
memiliki fungsi untuk menjaga kekuatan dan daya tahan tulang dan kulit.
§
Sebagai
pertahanan tubuh atau imunisasi Pertahanan tubuh. Protein ini biasa digunakan
dalam bentuk antibodi.
§
Sebagai
media perambatan impuls syaraf.
§
Sebagai
Pengendalian pertumbuhan.
2.1.7
Jenis – Jenis Protein
·
Kolagen, protein struktur yang diperlukan untuk
membentuk kulit, tulang dan ikatan tisu.
·
Antibodi, protein sistem pertahanan yang melindungi
badan daripada serangan penyakit.
·
Dismutase superoxide, protein yang membersihkan darah
kita.
·
Ovulbumin, protein simpanan yang memelihara badan.
·
Hemoglobin, protein yang berfungsi sebagai pembawa
oksigen.
·
Toksin, protein racun yang digunakan untuk membunuh
kuman.
·
Insulin, protein hormon yang mengawal aras glukosa
dalam darah.
·
Tripsin, protein yang mencernakan makanan protein.
2.1.8 Sumber Protein
Pengelompokan Protein dapat dibedakan menurut sumbernya yaitu :
A.
Protein Hewani
Yaitu sumber protein yang berasal dari hewan.
Contohnya : Daging, ikan, ayam, udang, susu dll.
B.
Protein Nabati
Yaitu sumber protein yang berasal dari tumbuhan.
Contohnya : suku polong – polongan, kentang, tempe, tahu, dll.
2.1.9
Klasifikasi
Protein
Penggolongan protein
dibedakan menjadi beberapa macam, antara lain:
1. Berdasarkan Struktur Molekulnya
1. Berdasarkan Struktur Molekulnya
Protein yang tersusun dari rantai asam amino akan
memiliki berbagai macam struktur khas pada masing-masing protein. Karena
protein disusun oleh asam amino yang berbeda secara kimiawinya, maka suatu
protein akan terangkai melalui ikatan peptida dan bahkan terkadang dihubungkan
oleh ikatan sulfida. Selanjutnya protein bisa mengalami pelipatan-pelipatan
membentuk struktur yang bermacam-macam. Adapun struktur protein meliputi
struktur primer, struktur sekunder, struktur tersier, dan struktur kuartener :
A. Struktur Primer
Merupakan struktur yang
sederhana dengan urutan-urutan asam amino yang tersusun secara linear yang
mirip seperti tatanan huruf dalam sebuah kata dan tidak terjadi percabangan
rantai. Struktur primer terbentuk melalui ikatan antara gugus α–amino dengan gugus
α–karboksil. Ikatan tersebut dinamakan ikatan peptida atau ikatan amida (Berg et
al., 2006; Lodish et al., 2003). Struktur ini dapat menentukan
urutan suatu asam amino dari suatu polipeptida (Voet & Judith, 2009).
B. Struktur Sekunder
Merupakan kombinasi
antara struktur primer yang linear
distabilkan oleh ikatan hidrogen antara gugus =CO dan =NH di sepanjang
tulang belakang polipeptida. Salah satu contoh struktur sekunder adalah
α-heliks dan β-pleated. Struktur ini memiliki segmen-segmen dalam
polipeptida yang terlilit atau terlipat
secara berulang. (Campbell et al., 2009; Conn, 2008).
Gambar 2. Struktur sekunder α-heliks Gambar
3. Struktur sekunder β-pleated
Struktur α-heliks
terbentuk antara masing-masing atom oksigen karbonil pada suatu ikatan peptida
dengan hidrogen yang melekat ke gugus amida pada suatu ikatan peptida empat
residu asam amino di sepanjang rantai polipeptida (Murray et al, 2009). Pada
struktur sekunder β-pleated terbentuk melalui ikatan hidrogen antara daerah
linear rantai polipeptida.
