Jumat, 05 Desember 2014

MAKALAH BAHASA INDONESIA : PENYUSUNAN KTI

Diposting oleh Unknown di 17.21
BAB I
PENDAHULUAN

1.1                Latar Belakang
Karya tulis ilmiah merupakan kajian atas sebuah masalah tertentu yang tujuan pembahasannya harus mampu memberikan alternatif penyelesaian masalah tersebut. Karya ilmiah yang tidak mampu memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis tidak bisa dikategorikan sebagai karya ilmiah yang baik.
Karya tulis ilmiah harus disusun secara sistematis. Di akhir pembelajaran nanti, mahasiswa keperawatan  juga akan membuat karya tulis ilmiah. Oleh karena itu, langkah-langkah dalam membuat karya tulis ilmiah di dalam makalah ini akan membantu mahasiswa keperawatan dalam proses pembuatan KTI di tugas akhir nanti.

1.2        Rumusan Masalah
         a. Apa pengertian KTI ?
         b. Bagaimana tahapan penyusunan KTI ?
         c. Bagaimana sistematika KTI ?

1.3        Tujuan
         a. Mengetahui pengertian KTI.
b. Mengetahui tahapan penyusunan KTI.
c. Mengetahui sistematika KTI.

1.4                   Manfaat
a.    Bagi Pembaca
Memberikan gambaran umum tentang tahapan penyusunan dan sistematika KTI.
b.    Bagi Penulis
Dapat melatih kemampuan diri dalam bidang menulis secara sistematis.
c.    Bagi Pengajar
Sebagai referensi dan wujud nyata dari evaluasi atau materi yang diberikan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Pengertian Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Menurut Dr. Endang Danial AR, M.Pd. (2001:4) bahwa karya tulis ilmiah adalah berbagai macam tulisan yang dilkukan oleh seseorang atau kelompok dengan menggunakan tata cara ilmiah.
Selain itu, Djuroto dan Bambang (2003:12-13) mengatakan bahwa karya tulis ilmiah adalah sesuatu tulisan yang membahas suatu masalah. Maka dalam pemaparan karya ilmiah harus berdasarkan pemikiran ilmiah juga. Pemikiran ilmiah adalah pemikiran yang logis dan empiris.
  • Logis artinya masuk akal.
  • Empiris artinya dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan (dapat dibuktikan).
Untuk memenuhi standar ilmiah, sebuah karya harus memenuhi beberapa kriteria, di antaranya adalah kriteria metodologis, dalam hal ini karya ilmiah harus disusun dengan menggunakan metodologi ilmiah. Brotowidjojo (1985:8-9) mengemukakan bahwa “karya ilmiah adalah karya ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar”. Dengan demikian, penggunaan metodologi yang benar menjadi salah satu unsur terpenting dalam penyusunan karya ilmiah (Bambang Dwiloka dan Rati Riana, 2005: 1-6).
Dalam literatur lain disebutkan bahwa karya tulis ilmiah adalah serangkaian kegiatan penulisan yang didasarkan pada pengkajian atau penelitian ilmiah yang ditulis secara sistematis menggunakan bahasa prinsip-prinsip ilmiah. Atau ada juga yang menyatakan bahwa karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang disusun berdasarkan kriteria ilmiah. (Maizuddin M. Nur, 2010).
Jadi Karya Tulis Ilmiah adalah berbagai macam tulisan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan menggunakan tata cara ilmiah yakni sistem penulisan yang didasarkan pada sistem, masalah, tujuan, teori dan data untuk memberikan alternatif pemecahan masalah tertentu.

