BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Karya tulis ilmiah
merupakan kajian atas sebuah masalah tertentu yang tujuan pembahasannya harus
mampu memberikan alternatif penyelesaian masalah tersebut. Karya ilmiah yang
tidak mampu memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis tidak
bisa dikategorikan sebagai karya ilmiah yang baik.
Karya tulis ilmiah harus disusun
secara sistematis. Di akhir pembelajaran nanti, mahasiswa keperawatan juga akan membuat karya tulis ilmiah. Oleh
karena itu, langkah-langkah dalam membuat karya tulis ilmiah di dalam makalah
ini akan membantu mahasiswa keperawatan dalam proses pembuatan KTI di tugas
akhir nanti.
1.2
Rumusan Masalah
a. Apa pengertian KTI ?
b. Bagaimana tahapan penyusunan KTI ?
c. Bagaimana sistematika KTI ?
1.3
Tujuan
a. Mengetahui pengertian KTI.
b. Mengetahui tahapan penyusunan KTI.
c. Mengetahui sistematika KTI.
1.4
Manfaat
a.
Bagi Pembaca
Memberikan gambaran umum tentang tahapan penyusunan
dan sistematika KTI.
b. Bagi Penulis
Dapat melatih kemampuan diri dalam bidang menulis secara sistematis.
c. Bagi Pengajar
Sebagai
referensi dan wujud nyata dari
evaluasi atau materi yang diberikan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Menurut
Dr. Endang Danial AR, M.Pd. (2001:4) bahwa karya tulis ilmiah adalah berbagai
macam tulisan yang dilkukan oleh seseorang atau kelompok dengan menggunakan
tata cara ilmiah.
Selain
itu, Djuroto dan Bambang (2003:12-13) mengatakan bahwa karya tulis ilmiah
adalah sesuatu tulisan yang membahas suatu masalah. Maka dalam pemaparan karya
ilmiah harus berdasarkan pemikiran ilmiah juga. Pemikiran ilmiah adalah
pemikiran yang logis dan empiris.
- Logis artinya
masuk akal.
- Empiris artinya
dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung
jawabkan (dapat dibuktikan).
Untuk memenuhi standar ilmiah, sebuah
karya harus memenuhi beberapa kriteria, di antaranya adalah kriteria
metodologis, dalam hal ini karya ilmiah harus disusun dengan menggunakan metodologi
ilmiah. Brotowidjojo (1985:8-9) mengemukakan bahwa “karya ilmiah adalah karya
ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan
yang baik dan benar”. Dengan demikian, penggunaan metodologi yang benar menjadi
salah satu unsur terpenting dalam penyusunan karya ilmiah (Bambang Dwiloka dan
Rati Riana, 2005: 1-6).
Dalam literatur lain disebutkan bahwa
karya tulis ilmiah adalah serangkaian kegiatan penulisan yang didasarkan pada
pengkajian atau penelitian ilmiah yang ditulis secara sistematis menggunakan
bahasa prinsip-prinsip ilmiah. Atau ada juga yang menyatakan bahwa karya tulis
ilmiah adalah karya tulis yang disusun berdasarkan kriteria ilmiah. (Maizuddin
M. Nur, 2010).
Jadi Karya Tulis Ilmiah adalah berbagai macam tulisan yang dilakukan
oleh seseorang atau sekelompok orang dengan menggunakan tata cara ilmiah
yakni sistem penulisan yang didasarkan pada sistem, masalah, tujuan, teori dan
data untuk memberikan alternatif pemecahan masalah tertentu.
2.2 Tahapan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Berikut ini akan dijelaskan tentang tahapan penyusunan
karya ilmiah menurut Zaenal Arifin (2003) sebagaimana dikutip oleh Bambang
Dwiloka dan Rati Riana (2005:9-24). Pada dasarnya, dalam penyusunan karya
ilmiah terdapat lima tahap, yaitu :
1.
Tahap Persiapan
Di dalam tahap ini ada beberapa langkah yaitu :
a.
Pemilihan
topik / tema
Pengertian topik dan tema sering
dikacaukan. Wahab (1994:4) menyebutkan bahwa yang dimaksud topik adalah bidang
medan atau lapangan masalah yang akan digarap dalam karya tulis atau
penelitian. Sementara itu, tema diartikan sebagai pernyataan sentral atau
pernyataan inti tentang topik yang akan ditulis. Topik yang memang masih
terlalu luas harus dibatasi menjadi sebuah tema.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan topik adalah :
(1) Isu-isu
yang masih hangat dan harus yang paling menarik perhatian.