C. Struktur Tersier
Struktur
tersier dari suatu protein adalah lapisan yang tumpang tindih di atas
pola struktur sekunder yang terdiri atas pemutarbalikan tak beraturan dari
ikatan antara rantai samping (gugus R) berbagai asam amino. Struktur ini
merupakan konformasi tiga dimensi yang mengacu pada hubungan spasial antar
struktur sekunder. Struktur ini distabilkan oleh empat macam ikatan, yakni
ikatan hidrogen, ikatan ionik, ikatan kovalen, dan ikatan hidrofobik. Dalam
struktur ini, ikatan hidrofobik sangat penting bagi protein. Asam amino yang
memiliki sifat hidrofobik akan berikatan di bagian dalam protein globuler yang
tidak berikatan dengan air, sementara asam amino yang bersifat hodrofilik
secara umum akan berada di sisi permukaan luar yang berikatan dengan air di
sekelilingnya (Murray et al, 2009; Lehninger et al, 2004).
Gambar 4. Bentuk
struktur tersier dari protein denitrificans cytochrome C550 pada bakteri Paracoccus
denitrificans (Timkovich and Dickerson, 1976).
D. Struktur Kuartener
Adalah gambaran dari pengaturan sub-unit atau promoter
protein dalam ruang. Struktur ini memiliki dua atau lebih dari sub-unit protein
dengan struktur tersier yang akan membentuk protein kompleks yang fungsional.
ikatan yang berperan dalam struktur ini adalah ikatan nonkovalen, yakni
interaksi elektrostatis, hidrogen, dan hidrofobik. Protein dengan struktur
kuarterner sering disebut juga dengan protein multimerik. Jika protein yang
tersusun dari dua sub-unit disebut dengan protein dimerik dan jika tersusun
dari empat sub-unit disebut dengan protein tetramerik (Lodish et al.,
2003; Murray et al, 2009).
Gambar 5. Struktur
kuartener
2. Berdasarkan Bentuk dan Sifat
Fisik
A. Protein globular
A. Protein globular
Terdiri dari
polipeptida yang bergabung satu sama lain (berlipat rapat) membentuk bulat
padat. Misalnya enzim, albumin, globulin, protamin. Protein ini larut dalam
air, asam, basa, dan etanol.
B. Protein serabut (fibrous protein)
Terdiri dari peptida berantai panjang dan berupa serat-serat yang tersusun
memanjang, dan memberikan peran struktural atau pelindung. Misalnya fibroin
pada sutera dan keratin pada rambut dan bulu domba. Protein ini tidak larut
dalam air, asam, basa, maupun etanol.
3.
Berdasarkan Fungsi
Biologi
Tabel 1. Fungsi dari protein secara terperinci adalah sebagai
berikut :
Fungsi
|
Jenis
|
Contoh
|
Katalitik
|
Enzim
|
Katalase
pepsin
|
Struktural
|
Protein
struktural
|
Kolagen,
elastin, keratin
|
Motil
(mekanik)
|
Protein
kontraktil
|
Aktin,
Myosin
|
Penyimpanan
|
Protein
angkutan
|
Kasein
(susu), ovalbumin (telur), feritin (penyimpan besi)
|
Pengangkutan
|
Protein
angkutan
|
Albumin
serum (asam lemak) hemoglobin (oksigen)
|
Pengatur
|
Protein
hormon
enzim
pengatur
|
Insulin
Fosfofruktokinasa
|
Perlindungan
|
Antibodi
Protein
penggumpal
|
Imun
globulin
Trombin,
fibrinogen
|
Tanggap
toksik
|
Protein
toksin
|
Toksin
bisa ular, toksin bakteri (bortulisme, difteri)
|
4. Berdasarkan Daya Larutnya
·
Albumin. Larut air,
mengendap dengan garam konsentrasi tinggi. Misalnya albumin telur dan albumin
serum.
·
Globulin Glutelin.
Tidak larut dalam larutan netral, larut asam dan basa encer. Glutenin (gandum),
orizenin (padi).