2.2     Tahapan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Berikut ini akan dijelaskan tentang tahapan penyusunan karya ilmiah menurut Zaenal Arifin (2003) sebagaimana dikutip oleh Bambang Dwiloka dan Rati Riana (2005:9-24). Pada dasarnya, dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap, yaitu :
1.      Tahap Persiapan
Di dalam tahap ini ada beberapa langkah yaitu :
a.       Pemilihan topik / tema
Pengertian topik dan tema sering dikacaukan. Wahab (1994:4) menyebutkan bahwa yang dimaksud topik adalah bidang medan atau lapangan masalah yang akan digarap dalam karya tulis atau penelitian. Sementara itu, tema diartikan sebagai pernyataan sentral atau pernyataan inti tentang topik yang akan ditulis. Topik yang memang masih terlalu luas harus dibatasi menjadi sebuah tema.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan topik adalah :
(1) Isu-isu yang masih hangat dan harus yang paling menarik perhatian.
(2) Peristiwa-peristiwa nasional atau internasional.
(3) Sesuatu (benda, karya, orang, dan lain-lain) yang dikaitkan dengan permasalahan politik, pendidikan, agama, dan lain-lain.
(4) Pengalaman-pengalaman pribadi yang berbobot.
(5) Terpusat pada segi lingkup yang sempit dan terbatas.
(6) Memiliki data dan fakta yang obyektif.
(7) Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya, meskipun serba sedikit.
(8) Harus memiliki sumber acuan / bahan kepustakaan yang dijadikan referensi.

Selain itu, Wahab (1994:1-2) menyebutkan 4 hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan topik :
(1) penulis dapat memilih topik yang telah menjadi minatnya,
(2) penulis dapat memilih topik yang diperkirakan dapat mengembangkan minatnya,
(3) topik tersebut mengundang rasa ingin tahu penulis,
(4) latar belakang pengetahuan penulis terhadap topik yang dipilihnya.

Selain itu, dalam pemilihan suatu topik, penulis harus memperhatikan tiga kriteria berikut ini :
(1) Penulis harus mampu menangani topik yang menjadi pilihannya.
(2) Penulis mempunyai keinginan yang cukup besar untuk mengerjakan.
(3)Penulis mempunyai sarana, prasarana, dan waktu yang cukup untuk mengembangkan topik pilihannya.

Cara yang mudah untuk mencari topik adalah dengan membaca secara cepat berbagai sumber informasi, khususnya tentang pendidikan. Hal ini bertujuan antara lain:
(a) menetapkan topik yang akan dikembangkan,
(b) mencari kemungkinan terdapatnya sumber sebanyak mungkin, dan
(c)mencari verifikasi yang memungkinkan dilaksanakannya kegiatan penulisan atau penelitian.

Setiap topik atau masalah yang dibahas dalam penelitian harus layak. Dalam hal ini, kelayakan suatu masalah penelitian berkaitan dengan banyak faktor. Faktor itu antara lain sebagai berikut :
(a) Kemanfaatan hasil, sejauh mana penelitian terhadap masalah tersebut akan memberikan sumbangan kepada khasanah teori ilmu pengetahuan atau kepada pemecahan masalah-masalah praktis.
(b) Kriteria pengetahuan yang dipermasalahkan, yaitu mempunyai khasanah keilmuan yang dapat dipakai untuk pengajuan hipotesis dan mempunyai kemungkinan mendapatkan sejumlah fakta empiris yang diperlukan guna pengujian hipotesis.
(c) Persyaratan dari segi peneliti, sejauh mana kemampuan peneliti untuk melakukan penelitian. Hal ini setidaknya menyangkut lima faktor, yaitu: biaya, waktu, alat dan bahan, bekal kemampuan teoritis peneliti, dan penguasaan peneliti terhadap metode penelitian yang akan digunakan.
4 hal yang harus dipenuhi agar masalah dapat dipilih :
§  Sesuai dengan minat peneliti
·         Minat : Tekun, tidak putus asa bila ada kendala.
·         Secara etis di persyaratan penulisan karya ilmiah harus sesuai dengan bidang keahlian → lebih baik dan dapat dipertanggung jawabkan.
§  Dapat dilaksanakan
·         Kemampuan peneliti → Penguasaan teori dan menguasai metode pemecahan masalahnya.
·         Waktu yang cukup → bila waktu tidak cukup maka karya ilmiah tidak selesai
·         Tenaga untuk melaksanakan :
* Membuat
proposal
* Mengumpulkan
data
*
Mengolah data
* Membuat
pembahasan
·         Dana yang tersedia
§  Tersedia Faktor Pendukung
·         Data Tersedia
·         Ada izin dari yang berwenang
§  Hasil Penelitian yang bermanfaat
·         Bagi perkembangan ilmu pengetahuan
·         Masyarakat pada umumnya

o   Sumber Masalah
§  Pengalaman dan pengamatan pribadi
§  Pengalaman orang lain
·         Publikasi media cetak (buku, artikel, koran dll)
·         Kuliah, ceramah, seminar dll.
§  Pengungkapan pengalaman dengan orang lain melalui wawancara.