(2)
Peristiwa-peristiwa nasional atau internasional.
(3) Sesuatu (benda, karya, orang, dan
lain-lain) yang dikaitkan dengan permasalahan politik, pendidikan, agama, dan
lain-lain.
(4)
Pengalaman-pengalaman pribadi yang berbobot.
(5) Terpusat pada segi
lingkup yang sempit dan terbatas.
(6) Memiliki data dan fakta
yang obyektif.
(7) Harus diketahui
prinsip-prinsip ilmiahnya, meskipun serba sedikit.
(8) Harus memiliki sumber
acuan / bahan kepustakaan yang dijadikan referensi.
Selain itu,
Wahab (1994:1-2) menyebutkan 4 hal yang
harus dipertimbangkan dalam pemilihan topik :
(1) penulis
dapat memilih topik yang telah menjadi minatnya,
(2) penulis
dapat memilih topik yang diperkirakan dapat mengembangkan minatnya,
(3) topik
tersebut mengundang rasa ingin tahu penulis,
(4) latar
belakang pengetahuan penulis terhadap topik yang dipilihnya.
Selain itu, dalam pemilihan
suatu topik, penulis harus memperhatikan tiga kriteria berikut ini :
(1) Penulis
harus mampu menangani topik yang menjadi pilihannya.
(2) Penulis
mempunyai keinginan yang cukup besar untuk mengerjakan.
(3)Penulis
mempunyai sarana, prasarana, dan waktu yang cukup untuk mengembangkan topik
pilihannya.
Cara yang
mudah untuk mencari topik adalah dengan membaca secara cepat berbagai sumber
informasi, khususnya tentang pendidikan. Hal ini bertujuan antara lain:
(a)
menetapkan topik yang akan dikembangkan,
(b) mencari
kemungkinan terdapatnya sumber sebanyak mungkin, dan
(c)mencari
verifikasi yang memungkinkan dilaksanakannya kegiatan penulisan atau
penelitian.
Setiap
topik atau masalah yang dibahas dalam penelitian harus layak. Dalam hal ini,
kelayakan suatu masalah penelitian berkaitan dengan banyak faktor. Faktor itu
antara lain sebagai berikut :
(a)
Kemanfaatan hasil, sejauh mana penelitian terhadap masalah tersebut akan
memberikan sumbangan kepada khasanah teori ilmu pengetahuan atau kepada
pemecahan masalah-masalah praktis.
(b) Kriteria pengetahuan yang dipermasalahkan, yaitu mempunyai khasanah
keilmuan yang dapat dipakai untuk pengajuan hipotesis dan mempunyai kemungkinan
mendapatkan sejumlah fakta empiris yang diperlukan guna pengujian hipotesis.
(c)
Persyaratan dari segi peneliti, sejauh mana kemampuan peneliti untuk melakukan
penelitian. Hal ini setidaknya menyangkut lima faktor, yaitu: biaya, waktu,
alat dan bahan, bekal kemampuan teoritis peneliti, dan penguasaan peneliti
terhadap metode penelitian yang akan
digunakan.
4 hal yang harus dipenuhi agar
masalah dapat dipilih :
§ Sesuai dengan minat peneliti
·
Minat : Tekun, tidak putus asa
bila ada kendala.
·
Secara etis di persyaratan
penulisan karya ilmiah harus sesuai dengan bidang keahlian → lebih baik dan
dapat dipertanggung jawabkan.
§ Dapat dilaksanakan
·
Kemampuan peneliti → Penguasaan
teori dan menguasai metode pemecahan masalahnya.
·
Waktu yang cukup → bila waktu
tidak cukup maka karya ilmiah tidak selesai
·
Tenaga untuk melaksanakan :
* Membuat proposal
* Mengumpulkan data
* Mengolah data
* Membuat pembahasan
* Membuat proposal
* Mengumpulkan data
* Mengolah data
* Membuat pembahasan
·
Dana yang tersedia
§ Tersedia Faktor Pendukung
·
Data Tersedia
·
Ada izin dari yang berwenang
§ Hasil Penelitian yang bermanfaat
·
Bagi perkembangan ilmu
pengetahuan
·
Masyarakat pada umumnya
o
Sumber Masalah
§ Pengalaman dan pengamatan pribadi
§ Pengalaman orang lain
·
Publikasi media cetak (buku,
artikel, koran dll)
·
Kuliah, ceramah, seminar dll.
