BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Berkembangnya teknologi sistem
informasi, maka penyajian informasi yang cepat dan efisien sangat dibutuhkan
oleh setiap orang.Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini menuntut
diubahnya pencatatan manual menjadi sistem yang terkomputerisasi.Demikian juga
halnya pembayaran pasien pada suatu Rumah Sakit.Rumah sakit sebagai salah satu
institusi pelayanan umum di bidang kesehatan membutuhkan keberadaan suatu
sistem informasi yang akurat, handal, serta cukup memadai untuk meningkatkan
pelayanannya kepada para pasien serta lingkungan yang terkait lainnya.Sistem
informasi rumah sakit digunakan untuk mempermudah dalam pengelolaan data pada
rumah sakit.Sistem ini seharusnya sudah menggunakan metode komputerisasi.
Karena dengan penggunakan metode komputerisasi, proses penginputan data, proses
pengambilan data maupun proses pengupdate-an data menjadi sangat mudah, cepat
dan akurat.
Internet merupakan jaringan komputer
yang dapat menghubungkan perusahaan dengan domain publik, seperti individu,
komunitas, institusi, dan organisasi.Jalur ini merupakan jalur termurah yang
dapat digunakan institusi untuk menjalin komunikasi efektif dengan
konsumen.Mulai dari tukar menukar data dan informasi sampai dengan transaksi
pembayaran dapat dilakukan dengan cepat dan murah melalui internet.
Kecepatan evolusi teknologi
informasi dalam memanfaatkan internet untuk mengembangkan jaringan dalam
manajemen database sangat ditentukan oleh kesiapan manajemen
dan ketersediaan sumber daya yang memadai. Namun evolusi tersebut bukan pula
berarti bahwa institusi yang bersangkutan harus secara sekuensial mengikuti
tahap demi tahap yang ada, namun bagi mereka yang ingin menerapkan
manajemen databasedengan “aman” dan “terkendali”, alur pengembangan
aplikasi secara bertahap merupakan pilihan yang baik.
B.
Rumusan
masalah
1.
Apa pengertian system informasi
kesehatan?
2.
Bagaimana system informasi di masa
depan?
3.
Apa tujuan utama system informasi
kesehatan?
4.
Apa manfaat system informasi
kesehatan?
5.
Apa peranan system informasi
kesehatan?
6.
Bagaimana ruang lingkup sistem
informasi kesehatan?
7.
Bagaimana konsep pengembangan system
informasi kesehatan?
8.
Bagaimana aplikasi sistem informasi
kesehatan pada system informasi rumah sakit?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian sistem informasi
kesehatan
2.
Untuk mengetahui sistem informasi
kesehatan di masa depan
3.
Untuk mengetahui tujuan utama sistem
informasi kesehatan
4.
Untuk menegetahui manfaat sistem
informasi kesehatan
5.
Untuk mengetahui peranan sistem
informasi kesehatan
6.
Untuk mengetahui ruang lingkup
sistem informasi kesehatan
7.
Untuk mengetahui konsep pengembangan
sistem informasi kesehatan
8.
Untuk mengetahui aplikasi sistem
informasi kesehatan pada sistem informasi rumah sakit
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
manajemen sistem informasi kesehatan
Sistem Informasi Kesehatan (SIK)
adalah suatu sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua tingkat
pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
Perturan perundang undangan yang menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah
Kepmenkes Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi
desentralisasi bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002
tentang petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan
kabupaten/kota.Suatu sistem informasi terdiri dari data, manusia dan proses
serta kombinasi perangkat keras, perangkat lunak dan teknologi komunikasi.
Penggunaan informasi terdiri dari 3 tahap yaitu pemasukan data, pemrosesan, dan
pengeluaran informasi.
B.
Sistem
Informasi Kesehatan di masa Depan
Dalam upaya
mengatasi fragmentasi data, Pemerintah sedang mengembangkan aplikasi yang
disebut Sistem Aplikasi Daerah (Sikda) Generik. Sistem Informasi Kesehatan
berbasis Generik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Input pencatatan dan pelaporan
berbasis elektronik atau computerized.
b.
