Asuhan
Keperawatan
3.1 Pengkajian
A. Pengumpulan data
1) Anamnesa
a) Identitas
klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan,
alamat, medicalrecord dll.
b) Keluhan
utama : Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28
minggu/trimester III.
- Sifat
perdarahan; tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang
- Sebab
perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek; terbentuknya SBR,
terbukanya osteum/ manspulasi intravaginal/rectal.
- Sedikit
banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya robekan pembuluh darah
dan placenta.
c) Inspeksi
- Dapat
dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.
- Jika
perdarahan lebih banyak; ibu tampak pucat dan anemia.
d) Palpasi
abdomen
- Janin
sering belum cukup bulan; TFU masih rendah.
- Sering
dijumpai kesalahan letak, seperti
letak lintang atau letak sungsang.
- Bagian
terbawah janin belum turun, apabila letak kepala biasanya
kepala masih goyang/floating
2) Riwayat
Kesehatan
a) Riwayat
Obstetri
Memberikan imformasi yang penting
mengenai kehamilan sebelumnya agar perawat dapat menentukan
kemungkinan masalah pada kehamilan sekarang. Riwayat obstetri meliputi:
- Gravida,
para abortus, dan anak hidup (GPAH).
- Berat
badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
- Pengalaman
persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong persalinan
- Jenis
anetesi dan kesulitan persalinan.
- Komplikasi
maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi, dan perdarahan.
- Komplikasi
pada bayi.
- Rencana
menyusui bayi.
b) Riwayat
mensturasi
Riwayat yang lengkap diperlukan
untuk menetukan taksiran persalinan (TP). TP ditentukan berdasarkan hari
pertama haid terakhir (HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPHt dapat
digunakan rumus naegle, yaitu hari ditambah tujuh, bulan dikurangi tiga,
tahun disesuaikan.
c) Riwayat
Kontrasepsi
Beberapa
bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau
keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat kunjungan pertama.
Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut pada kehamilan
yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual
pada janin.
d) Riwayat
penyakit dan operasi:
Kondisi kronis seperti diabetes
melitus, hipertensi, dan penyakit ginjal bisa berefek buruk pada
kehamilan. Oleh karena itu, adanya riwayat infeksi, prosedur operasi, dan
trauma pada persalinan sebelumnya harus di dokumentasikan
3)
Pemeriksaan fisik
a) Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi
pemeriksaan pada ibu hamil :
(1) Rambut dan
kulit
- Terjadi
peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea nigra.
- Striae
atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.
- Laju
pertumbuhan rambut berkurang.
(2) Wajah
Mata :
pucat, anemis
(3) Hidung
(4) Gigi
dan mulut
(5) Leher
(6) Buah
dada / payudara
- Peningkatan
pigmentasi areola putting susu.
- Bertambahnya
ukuran dan noduler.
(7) Jantung dan
paru
- Volume darah
meningkat.
- Peningkatan
frekuensi nadi.
- Penurunan
resistensi pembuluh darah sistemik dan pembuluh
darah pulmonal.
- Terjadi
hiperventilasi selama kehamilan.
- Peningkatan volume
tidal, penurunan resistensi jalan nafas.
- Diafragma meningga.
- Perubahan
pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.
(8) Abdomen
- Menentukan letak janin.
- Menentukan tinggi fundus uteri.
(9) Vagina
- Peningkatan
vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda Chandwick).
- Hipertropi
epithelium.
(10) System
musculoskeletal
- Persendian
tulang pinggul yang mengendur.
- Gaya
berjalan yang canggung.
- Terjadi
pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan. dengan diastasis rectal
b) Khusus
(1) Tinggi fundus
uteri
(2) Posisi dan persentasi
janin
(3) Panggul dan
janin lahir
(4) Denyut jantung
janin
a. Kekurangan volume
cairan berhubungan dengan kehilangan vascular berlebihan.
b. Perubahan perfusi
jaringan, uteroplasenta berhubungan
dengan hipovolemia.
c. Ketakutan berhubungan dengan ancaman kematian (dirasakan atau actual)
pada diri sendiri dan janin.
d. Risiko tinggi cedera terhadap ibu berhubungan dengan hipoksia jaringan/organ, profil darah abnormal, kerusakan sistem imun.
e. Resiko tinggi terhadap
kelebihan cairan berhubungan dengan
penggantian kehilangan cairan berlebih/cepat.
f. Kurang pengetahuan
(kebutuhan belajar, mengenai rasional hemoragi, prognosis, dan kebutuhan
tindakan berhubungan dengan kurang pemajanan dan tidak mengenal sumber-sumber
informasi.
3.2 Rencana Keperawatan (Intervensi)
a. Kekurangan volume
cairan berhubungan dengan kehilangan vascular berlebihan.