§ Pengungkapan pengalaman dengan orang lain melalui wawancara.
o
Merumuskan Judul, mencakup:
§ Rancangan atau desain penelitian
§ Objek yang diteliti
§ Subjek yang diteliti
§ Lokasi
§ Waktu
Berikut ini adalah panduan pertanyaan yang dapat digunakan secara teliti
dalam pemilihan tema :
§
Apakah masalah berguna dan
cukup penting untuk dipersoalkan ?
§
Apakah membahas masalah ini
akan menghasilkan sesuatu yang baru/konkrit ?
§
Apakah masalah yang ditulis
menarik perhatian dan minat penulis ?
§
Apakah masalah yang dibahas
cukup terbatas (tidak terlalu luas) agar dalam pengumpulan data informasi dan
fakta yang spesifik ?
§
Apakah untuk pembahasan
tersedia data kepustakaan yang cukup
?
§
Apakah masalah yang ada dapat
dipecahkan dengan fasilitas yang ada dan kemampuan penulis ?
b.
Pembatasan
topik / tema
Selanjutnya
penulis perlu membatasi topik. Karena itu,penulis hendaknya :
(a) memilih
salah satu aspek khusus dari topik yang menjadi pilihannya,
(b)
membatasi waktu dan ruang dari aspek yang telah dipilihnya, dan
(c) memilih
peristiwa khusus dari pembatasan tersebut.
Dalam pembatasan topik harus memperhatikan beberapa hal berikut :
§
Pembatasan topik harus
dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah.
§
Penentuan judul dapat
dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah / setelah penulisan karya ilmiah
selesai. Penentuan judul karya ilmiah : pertanyaan yang mengandung unsur 4W+1H
yaitu What (apa), Why (mengapa), When (kapan), Where (dimana) dan How
(bagaimana).
c.
Penentuan tujuan dan
maksud
Fungsi penentuan tujuan
:
a. menjelaskan (sesuatu) kepada
pembaca
b. meyakinkan pembaca
c. mempengaruhi pembaca
Fungsi penentuan
maksud :
Menyampaikan harapan penulis kepada pihak terkait.
2. Tahap pengumpulan
dan analisis data
Setelah memilih topik dan menentukan tema penulisan,
penulis mulai mengumpulkan bahan. Bahan bisa didapatkan dari berbagai media
cetak maupun elektronika. Bahan-bahan tersebut dikumpulkan terutama yang
relevan dengan topik dan tema yang akan ditulis. Pemilihan bahan yang relevan
ini bisa dengan cara membaca atau mempelajari bahan secara sepintas serta
menilai kualitas isi bahan. Bahan yang sudah terkumpul tersebut bisa
dimanfaatkan untuk memperkaya pengetahuan penulis dan sebagai landasan teoretis
dari karya tulis tersebut.
Tahap pengumpulan data dapat ditempuh
di antaranya dengan :
a.
studi
pustaka atau pencarian keterangan dari berbagai referensi (sumber).
b.
melakukan
penelitian yang dipersiapkan secara sistematis
c.
melakukan
wawancara dan pengumpulan keterangan
dari narasumber yang mengetahui masalah.
d.
Pengamatan langsung
(observasi) ke obyek yang akan diteliti. Dapat
juga dengan percobaan di
laboratorium/ pengujian di lapangan
yang dipersiapkan secara sistematis.
Tahap
analisis data dapat ditempuh di antaranya dengan :
a.
Teknik
kualitatif dapat dilakukan dengan cara :
1) identifikasi
data
2) klasifikasi
data
3) analisis
data
4) interpretasi
data dan pembuatan kesimpulan.
b.
Untuk
teknik kuantitatif dapat dilakukan dengan menggunakan teknik uji statistik.
·
Sumber informasi di antaranya adalah dari :
o Tulisan : buku, majalah/jurnal
o Person : wawancara dengan orang ahli yang kompeten
o Tempat : museum, laboratorium
·
Sumber informasi tersebut dapat
diperoleh dengan cara :
o Secara Primer : buku, penelitian, wawancara dengan ahli.
o Secara Sekunder : terjemahan, rangkuman.
o Secara Tersier : petunjuk untuk sumber primer dan sekunder (kamus).
3. Tahap penyusunan kerangka
Setelah
memilih topik dan menentukan tema penulisan, serta mengumpulkan bahan yang
relevan, penulis mulai merencanakan susunan kerangka penulisan. Wahab (1994:29)
menyebutkan tiga alasan penulis perlu menyusun kerangka penulisan. Tiga alasan
tersebut adalah:
(1) penyusunan kerangka dapat membantu
penulis mengorganisasikan ide-idenya,
(2) penyusunan kerangka mempercepat proses
penulisan, dan
(3) penyusunan kerangka dapat meningkatkan
kualitas bahasa.