Input data hanya dilakukan di tempat
adanya pelayanan kesehatan (fasilitas kesehatan).
c.
Tidak ada duplikasi (hanya dilakukan
1 kali).
d.
Akurat, tepat, hemat sember daya
(efisien) dan transfaran. Tejadi pengurangan beban kerja sehingga petugas
memiliki waktu tambahan untuk melayani pasien atau masyarakat.
e.
Data yang dikirim (uploaded) ke
pusat merupakan data individu yang digital di kirim ke bank data nasional (data
warehouse).
f.
Laporan diambil dari bank data
sehingga tidak membebani petugas kesehatan di Unit pelayanan terdepan.
g.
Puskesmas dan Dinas Kesehatan akan
dilengkapi dengan peralatan berbasis komputer.
h.
Petugas akan ditingkatkan
kompetensinya melalui pelatihan untuk menerapkan Sikda Generik.
i.
Mudah dilakukan berbagai jenis
analisis dan assesment pada data.
j.
Secara bertahap akan diterapkan 3
aplikasi Sikda Generik yaitu Sistem Informasi Manajemen Kesehatan, Sistem
Informasi Dinas Kesehatan dan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
C.
Tujuan
utama sistem informasi manajemen umumnya mencakup bidang manajemen
a.
Manajemen Sumber Daya Manusia (HRM =
Human Resource Management)
b.
Manajemen Prod
c.
Manajemen Keuangan
D.
Manfaat
Sistem Informasi Kesehatan
Begitu banyak manfaat Sistem
Informasi Kesehatan yang dapat membantu para pengelola program kesehatan,
pengambil kebijakan dan keputusan pelaksanaan di semua jenjang administrasi
(kabupaten atau kota, propvinsi dan pusat) dan sistem dalam hal berikut :
1.
Mendukung manajemen kesehatan
2.
Mengidentifikasi masalah dan
kebutuhan
3.
Mengintervensi masalah kesehatan
berdasarkan prioritas
4.
Pembuatan keputusan dan pengambilan
kebijakan kesehatan berdasarkan bukti (evidence-based decision)
5.
Mengalokasikan sumber daya secara
optimal
6.
Membantu peningkatan efektivitas dan
efisiensi
7.
Membantu penilaian
transparansi
E.
Peranan
system informasi kesehatan
Menurut WHO, sistem informasi
kesehatan merupakan salah satu dari 6 “building block” atau komponen utama
dalam sistem kesehatan di suatu Negara. Keenam komponen (building block) sistem
kesehatan tersebut adalah:
1.
Service delivery (pelaksanaan
pelayanan kesehatan)
2.
Medical product, vaccine, and
technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan)
3.
Health worksforce (tenaga medis)
4.
Health system financing (system
pembiayaan kesehatan)
5.
Health information system (sistem
informasi kesehatan)
6.
Leadership and governance
(kepemimpinan dan pemerintah)
Sedangkan di dalam tatanan Sistem
Kesehatan Nasional, SIK merupakan bagian dari sub sistem ke 6
yaitu pada sub sistem manajemen, informasi dan regulasi
kesehatan. Sub sistem manajemen dan
informasi kesehatan merupakan subsistem yang mengelola
fungsi-fungsi kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, informasi kesehatan
dan hokum kesehatan yang memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan upaya
kesehatan nasional agar berhasil guna, berdaya guna, dan mendukung
penyelenggaraan ke-6 subsistem lain didalam SKN sebagai satu kesatuan yang
terpadu. Adapun sub sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional Indonesia, yaitu:
1.
Upaya kesehatan
2.
Penelitian dan pengembangan
kesehatan
3.
Pembiayaan kesehatan
4.
Sumber daya manusia (SDM) kesehatan
5.
Sediaan farmasi, alat kesehatan dan
makanan
6.
Manajemen, informasi, dan regulasi
kesehatan
7.
Pemberdayaan masyarakat
Melalui hasil pengembangan sistem
informasi ini maka diharapkan dapat menghasilkan
hal-hal sebagai berikut :
1.
Perangkat lunak tersebut
dikembangkan sesuai dengan sesuai dengan standar yang ditentukan oleh
pemerintah daerah.