·
Gliadin (prolamin).
Larut etanol 70-80%, tidak larut air dan etanol 100%. Gliadin/gandum,
zein/jagung.
·
Histon. Bersifat basa,
cenderung berikatan dengan asam nukleat di dalam sel. Globin bereaksi dengan
heme (senyawa asam menjadi hemoglobin). Tidak larut air, garam encer dan pekat
(jenuh 30-50%). Misalnya globulin serum dan globulin telur.
·
Protamin. Larut dalam
air dan bersifat basa, dapat berikatan dengan asam nukleat menjadi
nukleoprotamin (sperma ikan). Contohnya salmin.
5. Protein Majemuk
Adalah protein yang mengandung senyawa bukan hanya protein. Di antaranya adalah sebagai berikut :
Adalah protein yang mengandung senyawa bukan hanya protein. Di antaranya adalah sebagai berikut :
·
Fosfoprotein, yaitu
protein yang mengandung fosfor. Misalnya kasein pada susu, dan vitelin pada
kuning telur.
·
Kromoprotein yaitu
protein berpigmen. Misalnya asam askorbat oksidase mengandung Cu.
·
Protein Koenzim.
Misalnya NAD+, FMN, FAD dan NADP+.
·
Lipoprotein, yaitu
protein yang mengandung asam lemak, lesitin.
·
Metaloprotein, yaitu
protein yang mengandung unsur-unsur anorganik (Fe, Co, Mn, Zn, Cu, Mg dsb).
·
Glikoprotein, yaitu
protein yang mengandung gugus prostetik karbohidrat. Misalnya musin (pada air
liur), oskomukoid (pada tulang).
·
Nukleoprotein yaitu
antara protein dan asam nukleat berhubungan (berikatan valensi sekunder). Misalnya
pada jasad renik.
2.2
Kajian tentang
Asam Amino
2.2.1. Pengertian Asam Amino
Protein tersusun dari
peptida-peptida sehingga membentuk suatu polimer yang disebut polipeptida.
Setiap monomernya tersusun atas suatu asam amino. Asam
Amino merupakan senyawa organik yang memiliki gugus fungsional Karboksil
(-COOH) yang bersifat Asam dan Amina (biasanya –NH2) yang bersifat Basa.
2.2.2. Struktur Molekul Asam Amino
Secara umum
mempunyai struktur satu atom C yang mengikat empat gugus. Pada keempat pasangannya yang berbeda itu adalah gugus amino, gugus
karboksil, atom hidrogen, dan berbagai gugus yang disimbolkan dengan huruf R.
Gugus R disebut juga sebagai Rantai samping yang berbeda dengan gugus amino.
(Campbell et al., 2009).
Gambar 6. Struktur umum
asam amino (Lehninger et al., 2004).
2.2.3. Jenis Asam Amino
Berdasarkan biosintesis Asam amino tebagi dua jenis Asam amino
yaitu :
·
Asam Amino
Essential
Adalah
asam amino yang tidak dapat disintesis oleh tubuh dan berasal dari makanan yang
kita makan. Asam Amino yang termasuk dalam asam amino essential adalah : Histidin,
Isoleusin, Leusin, Lysin, Metionin, Fenilalanin, Treonin, Triftofan, Valin.
·
Asam Amino
Nonessential
Adalah
asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh dan yang berasal dari tubuh. Asam
Amino yang termasuk dalam asam amino nonessential adalah : Alanin, Arginin,
Asparagin, Asam aspartat, Cysteine, Asam glutamat, Glutamine, Glycine, Proline,
Serine, Tyrosine, Hydroxylysine, Hydroxyproline.
2.2.4. Sumber Asam Amino
Asam amino dapat diperoleh dari :
1. Protein dalam makanan
2. Proses synthesa asam amino
nonessential (transaminasi terhadap metabolite)
3. Degradasi protein
tubuh.