1) Tujuan :
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan, intake cairan meningkat dan volume cairan kembali adekuat.
2) Kriteria Hasil :
Mendemonstrasikan
kestabilan/perbaikan keseimbangan cairan yang dibuktikan oleh tanda-tanda vital
stabil, pengisian kapiler cepat, sensorium tepat, dan haluaran serta berat
jenis urine adekuat secara individual.
TINDAKAN/INTERVENSI
|
RASIONAL
|
|||
Mandiri
Evaluasi, laporkan, dan catat jumlah serta sifat kehilangan darah.
Lakukan penghitungan pembalut; timbang pembalut/pengalas.
|
Perkiraan kehilangan darah membantu membedakan diagnosa. Setiap gram
peningkatan berat pembalut sama dengan kehilangan kira-kira 1 ml darah.
|
|||
Lakukan tirah baring. Instruksikan klien untuk menghindari Valsava
manuver dan koitus.
|
Perdarahan dapat berhenti dengan reduksi aktivitas. Peningkatan tekanan
abdomen atau orgasme (yang meningkatkan aktivitas uterus) dapat merangsang
perdarahan.
|
|||
Posisikan klien dengan tepat, telentang dengan . panggul ditinggikan atau
posisi semi-Fowler pada plasenta previa. Hindari posisi Trendelenburg.
|
Menjamin keadekuatan darah yang tersedia untuk otak; peninggian panggul
menghindari kompresi vena kava. Posisi semi-Fowler’s memungkinkan janin
bertindak sebagai tampon. Posisi Trendelenburg dapat menurunkan keadaan
pernapasan ibu.
|
|||
Catat tanda-tanda vital, pengisian kapiler pada dasar kuku, warna membran
mukosa/kulit, dan suhu. Ukur tekanan vena sentral, bila ada.
|
Membantu menentukan beratnya kehilangan darah, meskipun sianosis dan
perubahan pada tekanan darah (TD) dan nadi adalah tanda-tanda lanjut dari
kehilangan sirkulasi dan/atau terjadinya syok. Juga pantau keadekuatan penggantian cairan.
|
|||
Pantau aktivitas uterus, status janin, dan adanya nyeri tekan abdomen.
|
Membantu menentukan hemoragi dan kemungkinan hasil dari peristiwa
hemoragi. Nyeri tekan biasanya ada pada kehamilan topik yang ruptur atau abrupsi plasenta.
Catat pilihan religius; dapat menolak penggunaan produk darah dan menetapkan
kebutuhan terapi alternatif. Klien mungkin menginginkan pembaptisan hasil
konsepsi pada kejadian aborsi.
|
|||
Kolaborasi
Dapatkan/tinjau ulang pemeriksaan
darah ayat: HDL, jenis dan pencocokan silang, titer Rh, kadar fibrinogen,
hitung trombosit, APTT, P’I’, dan kadar HCG.
|
Menentukan jumlah darah yang hilang dan dapat memberikan informasi
mengenai penyebab. Ht harus dipertahankan di atas 30% untuk mendukung
transpor oksigen dan nutrien.
|
Pasang kateter indwelling.
|
Haluaran kurang dari 30 ml/jam mcnandakan penurunan perfusiginja dan
kemungkinan terjadinya nekrosistubuler. Haluaran yang tepat ditentukan oleh
derajat defisit individual dan kecepatan penggantian.
|
Berikan larutan intravena, ekspander plasma, darah lengkap,
|
Meningkatkan volume darah sirkulasi dan mengatasi gejala-gejala syok.
|
b. Perubahan perfusi
jaringan, uteroplasenta
berhubungan dengan hipovolemia.
1) Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, perfusi jaringan adekuat.
2) Kriteria hasil :
Mendemonstrasikan perfusi adekuat, dibuktikan oleh Denyut Jantung Janin dan tes nonstres reaktif
(NST).
TINDAKAN/INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Mandiri
Perhatikan
status fisiologis ibu, status sirkulasi, dan volume darah.
|
Kejadian
pendarahan potensial merusak hasil kehamilan, kemungkinan menyebabkan hipovolemia
atau hipoksiauteroplasenta.
|
Auskultasi
dan laporkan DJJ, catat bradikardia atau takikardia. Catat perubahan pada
aktivitas janin (hipoaktivitas atau hiperaktivitas).
|
Mengkaji
berlanjutnya hipoksia janin. Pada awalnya, janin berespons pada penurunan
kadar oksigen dengan takikardia dan peningkatan gerakan. Bila tetap defisit,
bradikardia dan penurunan aktivitas terjadi.
|
Catat
kehilangan darah ibu mungkin dan adanya kontraksi uterus.
