PAKET PENYULUHAN
PRETERM PREMATURE RUPTURE of MEMBRANE (PPROM)
Bidang Studi : Ilmu
Keperawatan Maternitas
Pokok Bahasan : Preterm Premature Rupture of Membrane (PPROM)
Sasaran : Pasien,
keluarga pasien, dan pengunjung
Tempat : Ruang
8 (Obstetri) IRNA III Rumah Sakit Dr. Saiful
Anwar (RSSA)
Malang
Hari / Tanggal : Jumat, 7 Maret 2014
Waktu : 1 x 45 menit
Penyuluh : Kelompok
5 Poltekkes Kemenkes Malang, Prodi DIII
Keperawatan
Lawang.
1.
TOPIK
PRETERM PREMATURE
RUPTURE of MEMBRANE (PPROM)
2.
PERMASALAHAN
Pecahnya selaput ketuban merupakan suatu hal yang normal pada
saat proses persalinan.
Kehamilan preterm dengan ketuban pecah dini dimaksudkan pada pecahnya selaput
ketuban sebelum usia kehamilan 37 minggu dan sebelum adanya tanda-tanda
persalinan. Diagnosis yang tepat dan akurat dan sesuai usia kehamilan saat
diagnosis ditegakkan sangat diperlukan untuk meningkatkan luaran janin dan
meminimalkan komplikasi yang terjadi.
Kehamilan preterm dengan ketuban pecah dini (Preterm
Premature Rupture of Membrane, PPROM) digunakan untuk kondisi pecahnya
selaput ketuban yang terjadi secara spontan saat kehamilan kurang dari 37
minggu dan sebelum terjadinya proses persalinan. Hal ini merupakan 2-4%
komplikasi dari kehamilan janin tunggal dan merupakan 20% komplikasi dari
kehamilan kembar. Pembagian dari PPROM ini meliputi previable PPROM yaitu terjadi sebelum
janin berumur 23 minggu, PPROM remote
from term (umur viabel sampai
32 minggu) dan PPROM near term (usia kehamilan 32-36 minggu).
Sebanyak 30-40% dari PPROM ini akan berujung dengan
persalinan preterm. Hal ini menambah risiko prematuritas dan komplikasi
perinatal serta neonatal, termasuk 1-2% risiko kematian janin. Ibu hamil yang
diawasi harus segera dikenali kondisi PPROM karena diagnosis yang cepat dan
penanganan yang tepat akan meningkatkan hasil akhir janin. Ada banyak hal yang
diperkirakan sebagai penyebab, terutama infeksi. Pada banyak penelitian dan
literatur dikatakan bahwa kejadian sepsis neonatorum setelah PPROM berkisar
2-20% dengan kejadian kematian neonatal akibat infeksi sekitar 5%.
Untuk itu perlu diadakannya suatu kegiatan yang bertujuan untuk memberikan
informasi baik kepada pasien, keluarga pasien, maupun
pengunjung sehingga dapat mengerti
dan memahami dengan jelas tentang PPROM atau Ketuban Pecah Dini (KPD).
3.
TUJUAN
a. Tujuan
Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini,
diharapkan pasien dan keluarga pasien dapat mengerti dan memahami tentang Preterm
Premature Rupture of Membrane / PPROM (Ketuban Pecah Dini).
b. Tujuan
khusus
Pasien, keluarga pasien dan
pengunjung dapat :
a. Menjelaskan
pengertian tentang Preterm Premature Rupture of Membrane (PPROM)
b. Menjelaskan
penyebab dan faktor resiko Preterm Premature Rupture of Membrane (PPROM)
c. Menjelaskan
gejala dari Preterm Premature Rupture of Membrane (PPROM)
d. Menjelaskan
bahaya dari Preterm Premature Rupture of Membrane (PPROM)
e. Menjelaskan
bagaimana penatalaksanaan dari Preterm Premature Rupture of Membrane (PPROM)
f. Menjelaskan
apa saja pemeriksaan penunjang Preterm Premature Rupture of Membrane (PPROM)
g. Menjelaskan
cara pencegahan terjadinya Preterm Premature Rupture of Membrane (PPROM)
h. Menjelaskan
himbauan jika terjadi Preterm Premature Rupture of Membrane (PPROM)
4.
SASARAN
Sasaran langsung : pasien di Ruang 8
IRNA III RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
Sasaran
tidak langsung : pasien, keluarga pasien, dan pengunjung di Ruang 8 IRNA III
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
5.
MATERI
Terlampir
6.
STRATEGI
Ceramah
Tanya jawab
7.
MEDIA
LCD
Laptop
8.