Asam-asam
amino dapat diperoleh dari protein yang kita makan atau dari hasil degradasi
protein di dalam tubuh kita. Degradasi ini merupakan proses kontinu. Karena protein
di dalam tubuh secara terus menerus diganti (protein turnover). Contoh dari protein
turnover, tercantum pada tabel berikut :
Tabel 2. Contoh protein turnover :
Protein
|
Turnover
rate (waktu paruh)
|
Enzim
Di dalam
hati
Di dalam
plasma
Hemoglobin
Otot
Kolagen
|
7-10
menit
10 hari
10 hari
120 hari
180 hari
1000 hari
|
2.2.4 Fungsi Asam Amino
1. Membentuk
protein yang dibutuhkan.
2. Membentuk glukosa.
3. Membentuk badan-badan keton, dll
4. Menghasilkan energi.
5. Membentuk molekul nonprotein (derivat
asam amino).
Asam-asam
amino juga menyediakan kebutuhan nitrogen untuk :
1.
Struktur basa nitrogen DNA dan RNA.
2.
Heme dan struktur lain yang serupa seperti mioglobin, hemoglobin, sitokrom,
enzim dll.
3. Asetilkolin dan neurotransmitter
lainnya.
4. Hormon dan fosfolipid.
Selain menyediakan kebutuhan nitrogen, asam-asam amino
dapat juga digunakan sebagai sumber energi jika nitrogen dilepas.
2.2.5 Macam – Macam Asam Amino
Ada 20 macam asam amino, yang masing-masing ditentukan
oleh jenis gugus R atau rantai samping dari asam amino. Jika gugus R berbeda
maka jenis asam amino berbeda. Gugus R dari asam amino bervariasi dalam hal
ukuran, bentuk, muatan, kapasitas pengikatan hidrogen serta reaktivitas kimia.
Untuk selanjutnya, dapat dilihat nama – nama dari 20 macam asam amino pada
Tabel 2.
Tabel 2. Nama-nama
asam amino
No
|
Nama
|
Singkatan
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
|
Alanin
(alanine)
Arginin
(arginine)
Asparagin
(asparagine)
Asam
aspartat (aspartic acid)
Sistein
(cystine)
Glutamin
(Glutamine)
Asam
glutamat (glutamic acid)
Glisin
(Glycine)
Histidin
(histidine)
Isoleusin
(isoleucine)
Leusin
(leucine)
Lisin
(Lysine)
Metionin
(methionine)
Fenilalanin
(phenilalanine)
Prolin
(proline)
Serin
(Serine)
Treonin
(Threonine)
Triptofan
(Tryptophan)
Tirosin
(tyrosine)
Valin
(valine)
|
Ala
Arg
Asn
Asp
Cys
Gln
Glu
Gly
His
Ile
Leu
Lys
Met
Phe
Pro
Ser
Thr
Trp
Tyr
Val
|
2.3
Kajian tentang
Metabolisme Protein dan Asam Amino
2.3.1 Pembentukan Protein
Atau Asam Amino
Metabolisme protein
akan tersusun atas jumlah asam amino yang membentuk rangkaian sederhana dengan
diikat oleh unsur kimiawi lainnya seperti peptida. Protein-protein tersebut
akan membentuk semacam gugus amina dan gugus karboksil yang terjaring dalam darah.
Jumlah peptida dalam protein sendiri sangat beragam ada yang mencapai 10 hingga
100 asam amino. Selain itu protein juga memiliki jenis sebagai hasil dari
senyawa kimia yang berada pada tubuh kita misalnya ada unsur glikoprotein yang
banyak mengandung karbohidrat, ada pula lipoprotein yang banyak mengandung
lipid. Jika asam amino dalam metabolisme protein sudah lengkap terangkai maka
akan memiliki fungsi tersendiri. Seperti membangun sel-sel yang rusak akibat
kondisi tubuh yang tidak stabil, membentuk zat-zat pengatur yaitu enzim dan
hormon serta membentuk zat inti untuk energi yang setara dengan 4,1 kalori.