|
Bila
kontraksi uterus disertai dilatasi serviks, tirah baring dan medikasi mungkin
tidak efektif dalam mempertahankan kehamilan. Kehilangan darah ibu secara
berlebihan menurunkan perfusi plasenta.
|
Catat
perkiraan tanggal kehilangan (PTK) dan tinggi fundus.
|
PTK
memberikan perkiraan untuk menentukan viabilitas janin.
|
Anjurkan
tirah baring pada posisi miring kiri.
|
Menghilangkan
tekanan pada vena kava inferior dan meningkatkan sirkulasi plasenta/janin
dan pertukaran oksigen.
|
Kolaborasi
Berikan
suplemen oksigen pada klien.
|
Meningkatkan
ketersediaan oksigen untuk ambilan janin. Janin mempunyai beberapa kapasitas
perlekatan untuk mengatasi hipoksia dimana (1) disosiasiHb janin (melepaskan
oksigen pada tingkat selular) lebih cepat dari pada Hbdcwasa, (Ian (2) jumlah
sel darah merah janin lebih besar dari dewasa, sehingga kapasitas oksigen
yang dibawa janin meningkat.
|
Lakukan/ulang
NST sesuai indikasi.
|
Mengevaluasi
secara elektronik respons DJJ terhadap gerakan janin, bermanfaat dalam
menentukan kesejahteraan janin (tes reaktif) versus hipoksia (nonreaktif).
|
c. Ketakutan
berhubungan dengan ancaman kematian
(dirasakan atau actual) pada diri sendiri dan janin.
1) Tujuan :
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan, klien dapat mengatasi rasa ketakutan.
2) Kriteria Hasil :
Mendiskusikan
ketakutan mengenai diri, janin, dan masa depan kehamilan mengenai yang sehat
dan tidak sehat dan tidak sehat.
a) Mengungkapkan
pengetahuan situasi yang akurat.
b) Mendemonstrasikan
pemecahan masalah dan penggunaan
sumber-sumber secara efektif.
c) Melaporkan/menunjukan
berkurangnya ketakutan dan/atau perilaku
yang menunjukan ketakutan.
TINDAKAN/INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Mandiri
Diskusikan
situasi dan pemahaman tentang situasi dengan klien dan pasangan.
|
Memberikan
informasi tentang reaksi individu terhadap apa yang terjadi.
|
Pantau
respons verbal dan nonverbal klien/pasangan.
|
Menandakan
tingkat rasa takut yang sedang dialami klien/pasangan.
|
Dengarkan
masalah klien dan dengarkan secara aktif.
|
Meningkatkan
rasa kontrol terhadap situasi dan memberikan kesempatan pada klien untuk
mengembangkan solusi sendiri.
|
Berikan
informasi dalam bentuk verbal dan tertulis, dan beri kesempatan klien untuk
mengajukan pertanyaan. Jawab pertanyaan dengan jujur.
|
Pengetahuan
akan membantu klien mengatasi apa yang sedang terjadi dengan lebih efektif.
Informasi tertulis nantinya memungkinkan klien untuk meninjau ulang informasi
karena akibat tingkat stres, klien tidak dapat mengasimilasi informasi.
Jawaban yang jujur dapat meningkatkan pemahaman dengan lebih baik serta
menurunkan rasa takut.
|
d. Risiko tinggi cedera
terhadap ibu berhubungan dengan
hipoksia jaringan/organ, profil darah abnormal, kerusakan sistem imun.
1) Tujuan :
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan, resiko cedera pada ibu dapat teratasi.
2) Kriteria Hasil :
a) Tetap afebris
b) Menunjukkan
profil darah dengan hidung SDP, Hb, dan pemeriksaan koagulasi DBN Normal.
c)
Mempertahankan haluara nurin yang tepat untuk situasi individu.
TINDAKAN/INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Mandiri
Kaji
jumlah darah yang hilang. Pantau tanda/gejala syok. (Rujuk pada DK :
Kekurangan Volume Cairan (kehilangan aktif).
|
Hemoragi
berlebihan dan menetap dapat mengancam hidup klien atau mengakibatkan infeksi
pascapartum, anemia pascapartum, KID, gagal ginjal, atau nekrosishipofisis
yang disebabkan oleh hipoksia jaringan dan malnutrisi.
|
Catat
suhu, hitung SDP, dan bau serta warna rabas vagina, dapatkan kultur bila
dibutuhkan.
|
Kehilangan
darah berlebihan dengan penurunan Hb meningkatkan risiko klien untuk terkena
infeksi.
|
Catat
masukan/haluaranurin. Catat berat jenis urin.