Langkah membuat kerangka :
a.
Merumuskan topik
yang jelas.
b.
Menginventarisasi
topik-topik bawahan (tulis semua yang ada dalam pikiran).
c.
Mengevaluasi
semua topik yang telah tercatat pada langkah
kedua.
d.
Langkah
kedua dan ketiga dikerjakan berulang-ulang untuk menyusun topik-topik
yang lebih rendah tingkatannya.
e.
Menentukan
sebuah pola susunan yang paling cocok untuk mengurutkan semua perincian.
4. Tahap Penulisan
Tahap penulisan
merupakan perwujudan tahap persiapan ditambah dengan pembahasan yang dilakukan
selama dan setelah penulisan selesai.
Setelah kerangka
penulisan karya ilmiah tersusun, langkah selanjutnya yang dilakukan penulis
adalah mengembangkan kerangka penulisan karya ilmiah tersebut menjadi
paragraf-paragraf pengembangan. Kerangka
tulisan yang dibuat sebelumnya pada tahap ini mulai dikembangkan. Pengembangan
ini dilakukan dengan menyajikan hasil studi pustaka, hasil pengumpulan data,
hasil analisis data, dan kesimpulan yang diperoleh.
Pengembangan sebuah paragraf harus
memperhatikan hal-hal berikut ini :
(1) Pilihan
kata dalam setiap kalimat dalam paragraf.
(2) Kalimat-kalimat
dalam paragraf harus saling mendukung (tidak ada kalimat sumbang, yakni yang
tidak mendukung ide pokok dalam paragraf).
(3) Setiap
paragraf mengandung satu ide pokok yang dikembangkan dengan beberapa ide
penjelas.
(4) Bahasa
yang digunakan mengikuti kaidah yang berlaku.
(5) Ejaan
dan tanda baca harus diperhatikan.
(6) Ada
keterpaduan antara paragraf satu dengan paragraf berikutnya.
5. Tahap penyuntingan, revisi, dan
draf final
Setelah kerangka dikembangkan menjadi beberapa paragraf dengan memperhatikan
beberapa hal dalam pengembangannya, kegiatan berikutnya adalah penyuntingan.
Penyuntingan ini dapat dilakukan oleh penulis itu sendiri, dapat juga dengan
bantuan orang lain. Setelah
melalui proses penyuntingan ini, penulis mulai merevisi karya tulisnya. Pada
akhirnya, draf final karya tulis ilmiah tersebut dapat disusun dan
dipublikasikan.
Draf
karya tulis ilmiah yang telah dibuat sebaiknya disunting
untuk memperbaiki isi tulisan. Hal yang harus menjadi perhatian di antaranya
yaitu isi artikel, sistematika penyajian dan bahasa yang digunakan. Tahap penyuntingan
dilakukan setelah proses penulisan dianggap selesai. Tahap penyuntingan ini
bertujuan untuk :
§ Melengkapi bagian yang kurang.
§ Membuang bagian yang kurang relevan.
§ Menghindari penyajian
yang berulang-ulang atau tumpang tindih (overlapping).
§ Menghindari pemakaian
bahasa yang kurang efektif, misalnya dalam penulisan dan pemilihan kata,
penyusunan kalimat, penyusunan paragraf, maupun penerapan kaidah ejaan.
Di samping itu, penyajian juga merupakan tahapan penyuntingan. Teknik penyajian karya
ilmiah harus memperhatikan:
§ Segi kerapian dan
kebersihan.
§ Tata letak (layout) unsur-unsur dalam format karya ilmiah, misalnya
halaman muka (cover), halaman judul, daftar isi, daftar tabel, daftar
grafik, daftar gambar, daftar pustaka dan lain-lain.
§ Standar yang berlaku
dalam penulisan karya ilmiah, misalnya standar penulisan kutipan, catatan kaki
(foot note), daftar pustaka & penggunaan Bahasa
Indonesia sesuai EYD.