2.
Dengan menggunakan open system
tersebut diharapkan jaringan akan bersifat interoperable dengan jaringan lain.
3.
Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan mensosialisasikan dan mendorong pengembangan dan
penggunaan Local Area Network di dalam kluster unit pelayanan kesehatan baik
pemerintah dan swasta sebagai komponen sistem di masa depan.
4.
Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan mengembangkan kemampuan dalam teknologi informasi video,
suara, dan data nirkabel universal di dalam Wide Area Network yang efektif,
homogen dan efisien sebagai bagian dari jaringan sistem informasi pemerintah
daerah.
5.
Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan merencanakan, mengembangkan dan memelihara pusat
penyimpanan data dan informasi yang menyimpan direktori materi teknologi
informasi yang komprehensif.
6.
Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan secara proaktif mencari, menganalisis, memahami,
menyebarluaskan dan mempertukarkan secara elektronis data/informasi bagi
seluruh stakeholders.
7.
Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan access point lain agar data
kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan secara luas dan bertanggung jawab
dan dalam rangka memperbaiki pelayanan kesehatan sehingga kepuasan pengguna
dapat dicapai sebaik-baiknya.
8.
Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan merencanakan pengembangan manajemen SDM sistem informasi
mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan dan pelatihan, penilaian
pekerjaan, penggajian dan pengembangan karir.
9.
Sistem informasi kesehatan
terintegrasi ini akan mengembangkan unit organisasi pengembangan dan pencarian
dana bersumber masyarakat yang berkaitan dengan pemanfaatan dan penggunaan
data/informasi kesehatan dan kedokteran.
10.
Dapat digunakan untuk mengubah
tujuan, kegiatan, produk, pelayanan organisasi, untuk mendukung agar organisasi
dapat meraih keunggulan kompetitif.
11.
Mengarah pada peluang-peluang
strategis yang dapat ditemukan.
F.
Ruang
Lingkup Sistem Informasi Kesehatan
Ruang lingkup Aplikasi Sistem
Informasi Kesehatan, mencakup pengelolaan informasi dalam lingkup manajemen
pasien (front office management). Lingkup ini antara lain
sebagai berikut:
1.
Registrasi Pasien
Yang
mencatat data/status pasien untuk memudahkan pengidentifikasian maupun
pembuatan statistik dari pasien masuk sampai keluar. Modul ini meliputi
pendaftaran pasien baru/lama, pendaftaran rawat inap/jalan, dan info kamar
rawat inap.
2.
Rawat Jalan/Poliklinik yang tersedia
di rumah sakit
Seperti:
penyakit dalam, bedah, anak, obstetri dan ginekologi, KB, syaraf, jiwa, THT,
mata, gigi dan mulut, kardiologi, radiologi, bedah orthopedi, paru-paru, umum,
UGD, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Modul ini juga mencatat diagnose dan
tindakan terhadap pasien agar tersimpan di dalam laporan rekam medis pasien.
3.
Rawat Inap.
Modul ini
mencatat diganosa dan tindakan terhadap pasien, konsultasi dokter, hubungan
dengan poliklinik/penunjang medis.
4.
Penunjang Medis/Laboratorium
Yang
mencatat informasi pemeriksaan seperti: ECG, EEG, USG, ECHO, TREADMIL, CT Scan,
Endoscopy, dan lain-lain.
5.
Penagihan dan Pembayaran
Meliputi
penagihan dan pembayaran untuk rawat jalan, rawat inap dan penunjang medis
(laboratorium, radiologi, rehab medik), baik secara langsung maupun
melalui jaminan dari pihak ketiga/asuransi/JPKM.Modul ini juga mencatat transaksi
harian pasien (laboratorium, obat, honor dokter), daftar piutang, manajemen
deposit dan lain-lain.
6.
Apotik/Farmasi, yang meliputi
pengelolaan informasi inventori dan transaksi obat-obatan.
Melalui lingkup manajemen pasien tersebut dapat diperoleh laporanlaporan
mengenai:
1.
Pendapatan rawat inap dan jalan
secara periodik (harian, bulanan dan tahunan),
2.