o   Merumuskan Judul, mencakup:
§  Rancangan atau desain penelitian
§  Objek yang diteliti
§  Subjek yang diteliti
§  Lokasi
§  Waktu

Berikut ini adalah panduan pertanyaan yang dapat digunakan secara teliti dalam pemilihan tema :
§  Apakah masalah berguna dan cukup penting untuk dipersoalkan ?
§  Apakah membahas masalah ini akan menghasilkan sesuatu yang baru/konkrit ?
§  Apakah masalah yang ditulis menarik perhatian dan minat penulis ?
§  Apakah masalah yang dibahas cukup terbatas (tidak terlalu luas) agar dalam pengumpulan data informasi dan fakta yang spesifik ?
§  Apakah untuk pembahasan tersedia data kepustakaan yang cukup ?
§  Apakah masalah yang ada dapat dipecahkan dengan fasilitas yang ada dan kemampuan penulis ?
b.      Pembatasan topik / tema
Selanjutnya penulis perlu membatasi topik. Karena itu,penulis hendaknya :
(a) memilih salah satu aspek khusus dari topik yang menjadi pilihannya,
(b) membatasi waktu dan ruang dari aspek yang telah dipilihnya, dan
(c) memilih peristiwa khusus dari pembatasan tersebut.
Dalam pembatasan topik harus memperhatikan beberapa hal berikut :
§  Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah.
§  Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah / setelah penulisan karya ilmiah selesai. Penentuan judul karya ilmiah : pertanyaan yang mengandung unsur 4W+1H yaitu What (apa), Why (mengapa), When (kapan), Where (dimana) dan How (bagaimana).


c.       Penentuan tujuan dan maksud
Fungsi penentuan tujuan :
a.     menjelaskan (sesuatu) kepada pembaca
b.    meyakinkan pembaca
c.     mempengaruhi pembaca
Fungsi penentuan maksud :
Menyampaikan harapan penulis kepada pihak terkait.

2.      Tahap pengumpulan dan analisis data
Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, penulis mulai mengumpulkan bahan. Bahan bisa didapatkan dari berbagai media cetak maupun elektronika. Bahan-bahan tersebut dikumpulkan terutama yang relevan dengan topik dan tema yang akan ditulis. Pemilihan bahan yang relevan ini bisa dengan cara membaca atau mempelajari bahan secara sepintas serta menilai kualitas isi bahan. Bahan yang sudah terkumpul tersebut bisa dimanfaatkan untuk memperkaya pengetahuan penulis dan sebagai landasan teoretis dari karya tulis tersebut.
Tahap pengumpulan data dapat ditempuh di antaranya dengan :
a.         studi pustaka atau pencarian keterangan dari berbagai referensi (sumber).
b.         melakukan penelitian yang dipersiapkan secara sistematis
c.         melakukan wawancara  dan pengumpulan keterangan dari narasumber yang mengetahui masalah.
d.        Pengamatan langsung (observasi) ke obyek yang akan diteliti. Dapat juga dengan percobaan di laboratorium/ pengujian di lapangan yang dipersiapkan secara sistematis.

Tahap analisis data dapat ditempuh di antaranya dengan :
a.         Teknik kualitatif dapat dilakukan dengan cara :
     1) identifikasi data
     2) klasifikasi data
     3) analisis data
     4) interpretasi data dan pembuatan kesimpulan.
b.         Untuk teknik kuantitatif dapat dilakukan dengan menggunakan teknik uji statistik.

·      Sumber informasi di antaranya adalah dari :
o  Tulisan : buku, majalah/jurnal
o  Person : wawancara dengan orang ahli yang kompeten
o  Tempat : museum, laboratorium

·      Sumber informasi tersebut dapat diperoleh dengan cara :
o  Secara Primer : buku, penelitian, wawancara dengan ahli.
o  Secara Sekunder : terjemahan, rangkuman.
o  Secara Tersier : petunjuk untuk sumber primer dan sekunder (kamus).
3.      Tahap penyusunan kerangka
Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan, serta mengumpulkan bahan yang relevan, penulis mulai merencanakan susunan kerangka penulisan. Wahab (1994:29) menyebutkan tiga alasan penulis perlu menyusun kerangka penulisan. Tiga alasan tersebut adalah:
(1) penyusunan kerangka dapat membantu penulis mengorganisasikan ide-idenya,
(2) penyusunan kerangka mempercepat proses penulisan, dan
(3) penyusunan kerangka dapat meningkatkan kualitas bahasa.