PENGORGANISASIAN
1. Moderator
: Rizka Berti Pradana
2. Penyaji
: Denys Purfi Aldila
3. Fasilitator
: Ahmad Fadjar Bima Pratama
4. Observer
: Siti Afifah
Job Description
1.
Moderator : Mengarahkan jalannya acara
2.
Penyaji : Menyampaikan
materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan
3.
Fasilitator : Membantu
mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif
dalam diskusi
4.
Observer : Mengamati dan mencatat proses jalannya
penyuluhan,
mengevaluasi jalannya penyuluhan
9.
KRITERIA
EVALUASI
1. Evaluasi
Struktur
a. Peserta
hadir di tempat penyuluhan.
b. Penyelenggaraan
penyuluhan dilaksanakan di ruangan.
c. Pengorganisasian
penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi
Proses
a. Peserta
antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta
mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
c. Penyaji
menguasai materi yang akan disampaikan.
3. Evaluasi
Hasil
·
Pre : Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
·
Post : peserta memahami
dengan baik materi penyuluhan yang disampaikan oleh penyaji.
Setelah penyuluhan diharapkan
sekitar 80% peserta penyuluhan mampu mengerti dan memahami penyuluhan yang
diberikan sesuai dengan tujuan khusus.
LAMPIRAN
MATERI
a.
Pengertian
PPROM
Preterm
premature rupture of membrane (PPROM) atau Ketuban Pecah Dini Preterm adalah
pecahnya ketuban sebelum dimulainya proses persalinan < 37 minggu.
b.
Penyebab
PPROM
1. Infeksi
Infeksi
yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asendern dari vagina
atu infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD. Serviks yang
inkompentesia, kanalis servikalis yang selalu terbuka oleh karena itu kelainan
pada servik uteri (akibat persalinan, curettage). Tekanan intra uteri yang
meninggi atau meningkat secara berlebihan (overdistensi uterus) misalnya
trauma, hidramnion, gemelli. Trauma oleh beberapa ahli disepakati sebagai
faktor predisposisi atau penyebab terjadinya KPD. Trauma yang didapat misalnya
hubungan seksual, pemeriksaan dalam, maupun amnosintesis menyebabkan terjadinya
KPD karena biasanya disertai infeksi. Kelainan letak, misalnya sungsang,
sehingga tidak ada bagian terendah yang menutupi pintu atas panggul (PAP) yang
dapat menghalangi tekanan terhadap membrane bagian bawah.
Faktor
lain:
a) Faktor
golongan darah akibat golongan darah ibu dan anak yang tidak sesuai dapat
menimbulkan kelemahan bawaan termasuk kelemahan jaringan kulit ketuban.
b) Faktor
disproporsi antar kepala janin dan panggul ibu.
c) Faktor
multi graviditas, merokok dan perdarahan anterpartum.
d) Defisiensi
gizi dari tembaga atau asam askorbat ( vitamin C).
Pada sebagian besar kasus penyebabnya, belum di temukan.
Faktor yang disebutkan memiliki kaitan dengan KPD yaitu rwayat kelahiran
prematur, merokok, dan perdarahan selama kehamilan.
Beberapa faktor KPD:
1. Inkompentensi
serviks(leher rahim)
2. Polyhidramnion
( cairan ketuban berlebih)
3. Riwayat
KPD sebelumnya
4. Kelainan
atu kerusakan selaput ketuban
5. Kehamilan
kembar
6. Trauma
7. Serviks
(leher rahim) yang pendek (<24 mm) pada usia kehamilan 23
minggu.( (Sualman, 2009).
c.
Gejala
PPROM
Tanda dan gejala yang selalu ada ketika terjadi ketuban pecah
dini adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina, cairan vagina
berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan tersebut masih
merembes atau menetes, disertai dengan demam atau menggigil, bercak vagina
yang banyak, denyut jantung janin bertambah cepat, juga nyeri pada perut,
keadaan seperti ini dicurigai mengalami infeksi. Cairan ini tidak akan
berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila ibu
duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya
“mengganjal” atau “menyumbat” kebocoran untuk sementara (Nugroho, 2011).
Ada pula tanda dan gejala yang tidak selalu timbul pada ketuban
pecah dini seperti ketuban pecah secara tiba-tiba, kemudian cairan tampak
diintroitus dan tidak adanya his dalam satu jam. Keadaan lain seperti nyeri
uterus, denyut jantung janin yang semakin cepat serta perdarahan pervaginam
sedikit tidak selalu dialami ibu dengan kasus ketuban pecah dini. Namun, harus
tetap diwaspadai untuk mengurangi terjadinya komplikasi pada ibu maupun janin
(Varney, 2007).
d.