Penerimaan kasir secara periodik,
3.
Tagihan dan kwitansi pembayaran
pasien
4.
Rekam medis pasien
5.
Data kegiatan rumah sakit dalam
triwulan (RL1),
6.
Data morbiditas pasien rawat inap
(RL2a),
7.
Data morbiditas pasien rawat jalan
(RL2b),
8.
Manajemen ketersediaan obat pada
bagian farmasi/apotik,
9.
Penerimaan kasir pada bagian
farmasi/apotik,
10.
Data morbiditas penyakit khusus
pasien rawat inap (RL2a1),
11.
Grafik yang menunjang dalam
pengambilan keputusan.
12.
Data morbiditas penyakit khusus
pasien rawat jalan (RL2b1),
G.
Konsep-konsep
Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
Ada beberapa
konsep dasar yang harus dipahami oleh para pengembang atau pembuat rancang
bangun sistem informasi (designer). Konsep-konsep tersebut antara lain:
1.
Sistem informasi tidak identik dengan system
komputerisasi
Pada dasarnya sistem informasi tidak
bergantung kepada penggunaan teknologi komputer.Sistem informasi yang
memanfaatkan teknologi komputer dalam implementasinya disebut sebagai Sistem
Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information System).
2.
Sistem informasi organisasi adalah suatu sistemyang dinamis
Dinamika sistem informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh
dinamika perkembangan organisasi tersebut.Oleh karena itu perlu disadari bahwa
pengembangan sistem informasi tidak pernah berhenti.
3.
Sistem informasi sebagai suatu sistem harusmengikuti siklus hidup system
Panjang pendeknya umur layak guna sistem informasi tersebut ditentukan diantaranya
oleh:
a.
Perkembangan organisasi semakin
cepat
b.
Perkembangan teknologi informasi
4.
Daya guna sistem informasi sangat ditentukanoleh tingkat integritas sistem informasi itusendiri
Sistem informasi yang terpadu (integrated) mempunyai daya guna yang
tinggi, jika dibandingkan dengan sistem informasi yang terfragmentasi. Usaha
untuk melakukan integrasi sistem yang ada didalam suatu organisasi menjadi satu
sistem yang utuh merupakan usaha yang berat dengan biaya yang cukup besar dan
harus dilakukan secara berkesinambungan.
5.
Keberhasilan pengembangan sistem informasisangat bergantung pada strategi yang dipilih untukpengembangan sistem tersebut
Strategi yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem sangat bergantung
kepada besar kecilnya cakupan dan tingkat kompleksitas dari sistem informasi
tersebut. Untuk sistem informasi yang cakupannya luas dan tingkat kompleksitas
yang tinggi diperlukan tahapan pengembangan seperti: Penyusunan Rencana Induk
Pengembangan, Pembuatan Rancangan Global, Pembuatan Rancangan Rinci,
Implementasi dan Operasionalisasi.
Dalam pemilihan strategi harus dipertimbangkan berbagai factor seperti :
keadaan yang sekarang dihadapi, keadaan pada waktu system informasi siap
dioperasionalkan dan keadaan dimasa mendatang, termasuk antisipasi perkembangan
organisasi dan perkembangan teknologi. Ketidaktepatan dalam melakukan prediksi
keadaan dimasa mendatang, merupakan salah satu penyebab kegagalam implementasi
dan operasionalisasi sistem informasi.
6.
Pengembangan Sistem Informasi organisasi harusmenggunakan pendekatan fungsi dan dilakukansecara menyeluruh (holistik).
Pengembangan sistem informasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan
struktur organisasi dan pada umumnya mengalami kegagalan, karena struktur
organisasi sering kali kurang mencerminkan semua fungsi yang ada didalam
organisasi.