2.3.2 Pengertian
Metabolisme Protein
Metabolisme adalah segala proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk
hidup. Proses metabolisme terbagi menjadi dua yaitu Anabolisme dan Katabolisme.
Anabolisme adalah proses sintesis molekul kimia kecil menjadi besar yang membutuhkan
energi (ATP), katabolisme adalah proses penguraian molekul besar menjadi
molekul kecil yang melepaskan energi (ATP).
Metabolisme protein
adalah metabolisme yang berasal dari asam amino yang sumbernya dari asam itu
sendiri. Dalam total keseluruhan asam amino yang dihasilkan ada sekitar 85%
yang berfungsi sebagai sintesis pada protein. Asam amino yang bertujuan sebagai
metabolisme tersebut dapat kita jumpai pada protein yang kita makan setiap
harinya. Protein tersebut berproses sebagai hasil dari degradasi protein di
dalam tubuh. Proses semacam ini biasanya akan bersifat kontinyu atau berlanjut
secara berkala. Asam amino pada protein itu sendiri terbagi atas dua unsur
yaitu asam amino essensial dan asam amino non essensial. Dalam hal ini sumber
protein yang berupa asam amino tersebut akan mengalami transport protein
seperti protein akan berproses di usus halus yang nantinya akan masuk pada
aliran darah kita. Ketika asam amino telah bercampur dalam darah maka asam tadi
akan tersebar luas hingga keseluruh sel namun asam amino itu tentunya tidak
akan terbuang sia-sia melainkan akan disimpan dalam sel-sel darah yang dibantu
dengan enzim.
2.3.3 Proses Metabolisme
Protein dan Asam amino
Proses metabolisme protein dimulai dari proses pencernaan di mulut
sampai di usus halus, dilanjutkan dengan proses metabolisme asam amino. Yaitu
sebagian besar zat makanan yang mengandung protein dipecahkan menjadi
molekul-molekul yang lebih kecil terlebih dahulu sebelum diabsorpsi dari
saluran pencernaan. Protein diabsorpsi di usus halus dalam bentuk asam amino →
masuk darah. Dalam darah asam amino disebar keseluruh sel untuk disimpan.
Didalam sel asam amino disimpan dalam bentuk protein (dengan menggunakan
enzim). Hati merupakan jaringan utama untuk menyimpan dan mengolah protein
Perubahan kimia dalam proses pencernaan dilakukan dengan bantuan
enzim-enzim saluran pencernaan yang mengkatalisis hidrolisis protein menjadi
asam amino.
Protein dalam makanan dicerna dalam lambung dan usus, dan dikatabolisme
menjadi asam amino yang diabsorbsi dan dibawa oleh darah. Asam amino dalam
darah dibawa ke hati menjadi asam amino dalam hati (ekstra sel), kemudian asam
amino tersebut ada yang disimpan dalam hati (intra sel) dan sebagian dibawa
oleh darah ke jaringan-jaringan tubuh. Asam amino yang dibawa ke hati dikatakan
ekstra sel karena sebagian asam amino dalam hati ini kemudian akan dibawa
sebagian keluar dari sel atau menuju ke seluruh jaringan tubuh yang membutuhkan.
Setelah masuk ke jaringan-jaringan tubuh asam amino ini akan masuk ke sel-sel
tubuh (asam amino dalam sel). Dan sebagiannya lagi tetap didalam hati (intra
sel) sebagai cadangan protein dalam tubuh, bila tubuh kekurangan protein maka
asam amino ini diubah menjadi protein dan sebaliknya jika tubuh membutuhkan
asam amino dari dalam tubuh maka protein dirombak kembali menjadi asam amino.
Dan asam amino ini juga berfungsi membentuk senyawa N lain yang berfungsi untuk
pembentukan sel-sel tubuh, senyawa nitrogen ini merupakan bagian utama dari
semua protein, enzim, dan proses metabolik yang disertakan pada sintesa dan
perpindahan energi.
