KONSEP DASAR
A.
Pengertian
Hernia adalah prostrusi dari organ melalui lubang
defektif yang didapat atau kongenital pada dinding rongga yang secara normal
berisi organ. Istilah hernia berasal dari bahasa Yunani “ERNOS” yang berarti
penonjolan.
Hernia inguinalis lateralis ialah hernia yang melalui
anulus inguinalis internus yang terletak disebelah lateral vasa epi, gastrika
interior, menyusuri kondisi inguinalis dan keluar kerongga perut melalui
inguinalis eksternal (Arief mansjoer, 2000).
Bila ditinjau dari letaknya, hernia dibagi menjadi 2
golongan :
1.
Hernia eksterna.
Hernia yang tonjolannya tampak dari luar yaitu hernia
inguinalis lateralis (indirek), hernia inguinalis medialias (direk), hernia
femoralis, hernia umbilikalis, hernia supra umbilikalis, hernia sikatrikalis,
dan lain – lain.
2.
Hernia interna
Hernia yang tonjolannya tidak
tampak dari luar, yaitu hernia obturatorika, hernia diafragmatika, hernia
foramen Winslowi dan hernia ligamen treitz.
B.
Etiologi
Terjadinya hernia
ada dua yaitu :
1.
Kongenital : Terjadi sejak lahir.
2.
Didapat (Acquired): Terjadi
setelah dewasa atau pada usia lanjut. Disebabkan adanya tekanan intraabdominal
yang meningkat dan dalam waktu yang lama misalnya batuk kronis, konstipasi
kronis, gangguan proses kencing (hipertropi prostat, striktur uretra), ascites
dan sebagainya.
C.
Patofisiologi
D.
Patologi anatomi
Hernia
terdiri dari 3 unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari peritoneum, isi
hernia yang biasanya terdiri dari usus, omentum, kadang berisi organ
intraperitoneal lain atau organ ekstraperitoneal seperti ovarium, apendiks
divertikel dan buli – buli. Unsur terakhir adalah struktur yang menutupi
kantong hernia yang dapat berupa kulit (skrotum) umbilikus atau organ - organ lain misalnya paru dan sebagainya.
Pada hernia inguinal lateralis
(indirek) lengkung usus keluar melalui kanalis inguinalis dan mengikuti kora
spermatikus (pria) atau ligamen sekitar (wanita). Ini diakibatkan gagalnya prosesus
vaginalis untuk menutup testis turun ke dalam skrotum atau fiksasi ovarium.
Pada pertumbuhan janin (+ 3
minggu) testis yang mula – mula terletak di atas mengalami penurunan (desensus)
menuju ke skrotum. Pada waktu testis turun melewati inguinal sampai skrotum
prossesus vaginalis peritoneal yang
terbuka dan berhubungan dengan rongga peritoneum mengalami obliterasi dan
setelah testis sampai pada skrotum, prossesus vaginalis peritoneal seluruhnya
tertutup (obliterasi). Bila ada gangguan obliterasi maka seluruh prossesus
vaginalis peritoneal terbuka, terjadilah hernia inguinalis lateralis. Hernia inguinalis lateralis lebih sering
didapatkan dibagian kanan (+ 60 %). Hal ini disebabkan karena proses
desensus dan testis kanan lebih lambat dibandingkan dengan yang kiri.
E.
Tanda dan gejala
Pasien mengeluh benjolan pada
lipat paha atau perut di bagian bawah. Benjolan dapat keluar dan masuk di
daerah kemaluan, kadang – kadang terasa
kemeng. Bisa terjadi obstruksi usus seperti bising usus nada tinggi sampai tak
ada, mual dan muntah.
F.
Penatalaksanaan
1.
Manajemen medis
Setiap penderita hernia inguinalis
lateralis selalu harus diobati dengan jalan pembedahan. Pembedahan secepat
mungkin setelah diagnosa ditegakkan. Adapun prinsip pembedahan hernia
inguinalis lateralis adalah
a.
Herniotomy : membuang kantong
hernia, ini terutama pada anak – anak karena dasarnya adalah kongenital tanpa
adanya kelemahan dinding perut.
b.
Herniorrhaphy : membuang
kantong hernia disertai tindakan bedah plastik untuk memperkuat dinding perut
bagian bawah di belakang kanalis inguinalis.
Pada pasien yang didapatkan
kontraindikasi pembedahan atau menolak dilakukan pembedahan, dapat dianjurkan
untuk memakai sabuk hernia (truss). Sabuk itu dipakai waktu pagi dimana
penderita aktif dan dilepas pada waktu istirahat (malam).
2.
Manajemen keperawatan
a.
Pre operasi :
Pengkajian : ditujukan pada nyeri, ada tonjolan
(pembengkakan) di daerah inguinal, cemas, tingkat pengetahuan pasien tentang
hernia dan penanganannya. Pengkajian juga ditujukan pada riwayat.