Sebagai pengembang sistem informasi hanya bertanggung jawab dalam
mengintegrasikan fungsi-fungsi dan sistem yang ada didalam organisasi tersebut
menjadi satu sistem informasi yang terpadu.Pemetaan fungsi-fungsi dan sistem ke
dalam unit-unit struktural yang ada di dalam organisasi tersebut adalah
wewenang dan tanggungjawab dari pimpinan organisasi tersebut. Penyusunan
rancang bangun/desain system informasi seharusnya dilakukan secara menyeluruh
sedangkan dalam pembuatan aplikasi bisa dilakukan secara sektoral atau
segmental menurut prioritas dan ketersediaan dana. Pengembangan sistem yang
dilakukan segmental atau sektoral tanpa adanya desain sistem informasi yang
menyeluruh akan menyebabkan kesulitan dalam melakukan intergrasi sistem.
7.
Informasi telah menjadi aset organisasi.
Dalam konsep manajemen modern, informasi telah menjadi salah satu aset dari
suatu organisasi, selain uang, SDM, sarana dan prasarana. Penguasaan informasi
internal dan eksternal organisasi merupakan salah satu keunggulan kompetitif (competitive
advantage), karena keberadaan informasi tersebut:
a.
Menentukan kelancaran dan kualitas
proses kerja
b.
Menjadi ukuran kinerja
organisasi/perusahaan
c.
Menjadi acuan yang pada akhirnya
menentukan kedudukan/peringkat organisasi tersebut dalam persaingan lokal
maupun global.
8.
Penjabaran sistem sampai ke aplikasimenggunakan struktur hirarkis yang mudahdipahami.
Dalam semua kepustakaan yang membahasa konsep sistem, hanya dikenal istilah
sistem dan subsistem. Hal ini akan menimbulkan kesulitan dalam melakukan
penjabaran sistem informasi yang cukup luas cakupannya. Oleh karena itu, dalam
penjabaran sering digunakan istilah Sistem, Subsistem, Modul, Submodul,
Aplikasi.
H.
Aplikasi
Sistem Informasi Kesehatan pada Sistem Informasi Rumah Sakit
1.
Rancang Bangun (desain) Sistem
Informasi Rumah Sakit
Rancang Bangun Rumah Sakit (SIRS), sangat bergantung kepada jenis dari
rumah sakit tersebut.
2.
Pengembangan Sistem Informasi Rumah
Sakit
Dalam melakukan pengembangan SIRS, pengembang haruslah bertumpu dalam 2 hal
penting yaitu “kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS” dan “sasaran
pengembangan SIRS” tersebut. Adapun kriteria dan kebijakan yang umumnya
dipergunakan dalam penyusunan spesifikasi SIRS adalah sebagai berikut:
a.
SIRS harus dapat berperan sebagai
subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional dalam memberikan informasi yang
relevan, akurat dan tepat waktu.
b.
SIRS harus mampu mengaitkan dan
mengintegrasikan seluruh arus informasi dalam jajaran Rumah Sakit dalam suatu
sistem yang terpadu.
c.
SIRS dapat menunjang proses
pengambilan keputusan dalam proses perencanaan maupun pengambilan keputusan
operasional pada berbagai tingkatan.
d.
SIRS yang dikembangkan harus dapat
meningkatkan daya-guna dan hasil-guna terhadap usaha-usaha pengembangan sistem
informasi rumah sakit yang telah ada maupun yang sedang dikembangkan.
e.
SIRS yang dikembangkan harus
mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap perubahan dan perkembangan dimasa
datang.
f.
Usaha pengembangan sistem informasi
yang menyeluruh dan terpadu dengan biaya investasi yang tidak sedikit harus
diimbangi pula dengan hasil dan manfaat yang berarti (rate of return)
dalam waktu yang relatif singkat.
g.
SIRS yang dikembangkan harus mampu
mengatasi kerugian sedini mungkin.
h.
Pentahapan pengembangan SIRS harus
disesuaikan dengan keadaan masing-masing subsistem serta sesuai dengan kriteria
dan prioritas.
i.
SIRS yang dikembangkan harus mudah
dipergunakan oleh petugas, bahkan bagi petugas yang awam sekalipun terhadap
teknologi komputer (user friendly).
j.
SIRS yang dikembangkan sedapat
mungkin menekan seminimal mungkin perubahan, karena keterbatasan kemampuan
pengguna SIRS di Indonesia, untuk melakukan adaptasi dengan sistem yang baru.
k.