Keseimbangan nitrogen tubuh dikatakan positif bila n masuk tubuh
> n yg keluar dari tubuh berarti sintesis protein > katabolismenya,
terjadi misalnya pada masa penyembuhan, masa pertumbuhan, dan masa hamil. Keseimbangan
nitrogen yang negatif berarti katabolisme protein > sintesisnya, terjadi
misalnya pada waktu kelaparan dan sakit. Keseimbangan nitrogen yang setimbang
terdapat pada orang dewasa normal dan sehat. Bila ada kelebihan asam amino dari
jumlah yang digunakan maka asam amino diubah menjadi asam keto. Proses
perubahan tersebut terjadi dalam siklus asam sitrat. Atau diubah mejadi urea.
Berikut proses perubahan asam amino menjadi asam keto dalam siklus sitrat. Asam
amino yang dibuat dalam hati atau dihasilkan dari proses katabolisme protein
dalam hati, dibawa oleh darah kedalam jaringan untuk digunakan. Proses
anabolisme dan katabolisme terjadi dalam hati dan jaringan. Asam amino yang
terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber yaitu:
Absorbsi melalui dinding usus.
Hasil katabolisme protein dalam sel.
Hasil anabolisme asam amino dalam sel.
2.3.4 Penguraian Protein
dalam Tubuh
Manusia melakukan pergantian protein tubuh sebanyak 1-2 % dari
total protein tubuh, khususnya protein otot. Dari total asam amino yang
dihasilkan melalui proses tersebut sebanyak 75-80% digunakan kembali
untuk sintesis protein baru, sedangkan 20-25% sisanya akan membentuk
Urea. Jika jumlah protein terus meningkat maka protein sel dipecah jadi asam
amino untuk dijadikan energi atau disimpan dalam bentuk lemak. Pemecahan
protein menjadi asam amino terjadi di hati dengan proses deaminasi atau
transaminasi.
Deaminasi adalah proses pembuangan gugus amino dari asam amino dalam
bentuk urea. Transaminasi adalah proses perubahan asam amino menjadi asam keto.
Deaminasi maupun transaminasi merupakan proses perubahan protein → zat yang
dapat masuk kedalam siklus Krebs. Pemecahan protein dalam tubuh yaitu sebagai
berikut :
1.
Transaminasi : alanin + alfa-ketoglutarat → piruvat + glutamat
2.
Deaminasi : asam amino + NAD+ → asam keto + NH3.
Amonia (NH3) merupakan racun bagi tubuh yang dapat meracuni otak sehingga
menjadi coma, tetapi tidak dapat dibuang oleh ginjal, sehingga harus diubah
dahulu jadi urea (di hati), agar dapat dibuang oleh ginjal. Namun jika hati ada
kelainan (sakit) maka proses perubahan NH3 menjadi urea terganggu dan akan
menimbulkan penumpukan NH3 dalam darah yang disebut uremia. Berikut siklus urea
untuk pengeluaran NH3 dari dalam tubuh.
Asam amino yang berlebih akan diuraikan dan tidak disimpan. Untuk
mempertahankan kesehatan, seorang dewasa membutuhkan 30-60 gram protein setiap
hari. Mutu protein ditentukan dari kelengkapan asam aminonya, jika ada asam
amino yang terserap melalui proses pencernaan dan penyerapan namun asam amino
tersebut tidak dibutuhkan di dalam tubuh maka asam amino yang bersangkutan akan
segera diuraikan menjadi urea. Karena itu kelebihan konsumsi
protein (asam amino) yang berlebih tidak akan memberikan manfaat apapun.
Dalam tubuh protein mengalami perubahan tertentu dengan kecepatan yang berbeda
untuk tiap protein karena untuk tiap protein memiliki panjang dan urutan asam
amino yang berbeda. Ada tiga kemungkinan mekanisme pengubahan protein yaitu :
1. Sel mati, komponennya mengalami
proses katabolisme dan dibentuk sel baru.