Diagnosa keperawatan : masalah keperawatan yang bisa
muncul adalah gangguan kenyamanan, kecemasan, kurang pengetahuan dan resiko
tinggi terjadi reinkarserata.
Intervensi keperawatan (secara umum) ; beri posisi
kepala tempat tidur ditinggikan, bila hernia turun/menonjol dimasukan kembali
secara manual, anjurkan menggunakan sabuk hernia, beri analgesik sesuai advis,
hindari manuever yang bisa meningkatkan tekanan intraabdominal : batuk kronik,
angkat berat, mengedan secara kuat dan anjurkan untuk kompres dingin pada daerah
yang bengkak.
b.
Post operasi :
Dihubungkan dengan pembedahan umum
lainnya seperti masalah resiko tinggi infeksi, masalah gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan luka operasi, dan pendidikan pasien untuk perencanaan
pulang.
Konsep Asuhan Keperawaran
A.
Pengkajian
·
Identitas px, meliputi : nama,
umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, alamat, tanggal MRS,
diagnosa medis, no. register.
·
Keluhan utama : nyeri yang
dirasakan biasanya didaerah peritoneum dan menjalar kebelakang.
·
Riwayat penyakit sekarang : px
merasakan nyeri yang tak tertahankan dan px biasanya mengembalikan / mendorong
kembali hernia dan masuk kembali.
·
Riwayat penyakit dahulu : belum
/ pernah px mengalami seperti ini, atau yang lainnya.
·
Riwayat penyakit keluarga :
apakah ada diantar keluarga yang pernah / mengalami penyakit yangt diderita
sama seperti px.
·
Pola fungsi kesehatan
-
Pola persepsi dan tata laksana
Pada umumnya px tidak mengalami
gangguan pada personal hygine misalnya : mandi, gosok gigi, dan cuci rambut.
-
Pola nutrisi dan metabolisme
Pada kasus hernia biasanya px tidak
mengalami perubahan nafsu makan, meski menu berubah.
-
Pola eliminasi
Tidak mengalami perubahan baik
warna, konsistensi, maupun baunya.
-
Pola tidur dan istirahat
Pada umumnya px tidak mengalami
gangguan dalam istirahat tidurnya sehubungan dengan luka Post Op.
-
Pola aktivitas
Kebanyakan px selalu melakukan
aktifitasnya sendiri sehubungan dengan luka Post Op.
-
Pola persepsi dan konsep diri
Px biasanya belum mengerti proses terjadinya penyakit dan konsep diri
px mengealami gangguan.
-
Pola sensori dan kognitif
Biasanya px akan merasakan nyeri yang hilang dan timbul kembali yang
biasanya px merasa tak nyaman.
-
Pola reproduksi seksual
Px akan mengalami gangguan dlam
pola seksualnya.
-
Pola hubungan peran
Pada umumnya px akan menarik diri dan merasa malu dengan
apa yang terjadi padanya.
-
Pola penanggulangan stres
Px berusaha untuk tenang dan
mencoba menceritakan masalah yang terjadi padanya.
-
Pola tata nilai dan kepercayaan
Px berusaha memohon sembuh dari penyakit yang
dideritanya saat ini
·
Pemeriksaan fisik
-
Keadaan umum : keadaan sakit
px, tingkat kesadaran, dan tanda-tanda vital
-
Kepala : adakah benjolan,
kerontokan rambut, ada luka atau tidak, dan kebersihan terjaga / tidak
-
Muka : apa bentuk simetris /
tidak ada acne / tidak, kulit muka, ekspresi wajah.
-
Mata : bentuk simetris / tidak,
konjungtiva anemis / tidak, penglihatan terganggu atau tidak.
-
Telinga : bentuk simetris /
tidak, fungsi pendengaran, tidak / ada cairan dan serumen, menggunakan alat
bantu / tidak.
-
Hidung : bentuk hidung,
pembauan baik / tidak, kebersihan terjaga / tidak.
-
Mulut dan faring : bentuk
simetris ada / tidak perdarahan pada mulut, gigi utuh / caries, ada / tidak
peradabngan pada faring.
-
Leher : bentuk simetris, bersih
terjaga / tidak, ada / tidak perbesaran pada vena jugularis / kelenjar tiroid.
-
Thoraks : bentuk simetris /
tidak, ada / tidak nyeri tekan, terasa hangat / tidak, ada / tidak suara
ronchi, reles / wheezing.
-
Abdomen : bentuk simetris /
tidak, ada tidak nyeri tekan, tidak / ada distensi bendung kemih, terdengar
bising usus.
-
Inguinal, genihal dan anus :
kebersihan terjaga / tidak, ada benjolan bulat lonjong , tes zaimen ada / tidak
dorongan dan nyeri tekan.
-
Integumen : ada / tidak luka,
kebersihan terjaga / tidak, turgor normal / tidak.
-
Ekstrimitas : ada tidak
gangguan bagaimana bentuknya.