|
Penurunan
perfusi ginjal mengakibatkan penurunan haluaranurin. Lobus anterior
hipofisis, yang membesar selama kehamilan, bila terjadi hemoragiberisiko
terhadap sindrom: Sheehan. (Rujuk pada Bab 6, MK: Hemoragi Postpartum, DK:
Perfusi Jaringan, perubahan.)
|
Periksa
petekie atau perdarahan dari gusi atau sisi intravena pada klien.
|
Menandakan
perbedaan atau perubahan pada koagulasi.
|
Berikan
informasi tentang risiko penerimaan produk darah.
|
Komplikasi
seperti hepatitis dan human
immunodeficiency virus (HIV)/AIDS dapat tidak bermanifetasi selama
perawatan di rumah sakit, tetapi mungkin memerlukan tindakan pada hari-hari
berikutnya.
|
Kolaborasi
Dapatkan
golongan darah dan pencocokan silang.
|
Meyakinkan
bahwa produk yang tepat akan tersedia bila diperlukan penggantian darah.
|
Berikan
penggantian cairan.
|
Mempertahankan
volume sirkulasi untuk
mengatasi
kehilangan carian atau syok.
|
e. Resiko tinggi terhadap kelebihan cairan berhubungan dengan penggantian kehilangan
cairan berlebih/cepat.
1)
Tujuan :
Setelah
dilakukan tindakan keperwata selama 2x24 jam
diharapka cairan dalam tubuh pasien normal dan tidak menunjukan
gejala-gejala kelebihan cairan.
2)
Kriteria hasil :
a) Tenda-tanda vital
klien normal
b) Cairan dalam
tubuh normal
TINDAKAN /
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Mandiri
pantau
adanya peningkatan tekanan darah, nadi; catat tanda-tanda pernapasan seperti
dispnea, krekels, atau ronki.
|
Bila
penggantian cairan berlebih, gejala beban kerja sirkulasi berlebihan dan
kesulitan pernafasan dapat terjadi.
|
Pantau
dengan cermat kecepatan infuse secara manual atau secara elektronik. Catat
masukan / haluaran. Ukur berat jenis urin.
|
Masukan
dan haluaran harus kira-kira sama denga volume sirkulasi stabil. Haluaran
urin meningkat dan berat jenis menurun bila perfusi ginjal dan volume
sirkulasi kembali normal.
|
Kaji status neurologi, perhatikan perubahan prilaku atau peningkatan
kepekaan.
|
Perubaha
prilaku menandakan jumlah tanda awal dari edema serebral karena retensi
cairan.
|
Kolaborasi
Kaji kadar
Ht.
|
Kadar Ht
dapat menandakan jumlah kehilangan darah dan dapat digunakan untuk menentukan
kebutuhan da keadekuatan pengganti.
|
f. Kurang pengetahuan
(kebutuhan belajar, mengenai rasional hemoragi, prognosis, dan kebutuhan
tindakan berhubungan dengan kurang pemajanan dan tidak mengenal sumber-sumber
informasi.
1) Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pengetahuan klien bertambah.
2) Kriteria hasil :
a) Berpartisipasi dalam
proses belajar.
b) Mengungkapkan, dalam
istilah sederhana, patofisiologi dan implikasi situasi klinis.
TINDAKAN/INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Kolaborasi
Jelaskan
tindakan dan rasional yang ditentukan untuk kondisi hemoragi. Beri penguatan
informasi yang diberikan oleh pemberi. perawatan kesehatan lain.
|
Memberikan
informasi, memperjelas kesalahan konsep, dan dapat membantu menurunkan stres yang berhubungan.
|
Berikan
kesempatan bagi klien untuk mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan kesalahan konsep.
|
Memberikan
klarifikasi dari konsep yang salah, identifikasi masalah-masalah, dan kesempatan
untuk mulai mengembangkan keterampilan koping.
|
Diskusikan
kemungkinan implikasi jangka pendek pada ibu/janin dari keadaan perdarahan.
|
Memberikan
informasi tentang kemungkinan komplikasi dan meningkatkan harapan realistis
dan kerja sama dengan aturan tindakan.
|
3.4 Pelaksanaan
(Implementasi)
Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan
kegiatan dapat bersifat mandiri dan kolaboratif. Selama melaksanakan kegiatan
perlu diawasi dan dimonitor kemajuan kesehatan klien.
3.5 Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang
sistematik dan terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah
ditetapkan dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan
tenaga kesehatan lainnya.
Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam
melaksanakan rencana kegiatan klien secara optimal dan mengukur hasil dari
proses keperawatan.
Penilaian keperawatan adalah mengukur keberhasilan
dari rencana dan pelaksanaan tindakan perawatan yang dilakukan dalam memenuhi
kebutuhan klien.
Evaluasi dapat berupa : masalah teratasi dan masalah
teratasi sebagian.
0 komentar:
Posting Komentar