Pengembangan diarahkan pada
subsistem yang mempunyai dampak yang kuat terhadap pengembangan SIRS. Atas
dasar dari penetapan kriteria dan kebijakan pengembangan SIRS tersebut di atas,
selanjutnya ditetapkan sasaran pengembangan sebagai penjabaran dari Sasaran
Jangka Pendek Pengembangan SIRS, sebagai berikut:
·
Memiliki aspek pengawasan terpadu
·
Terbentuknya sistem pelaporan yang
sederhana dan mudah dilaksanakan, akan tetapi cukup lengkap dan terpadu.
·
Terbentuknya suatu sistem informasi
yang dapat memberikan dukungan akan informasi yang relevan, akurat dan tepat
waktu melalui dukungan data yang bersifat dinamis.
·
Meningkatkan daya-guna dan
hasil-guna seluruh unit organisasi dengan menekan pemborosan.
·
Terjaminnya konsistensi data.
·
Orientasi ke masa depan.
·
Pendayagunaan terhadap usaha-usaha
pengembangan sistem informasi yang telah ada maupun sedang dikembangkan, agar
dapat terus dikembangkan dengan mempertimbangkan integrasinya sesuai
Secara garis
besar tahapan pengembangan SIRS adalah sebagai berikut:
a.
Penyusunan Rencana Induk
Pengembangan SIRS,
b.
Penyusunan Rancangan Global SIRS
c.
Penyusunan Rancangan Detail/Rinci
SIRS,
d.
Pembuatan Prototipe, terutama untuk
aplikasi yang sangat spesifik,
e.
Implementasi, dalam arti pembuatan
aplikasi, pemilihan dan pengadaan perangkat keras maupun perangkat lunak
pendukung.
f.
Operasionalisasi dan Pemantapan.
Sistem Informasi Rumah Sakit yang berbasis komputer (Computer Based
Hospital Information System) memang sangat diperlukan untuk sebuah rumah sakit
dalam era globalisasi, namun untuk membangun sistem informasi yang terpadu
memerlukan tenaga dan biaya yang cukup besar. Kebutuhan akan tenaga
dan biaya yang besar tidak hanya dalam pengembangannya, namun juga
dalam pemeliharaan SIRS maupun dalam melakukan migrasi dari system yang
lama pada sistem yang baru. Selama manajemen rumah sakit belummenganggap bahwa
informasi adalah merupakan aset dari rumah sakit tersebut, maka
kebutuhan biaya dan tenaga tersebut diatas dirasakan sebagai beban
yang berat, bukan sebagai konsekuensi dari adanya kebutuhan akan informasi.
Kalau informasi telah menjadi aset rumah sakit, maka beban biaya untuk
pengembangan, pemeliharaan maupun migrasi SIRS sudah selayaknya masuk
dalam kalkulasi biaya layanan kesehatan yang dapat diberikan oleh rumah
sakit itu. Hal ini disebabkan karena perubahan dari
sistem yang terotomasi menjadi sistem manual merupakan kejadian yang sangat
tidak menguntungkan bagi rumah sakit tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan
merupakan sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan
informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di
puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, namun juga
informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan
adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Adikoesoemo.
2003.manajemen rumah sakit Jakarta :
pustaka Sinar Harapan
Greef,
Judith A. 1996.komunikasi kesehatan dan
perubahan perilaku. Djokjakarta: Gadjah Mada University Press.
Notoatmojo, Soekidjo. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta
: Rineka Cipta.
Muninjaya, Gde AA, 2004. Manajemen Kesehatan,ed.2. Jakarta :
EGC
Abdul
Kadir, Pengenalan Sistem Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta,
2003.
Andri
Kristanto, Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya, Penerbit
Gava Media, Yogyakarta, 2003.
Jogiyanto
H.M., Akt., Ph.D., Analisis Analisis dan Desain Sistem Informasi,
Penerbit Andi, Yogyakarta, 2005.
Witarto, Memahami
Sistem Informasi, Penerbit Informatika, 2004.
4 komentar:
izin copas ya kak
izin copas terima kasih
Ka izin copas yah
izin copas kak
Posting Komentar