Langkah membuat kerangka :
a.    Merumuskan topik yang jelas.
b.    Menginventarisasi topik-topik bawahan (tulis semua yang ada dalam pikiran).
c.    Mengevaluasi semua topik yang telah tercatat pada langkah kedua.
d.   Langkah kedua dan ketiga dikerjakan berulang-ulang untuk menyusun topik-topik yang lebih rendah tingkatannya.
e.    Menentukan sebuah pola susunan yang paling cocok untuk mengurutkan semua perincian.

4.      Tahap Penulisan
Tahap penulisan merupakan perwujudan tahap persiapan ditambah dengan pembahasan yang dilakukan selama dan setelah penulisan selesai.
Setelah kerangka penulisan karya ilmiah tersusun, langkah selanjutnya yang dilakukan penulis adalah mengembangkan kerangka penulisan karya ilmiah tersebut menjadi paragraf-paragraf pengembangan. Kerangka tulisan yang dibuat sebelumnya pada tahap ini mulai dikembangkan. Pengembangan ini dilakukan dengan menyajikan hasil studi pustaka, hasil pengumpulan data, hasil analisis data, dan kesimpulan yang diperoleh.

 Pengembangan sebuah paragraf harus memperhatikan hal-hal berikut ini :
(1) Pilihan kata dalam setiap kalimat dalam paragraf.
(2) Kalimat-kalimat dalam paragraf harus saling mendukung (tidak ada kalimat sumbang, yakni yang tidak mendukung ide pokok dalam paragraf).
(3) Setiap paragraf mengandung satu ide pokok yang dikembangkan dengan beberapa ide penjelas.
(4) Bahasa yang digunakan mengikuti kaidah yang berlaku.
(5) Ejaan dan tanda baca harus diperhatikan.
(6) Ada keterpaduan antara paragraf satu dengan paragraf berikutnya.




5.      Tahap penyuntingan, revisi, dan draf final

Setelah kerangka dikembangkan menjadi beberapa paragraf dengan memperhatikan beberapa hal dalam pengembangannya, kegiatan berikutnya adalah penyuntingan. Penyuntingan ini dapat dilakukan oleh penulis itu sendiri, dapat juga dengan bantuan orang lain. Setelah melalui proses penyuntingan ini, penulis mulai merevisi karya tulisnya. Pada akhirnya, draf final karya tulis ilmiah tersebut dapat disusun dan dipublikasikan.
Draf karya tulis ilmiah yang telah dibuat sebaiknya   disunting untuk memperbaiki isi tulisan. Hal yang harus menjadi perhatian di antaranya yaitu isi artikel, sistematika penyajian dan bahasa yang digunakan. Tahap penyuntingan dilakukan setelah proses penulisan dianggap selesai. Tahap penyuntingan ini bertujuan untuk :
§     Melengkapi bagian yang kurang.
§     Membuang bagian yang kurang relevan.
§     Menghindari penyajian yang berulang-ulang atau tumpang tindih (overlapping).
§     Menghindari pemakaian bahasa yang kurang efektif, misalnya dalam penulisan dan pemilihan kata, penyusunan kalimat, penyusunan paragraf, maupun penerapan kaidah ejaan.

Di samping itu, penyajian juga merupakan tahapan penyuntingan. Teknik penyajian karya ilmiah harus memperhatikan:
§     Segi kerapian dan kebersihan.
§     Tata letak (layout) unsur-unsur dalam format karya ilmiah, misalnya halaman muka (cover), halaman judul, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar gambar, daftar pustaka dan lain-lain.
§     Standar yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah, misalnya standar penulisan kutipan, catatan kaki (foot note), daftar pustaka & penggunaan Bahasa Indonesia sesuai EYD.