2. Masing-masing protein mengalami
proses katabolisme dan terjadi sintesis protein baru, tanpa ada sel mati.
3. Protein dikeluarkan dari dalam
sel, kemudian diganti dengan sintesis protein baru.
Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang
akan digunakan untuk memproduksi senyawa Nitrogen yang lain, untuk mengganti N
yang telah dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urea. Adapun enzim yang berperan
dalam penguraian protein adalah : Enzim Protease intrasel berperan dalam
menghidrolisis ikatan peptida internal protein sehingga terjadi pelepasan
peptida yang kemudian akan diuraikan menjadi asam amino
bebas oleh enzim peptidase. Enzim-enzim lain yang bertugas menguraikan
asam amino menjadi unit-unit asam amino adalah enzim endopeptidase,
aminopeptidase dan karboksipeptidase.
2.3.5 Asam Amino dalam
Darah
Banyaknya asam amino dalam darah tergantung pada keseimbangan
antara pembentukan asam amino dan pengunaannya. Pada proses pencernaan makanan,
protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa reaksi hidrolisis serta enzim
yang bersangkutan. Enzim-enzim tersebut adalah pepsin, tripsin, kimotripsin,
karboksi peptidase, amino peptidase, dipeptidase, dan tripeptidase. Dalam
keadaan puasa (asam amino) dalam darah biasanya sekitar 3,5 – 5 mg / 100 ml
darah. Dan akan meningkat segera setelah buka puasa sekitar 5-10 mg/ 100 ml
darah. Kemudian turun kembali setelah 4-6 jam. Jumlah (asam amino) dalam
jaringan kira-kira 5-10 kali lebih besar daripada dalam darah.
2.3.6
Kelainan
Metabolisme Protein
Metabolisme adalah proses pengolahan
(pembentukan dan penguraian) zat -zat yang diperlukan oleh tubuh agar tubuh
dapat menjalankan fungsinya. Namun tidak selamanya
asam amino dalam protein tersebut mengalami kelancaran dalam sistem kerjanya.
Metabolisme asam amino bisa saja terganggu oleh beberapa hal seperti kreatin
dan kreatinin yang mengalami posforilasi. Yang pada nantinya kreatin dalam urin
terpecah atas posfokreatin. Dalam kasus yang normal hal ini bisa saja terjadi
pada anak-anak, wanita hamil dan ibu melahirkan. Namun hal ini tidak dominan
pada kaum pria, jika tidak dalam kondisi kelelahan berat. Efek yang dihasilkan
misalnya merasa kelaparan yang sangat dan kelelahan setelah energi terkuras.
Selain itu bisa menimbulkan asam urat, asam urat terdiri dari beberapa unsur
senyawa yaitu nukleat. Asam ini akan terus difungsikan hingga menuju hati
secara berlebih. Sehingga proses yang berlebihan tidak mampu memaksimalkan
metabolisme protein. Kekurangan asam amino akan berakibat pada penurunan energi
tubuh dan berdampak pada kelelahan, keadaan tersebut sangat jelas karena 85%
protein tersusun atas asam amino. sedangkan manfaat protein bagi tubuh kita
sangatlah banyak. Diantara manfaat protein tersebut adalah memberi tenaga
(protein sparing efek), membentuk sel darah, pengaturan enzim, hormon, dan
vitamin.
Gangguan metabolisme protein menyebabkan ketidakseimbangan zat-zat
dalam tubuh. Protein merupakan sumber energi bagi tubuh. Salah satu penyakit
akibat gangguan metabolisme protein dijelaskan dengan ditemukannya penyakit
yang terjadi karena kekurangan protein. Kekurangan protein hampir selalu
disertai dengan kekurangan energi. Hubungan antara kekurangan protein dan
energi dapat terjadi karena protein merupakan salah satu sumber utama
pengahasil energi. Jika dalam makanan yang kita makan kurang mengandung kurang
mengandung energi maka tubuh akan mengambil protein lebih banyak untuk menjadi
energi. Ini berarti protein dalam tubuh akan semakin berkurang. Penyakit yang terjadi
karena kekurangan energi dan protein ini biasa disebut dengan penyakit Kurang
Energi Protein (KEP).