Komplikasi
PPROM
Komplikasi
yang ditimbulkan ketuban pecah dini tergantung akan usia gestasi. Dapat terjadi
infeksi pada ibu maupun janin, persalinan prematur, hipoksia akibat kompresi
tali pusat, deformitas pada janin, meningkatkan kasus seksio sesarea dan
gagalnya persalinan normal. Salah satu komplikasi terbanyak yang dijumpai pada
PPROM adalah persalinan preterm. Permasalahan
yang ditemukan pada persalinan preterm tidak hanya seputar kematian perinatal,
lebih dari itu bayi prematur akan diliputi oleh berbagai kelainan baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Kelainan jangka pendek meliputi Respiratory
distress syndrome, perdarahan intraventrikular, Enterokolitis negrotikans,
displasia bronkopulmoner, sepsis dan patensi duktus arteriosus. Adapun efek
jangka panjang berupa kelainan neurologis seperti serebral palsi retardasi
mental serta prestasi di sekolah yang kurang baik.
Usia
kehamilan saat terjadinya ketuban pecah dini pada dasarnya akan bertolak
belakang dengan lamanya periode laten. Kasus ketuban pecah dini pada wanita
hamil aterm sebanyak 95% akan melahirkan dalam kurun 24 jam setelah
kejadian, sedangkan pada PPROM yang terjadi saat gestasi 16-26 minggu dijumpai
melahirkan sebanyak 57% dalam waktu 1 minggu dan 22% dalam waktu 1 bulan. Saat
timbul PPROM yang terlampau dini akan berkaitan dengan malpresentasi, kompresi
tali pusat, oligohidramnion, kelainan neurologi, perdarahan otak, sindrom gawat
nafas dan enterokolitis nekrotikans.
e.
Bahaya
PPROM
Pada janin, KPD dapat menyebabkan
kelahiran prematur, sindroma gangguan pernapasan, sepsis (infeksi darah), dan
kematian. Sedangkan pada Ibu, KPD menimbulkan risiko infeksi, abrupsio plasenta
(plasenta terlepas dari dinding rahim) dan infeksi darah (sepsis).
f.
Penatalaksanaan
PPROM
Wanita yang berisiko untuk mengalami persalinan prematur dan
memiliki kontraksi dini menjadi sasaran untuk pemberian penanganan untuk
meningkatkan luaran janin. Bila tidak ditemukan indikasi ibu maupun janin untuk
membutuhkan persalinan segera maka penanganan ditujukan untuk mencegah
persalinan prematur. Penanganan meliputi terminasi kehamilan
atau dengan ekspektatif. Penting untuk menentukan perlu tidaknya pemberian
antibiotik, kortikosteroid atau keduanya. Setelah adanya konfirmasi pecah
ketuban, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Pembukaan dan pendataran serviks dilihat dari pemeriksaan
inspekulo yang dilakukan secara steril.
2.
Untuk kehamilan dibawah 34 minggu jika tidak ditemukan
indikasi ibu maupun janin untuk diterminasi ibu dirawat di kamar bersalin.
Pemberian antibiotik parenteral dengan spektrum luas untuk menghindari
korioamnionitis. Denyut jantung janin (DJJ) dan kontraksi uterus terus
dimonitor untuk mengamati adanya penekanan tali pusat, fetal distress maupun
tanda-tanda persalinan.
3.
Kehamilan dibawah 32 minggu, dilakukan pemberian betametason
(2 dosis 12 mg IM per 24 jam) atau deksametason (4 dosis 5 mg IM per 12 jam).
4.
Jika kondisi janin baik dan tidak ditemukan tanda-tanda
inpartu ibu dipindahkan ke ruang perawatan antepartum serta dimonitor adanya
tanda-tanda inpartu, infeksi maupun gawat janin.
5.
Untuk kehamilan di atas atau sama dengan 34 minggu jika
tidak terdapat tanda inpartu dilakukan induksi persalinan apabila tidak ada
kontra indikasi. Pelahiran perabdominal dilakukan bila ada indikasi secara
obstetri, termasuk gagal induksi.
6.
Selama induksi pemberian antibiotik parenteral diberikan
untuk mencegah infeksi streptokokus.
g.
Pemeriksaan
penunjang PPROM
1. Pemeriksaan laboratrium
Cairan
yang keluar dari vagina perlu diperiksa : warna, konsentrasi, bau dan pH.
Cairan yang keluar dari vagina ini kecuali air ketuban mungkin juga atau secret
vagina. Secret vagina ibu hamil pH : 4-5, dengan kertas nitrazin tidak berubah
warna, tetap kuning:
a. Tes lakmus ( tes nitrazin ), jika kertas lakmus merah
berubah menjadi biru menunjukkan adanya air ketuban ( alkalis). pH air ketuban
7-7,5, darah dan infeksi vagina dapat menghasilkan tes positif yang palsu.
b. Mikroskopik (tes pakis), dengan meneteskan air ketuban pada
gelas objek dan dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran
daun pakis.
2. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) pemeriksaan ini dimaksudkan
untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum uteri. Pada kasus KPD .
terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit. Namun sering terjadi kesalahan
pada penderita oliohidromnion. Walaupun pendekatan diagnosis KPD cukup banyak
macam dan caranya, namun pada umumnya KPD sudah bisa terdiagnosis dengan
anamnesa dan pemeriksaan sederhana.
h.
Pencegahan
terjadinya PPROM
1. Konsumsi Harian
suplemen dengan vitamin C 100 mg setelah umur kehamilan 20 minggu.
2. Hindari perjalanan jauh yang melelahkan dan menimbulkan ketegangan
fisik maupun mental bagi ibu hamil
3. Hindari makan - makanan yang bisa merangsang
terjadinya kontraksi rahim, misalnya minuman beralkohol kadar tinggi, atau
makanan yang mengandung zat fermentasi berlebihan
4. Hindari trauma atau benturan fisik pada daerah perut
5. Pada ibu hamil kembar, kurangi aktifitas yang
berlebihan, karena kehamilan kembar sendiri sudah beresiko ketuban pecah
sebelum waktunya akibat peregangan rahim.
6. Jaga tubuh ibu hamil dari infeksi terutama
infeksi pada daerah alat kelamin
7. Hindari stress berlebihan yang akan merangsang
hormon tubuh untuk menimbulkan kontraksi pada rahim
8. Lakukan hubungan seksual secara hati - hati
terutama pada kehamilan yang memasuki trimester 2, hentikan hubungan seksual
bila ketuban pecah.
i.
Himbauan jika terjadi PPROM :
a. Jangan panik
b. Beli kertas lakmus di apotik terdekat untuk
memeriksa PH vagina
c. Jangan melakukan pemeriksaan dalam tanpa bantuan
tenaga medis serta jangan mengkonsumsi jamu-jamuan
d. Jika keluhan berlanjut segera periksakan diri ke
bidan atau rumah sakit terdekat.
Pelaksanaan dan Kontrak Waktu Penyuluhan
No
|
Acara
|
Waktu
|
Tahapan
|
Kegiatan
|
Media
|
Metode
|
|
Penyuluhan
|
Peserta
|
||||||
1
|
Ceramah
|
5 menit
|
Pembukaan
|
·
Mengucapkan salam.
·
Memperkenalkan diri.
·
Menjelaskan judul
materi serta tujuan yang akan dicapai oleh peserta penyuluhan dan melakukan
kontrak waktu.
·
Menggali pengetahuan
peserta penyuluhan.
|
·
Menjawab salam
·
Memperhatikan dan
mendengarkan
|
LCD + Laptop
|
Tutorial
|
2
|
Ceramah
|
30 menit
|
Penyajian materi
|
Menjelaskan pada
peserta tentang:
·
Pengertian Preterm
Premature Rupture of Membrane (PPROM)
·
Penyebab dan faktor resiko Preterm
Premature Rupture of Membrane (PPROM)
·
Gejala Preterm
Premature Rupture of Membrane (PPROM)
·
Bahaya Preterm
Premature Rupture of Membrane (PPROM)
·
Penatalaksanaan Preterm
Premature Rupture of Membrane (PPROM)
·
Pemeriksaan penunjang Preterm
Premature Rupture of Membrane (PPROM)
·
Cara pencegahan Preterm
Premature Rupture of Membrane (PPROM)
·
Himbauan jika terjadi
Preterm
Premature Rupture of Membrane (PPROM)
|
Memperhatikan dan
mendengarkan penyaji
materi
|
LCD+
Laptop
|
Tutorial
|
3
|
Tanya jawab dan
Diskusi
|
5 menit
|
Evaluasi
|
·
Memberikan
reinforcement positif kepada peserta atas kemampuan bertanya
·
Menjawab pertanyaan
peserta
·
Memberikan pertanyaan
tentang materi yang telah disampaikan
|
Bertanya tentang
hal-hal yang belum dimengerti
|
LCD + Laptop
|
Tutorial dan Tanya
Jawab
|
4
|
Ceramah
|
5 menit
|
Penutup
|
·
Menyimpulkan hasil
penyuluhan
·
Mengucapkan terima
kasih atas peran serta peserta yang telah berpartisipasi
·
Menutup acara
penyuluhan
|
|
Leaflet
|
Tutorial
|
1 komentar:
mbak, kalau boleh tau referensinya darima ya, terima kasih sebelumya
Posting Komentar