Dalam tahap akhir ini, penulis harus benar – benar tahu apakah karya tulisnya memenuhi syarat berikut ini :
o   Tepat, konsisten dan lengkapnya deskripsi data.
o   Tepat dan lengkapnya kesimpulan setiap satuan dan keseluruhan analisa data.
o   Tepat dan jelasnya kesimpulan menjawab masalah penelitian/tujuan penulisan karya tulis : hipotesis yang diajukan
o   Tepat dan mengenanya implikasi yang dikemukakan serta saran yang diberikan
o   Tertata segala sesuatu, sifat penanganan penulisan yang bersungguh-sungguh.
2.3     Sistematika Penulisan KTI
                      Sistematika penulisan hendaknya berisi rancangan yang teratur sebagai berikut :
1.      Bagian Pembukaan
(a)           Halaman Sampul
§    Judul
§    Jenis laporan (KTI, skripsi, tesis, disertasi)
§    Nama, NIM Mahasiswa
§    Lambang Institusi
§    Nama Lengkap Universitas
§    Tahun Penulisan
(b)          Halaman Logo
(c)           Halaman Judul (sama dengan halaman sampul)
(d)          Halaman Persetujuan
§    Persetujuan Pembimbing
§    Pengesahan untuk para penguji
(e)           Kata Pengantar
(f)           Ucapan Terimakasih
(g)          Abstrak
(h)          Daftar Isi
(i)            Daftar tabel, gambar dan lampiran


2.      Bagian Isi
(a)           Pendahuluan
§   Latar belakang pengambilan topik
§   Perumusan masalah
§   Tujuan
*Umum
*Khusus
§   Manfaat Penelitian
(b)          Kerangka Teori/Tinjauan Pustaka
(c)           Kerangka Konsep
§   Diagram kerangka konsep
§   Hipotesa
§   Defenisi operasional
(d)          Metodologi Penelitian
§   Rancangan/desain penelitian
§   Populasi
§   Pengambilan sampel
§   Cara pengolahan data
(e)           Hasil Penelitian
(f)           Pembahasan
(g)          Kesimpulan
(h)          Saran

3.      Bagian Akhir
(a)    Daftar Pustaka
(b)   Lampiran (jika diperlukan)



2.4      Tips Penulisan KTI
            Demikian langkah-langkah Penyusunan Karya Tulis Ilmiah, dan disini ada beberapa tips yang dapat digunakan dalam menulis menyusun Karya Tulis Ilmiah :
  1. Lihat tulisan orang lain yang sejenis dalam menuangkan ide atau gagasan ke dalam tulisan.
  2. Simaklah kalimat orang lain tersebut baik untuk dijadikan contoh lalu dituliskan dengan kata sendiri.
  3. Abaikan dulu masalah tata bahasa dan gaya bahasa, yang penting mulai menulis sampai selesai satu paragraf.
  4. Jangan takut memasukkan segala bahan, informasi, tabel gagasan, argumentasi dan kesimpulan sementara ke dalam draf tulisan.
  5. Pengalaman menunjukkan bahwa lebih mudah menghapus dan mengurangi dari pada menambahkan sesuatu kemudian.

















BAB 3
PENUTUP

3.1        Kesimpulan
Pemikiran ilmiah adalah pemikiran yang logis dan empiris
  • Logis artinya masuk akal
  • Empiris artinya dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan (dapat dibuktikan)
Jadi Karya Tulis Ilmiah adalah berbagai macam tulisan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan menggunakan tata cara ilmia yakni sistem penulisan yang didasarkan pada sistem, masalah, tujuan, teori dan data untuk memberikan alternatif pemecahan masalah tertentu.
Pada dasarnya, dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap, yaitu :
1.    Tahap persiapan
2.    Tahap pengumpulan dan analisis data
3.    Tahap penyusunan kerangka
4.    Taha penulisan
5.    Tahap penyuntingan, revisi, dan draf final
Di dalam penyusunan karya tulis terdapat sistematika penulisan yang harus disusun secara teratur.

3.2        Saran
Dengan penulisan makalah ini penulis mengharapkan agar siapapun yang akan membuat suatu karya tulis ilmiah atau KTI dapat berpedoman pada tata cara yang benar. Isi dari makalah ini merupakan suatu pedoman benar untuk membuat suatu karya tulis ilmiah (KTI) sehingga karya tulis ilmiah tersebut dapat dikategorikan sebagai referensi yang logis dan empiris.


DAFTAR PUSTAKA

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2060113-langkah-langkah-penulisan-kti/#ixzz1Oa7cVpwj

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2060113-langkah-langkah-penulisan-kti/#ixzz1Oa7cVpwj




0 komentar:

Posting Komentar

 

SHARE D' MOMENT Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review