Dalam tahap akhir ini, penulis
harus benar – benar tahu apakah karya tulisnya memenuhi syarat berikut ini :
o
Tepat, konsisten dan lengkapnya
deskripsi data.
o
Tepat dan lengkapnya kesimpulan
setiap satuan dan keseluruhan analisa data.
o
Tepat dan jelasnya kesimpulan
menjawab masalah penelitian/tujuan penulisan karya tulis : hipotesis yang
diajukan
o
Tepat dan mengenanya implikasi yang
dikemukakan serta saran yang diberikan
o
Tertata segala sesuatu, sifat
penanganan penulisan yang bersungguh-sungguh.
2.3 Sistematika
Penulisan KTI
Sistematika penulisan
hendaknya berisi rancangan yang teratur sebagai berikut :
1.
Bagian Pembukaan
(a)
Halaman Sampul
§
Judul
§
Jenis laporan (KTI, skripsi,
tesis, disertasi)
§
Nama, NIM Mahasiswa
§
Lambang Institusi
§
Nama Lengkap Universitas
§
Tahun Penulisan
(b)
Halaman Logo
(c)
Halaman Judul (sama dengan
halaman sampul)
(d)
Halaman Persetujuan
§
Persetujuan Pembimbing
§
Pengesahan untuk para penguji
(e)
Kata Pengantar
(f)
Ucapan Terimakasih
(g)
Abstrak
(h)
Daftar Isi
(i)
Daftar tabel, gambar dan
lampiran
2.
Bagian Isi
(a)
Pendahuluan
§
Latar belakang pengambilan
topik
§
Perumusan masalah
§
Tujuan
*Umum
*Khusus
*Umum
*Khusus
§
Manfaat Penelitian
(b)
Kerangka Teori/Tinjauan Pustaka
(c)
Kerangka Konsep
§
Diagram kerangka konsep
§
Hipotesa
§
Defenisi operasional
(d)
Metodologi
Penelitian
§
Rancangan/desain penelitian
§
Populasi
§
Pengambilan sampel
§
Cara pengolahan data
(e)
Hasil
Penelitian
(f)
Pembahasan
(g)
Kesimpulan
(h)
Saran
3.
Bagian Akhir
(a)
Daftar
Pustaka
(b)
Lampiran
(jika diperlukan)
2.4
Tips Penulisan KTI
Demikian
langkah-langkah Penyusunan Karya Tulis
Ilmiah, dan disini ada beberapa tips yang dapat digunakan dalam
menulis menyusun Karya Tulis Ilmiah :
- Lihat tulisan orang lain yang sejenis dalam
menuangkan ide atau gagasan ke dalam tulisan.
- Simaklah kalimat orang lain tersebut baik
untuk dijadikan contoh lalu dituliskan dengan kata sendiri.
- Abaikan dulu masalah tata bahasa dan gaya bahasa, yang penting mulai
menulis sampai selesai satu paragraf.
- Jangan
takut memasukkan segala bahan, informasi, tabel gagasan, argumentasi dan
kesimpulan sementara ke dalam draf tulisan.
- Pengalaman menunjukkan bahwa lebih mudah
menghapus dan mengurangi dari pada menambahkan sesuatu kemudian.
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pemikiran ilmiah adalah
pemikiran yang logis dan empiris
- Logis
artinya masuk akal
- Empiris
artinya dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung
jawabkan (dapat dibuktikan)
Jadi Karya Tulis Ilmiah adalah berbagai macam tulisan yang dilakukan
oleh seseorang atau sekelompok orang dengan menggunakan tata cara ilmia yakni
sistem penulisan yang didasarkan pada sistem, masalah, tujuan, teori dan data
untuk memberikan alternatif pemecahan masalah tertentu.
Pada dasarnya, dalam penyusunan karya ilmiah terdapat
lima tahap, yaitu :
1. Tahap persiapan
2. Tahap pengumpulan
dan analisis data
3. Tahap penyusunan
kerangka
4. Taha penulisan
5. Tahap penyuntingan, revisi, dan draf
final
Di dalam penyusunan karya tulis terdapat sistematika penulisan yang harus
disusun secara teratur.
3.2 Saran
Dengan
penulisan makalah ini penulis mengharapkan agar siapapun yang akan membuat suatu karya tulis ilmiah atau KTI dapat
berpedoman pada tata cara yang benar. Isi dari makalah ini merupakan suatu
pedoman benar untuk membuat suatu karya tulis ilmiah (KTI) sehingga karya tulis
ilmiah tersebut dapat dikategorikan sebagai referensi yang logis dan empiris.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2060113-langkah-langkah-penulisan-kti/#ixzz1Oa7cVpwj
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2060113-langkah-langkah-penulisan-kti/#ixzz1Oa7cVpwj
0 komentar:
Posting Komentar