Penyakit ini ditemukan pada anak-anak atau ibu hamil. Penyakit KEP
ini juga dapat menyerang orang dewasa. Misalnya pada orang yang mengalami
kelaparan dalam waktu yang lama atau menderita penyakit kronis. Namun pada
umumnya penyakit terjadi pada anak-anak antara usia 2-5 tahun, ketika mereka
berhenti minum ASI dan menerima makanan tambahan. Yang kurang mengandung
protein atau tidak sama sekali. Ketika penyakit KEP ini menyerang seorang anak,
maka akan mucul gejala-gejala seperti kekurangan energi (Marasmus ) dan
kekurangan protein (Kwashiorkor).
Defisiensi protein terjadi pada pemasukan protein kurang →
kekurangan kalori, asam amino, mineral, dan faktor lipotropik yang
mengakibatkan pertumbuhan tubuh, pemeliharaan jaringan tubuh, dan pembentukkan
zat anti dan serum protein akan terganggu. Penderita mudah terserang penyakit
infeksi, perjalanan infeksi berat, luka sukar sembuh dan mudah terserang
penyakit hati.
Penyakit karena kelebihan metabolisme protein tidak ditemukan
secara langsung tapi kelebihan produksi protein dapat disebabkan karena
gangguan kerja insulin. Seperti misalnya diabetes mellitus, dan diabetes
insipidus.
1.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Protein adalah komponen penting atau utama bagi sel hewan atau
manusia. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama
lain dengan ikatan peptida. Fungsi dari protein adalah sebagai zat utama
pembentuk dan pertumbuhan tubuh, sedangkan asam amino sebagai komponen protein.
Proses metabolisme protein dimulai dari proses pencernaan di mulut sampai di
usus halus, dilanjutkan dengan proses metabolisme asam amino. Protein
diabsorpsi di usus halus dalam bentuk asam amino → masuk darah. Dalam darah
asam amino disebar keseluruh sel untuk disimpan. Didalam sel asam amino
disimpan dalam bentuk protein (dengan menggunakan enzim). Semua proses tersebut
dibantu oleh enzim.
Jika jumlah protein terus meningkat maka protein sel dipecah jadi
asam amino, yang terbagi menjadi dua proses; deaminasi atau transaminasi.
Deaminasi; proses pembuangan gugus amino dari asam amino dalam bentuk urea.
Transaminasi; proses perubahan asam amino menjadi asam keto. Banyaknya atau
keadaan asam amino dalam darah tergantung pada keseimbangan antara pembentukan
asam amino dan pengunaannya. Jika asam amino yang dibentuk banyak maka
asam amino yang terdapat dalam darah juga banyak. Penyakit yang ditimbulkan
karena gangguan metabolisme protein adalah penyakit kurang energi dan protein,
diabetes mellitus dan diabetes insipidus.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.g-excess.com/34313/penggolongan-protein-dan-strukturnya/
http://www.psychologymania.com/2012/08/fungsi-protein-bagi-tubuh-manusia.html
http://nawa-shofa.blogspot.com/2012/03/sifat-sifat-protein.html
7 komentar:
kok gak ada daftarpustakanya
itu cuma sumbernya
terimakasih yaa membantu untuk tugas hehe
makasih :)
terimakasih atas informasinya....
makasi ya, saya numpang ngopas,untuk isi makalah.
salam kenal
terimakasih sangat membantu sekali, kebetulan ada tugas jadi mohn ijinnya ya buat ngopas , , xixixi
terimakasih banyak kak, semoga ilmunya jadi amalan yang pahalanya ngalir terus aamiin
Posting Komentar