·
Pemeriksaan Penunjang
-
Lab : WBC, RBC, Hb, PVC, MCV,
Trombo, LED, BUN, SGOT, SGPT, GDA.
-
Radiologi : X-ray dada.
B.
Analisa data
Data yang dikumpulkan, dikelompokkan,
didefinisikan dengan memunculkan masalah diagnosa keperawata berdasarkan
keperawatan, urutan prioritas masalah penemu A. Maslo yaitu kebutuhan fisik
rasa aman dan dicintai harga diri dan perwujudan diri.
C.
Diagnosa keperawatan
1.
Gangguan rasa nyeri berhubungan
dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat operasi.
2.
Resiko tinggi terjadinya hernia
yang isi kantongnya tidak dapat kembali berhubungan dengan meningkatnya tekanan
ultra abdominal dan lemahnya otot dinding perut
D.
Perencanaan
-
Dx
Tujuan
Keterangan
|
:
:
:
|
Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas
jaringan akibat operasi.
Setelah diberi tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam px merasa
nyaman (tidak merasa nyeri)
-
Px rileks
-
Tenang
-
Tidak ada penonjolan pada
daerah lipat paha
-
Tanda vital dalam batas normal
|
Intervensi :
a.
Kaji tingkat nyeri px
R/ : penentuan tindakan selanjutnya manajemen nyeri
b.
Anjurkan teknik relaksasi
R/ : teknik relaksasi membantu
mengurangi peningkatan tekanan intra abdomen
c.
Dorong secara manual isi hernia
agar kembali keatas.
R/ : mencegah terjadinya strangulasi
yang bisa menyebabkan nyeri yang dibebani px
d.
Pertahankan sikap yang kalem
R/ : sikap yang kalem dan lingkungan tenang membantu px
mengontrol nyeri dan mengurangi kecemasan px
e.
Kolaborasi pemberian analgesik
R/ : membantu mengurangi / menghilangkan nyeri.
-
Dx
Tujuan
Keterangan
|
:
:
:
|
Resiko tinggi terjadinya hernia yang isi kantongnya tidak dapat
kembali berhubungan dengan meningkatnya tekanan ultra abdominal dan lemahnya
otot dinding perut
Setelah diadakan operasi hernia tidak ada atau terjadi tanda dan
gejala hernia kembali
-
Tidak mengeluh nyeri
-
Tidak ada benjolan /
pembengkakan dilipatan paha
-
Tidak mengeluh mual dan
muntah
-
ADL dilakukan sesnuai
kemampuan px
|
Intervensi
a.
Berikan penjelasan dan monitor
tanda-tanda terjadinya reinkarserata
R/ : indikasi pembedahan efektif atas pembedahan emergensi.
b.
Observasi TTV
R / : mengetahui perubahan dan perkembangan tanda vital
px sehingga tepat dalam menentukan tindakan selanjutnya.
c.
Anjurkan px untuk tidur dengan
kepala tempat tidur ditinggikan
R / : posisi kaki lebih tinggi dari kepala tempat tidur
memungkinkan penurunan / penonjolan isi hernia berkurang.
d.
Anjurkan px untuk melakukan
aktivitas harian tanpa memerlukan energi yang tinggi.
R / : aktivitas yang berlebihan meningkatkan tekanan
intra abdomenal sehingga memudahkan penurunan / penonjolan isi hernia.
e.
Anjurkan px untuk menggunakan
celana hernia (truss)
R / : celana hernia membantu mencegah kurangnya isi
hernia ke lipatan paha.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito,J,L (1999). ”Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan
“ Edisi 2
D.D.Ignatavicius dan M.V.Bayne (1991), ”Medical Surgical Nursing“,
A Nursing Process Approach, W. B. Saunders Company, Philadelphia
Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines
for Planning Patient Care (2 nd ed ). Philadelpia, F.A. Davis Company.
Engrand, Barbara (1999), Keperawatan Medikal Bedah,
volume 4, Jakarta, EGC
Goodner, Brenda & Roth, S.L.
(1995), “Panduan Tindakan Keperawatan Klinik Praktis”, alih bahasa Ni
Luh G. Yasmin Asih, EGC, Jakarta
2 komentar:
OBAT HERNIA
TERIMA KASIH INFONYA
Menangkan Jutaan Rupiah dan Dapatkan Jackpot Hingga Puluhan Juta Dengan Bermain di www(.)SmsQQ(.)com
Kelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
-Situs Aman dan Terpercaya.
- Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
- Proses Setor Dana & Tarik Dana Akan Diproses Dengan Cepat (Jika Tidak Ada Gangguan).
- Bonus Turnover 0.3%-0.5% (Disetiap Harinya)
- Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
-Pelayanan Ramah dan Sopan.Customer Service Online 24 Jam.
- 4 Bank Lokal Tersedia : BCA-MANDIRI-BNI-BRI
8 Permainan Dalam 1 ID :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar66
Info Lebih Lanjut Hubungi Kami di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com
Posting Komentar