Jumat, 05 Desember 2014

CONTOH KASUS DILEMA ETIK KEPERAWATAN

Diposting oleh Unknown di 17.30
Kasus III
Sdr. Hangky , umur 20 tahun, mahasiswa semester IV perguruan tinggi negeri di Malang. Karena kecelakaan ia menderita kelumpuhan total (quadriplegia) dan harus bed rest dalam waktu lama. Akibat dari bed rest, ia menderita pneuomia dan ulkus decubitus yang luas. Dokter menetapkan untuk pemasangan infus dan pemberian antibiotik dosis tnggi. Pada waktu akan dilakukan tindakan pemasangan infus dan injeksi antibiotik oleh perawat, klien meminta untuk tidak memberikan obat atau melakukan tindakan apapun kepadanya. Klien menyatakan ingin meninggal dengan damai dan bermartabat.
Masalah / konflik terjadinya terkait dengan hak klien untuk menentukan hal yang terbaik untuk dirinya sendiri.
Apa yang sebaiknya perawat lakukan pada situasi tersebut ? Gunakan teori etika atau moral dan tahapan proses pengambilan keputusan untuk penyelesaian dilema etis tersebut ?

Jawaban……
Identifikasi kasus
Kasus ini adalah suatu kasus di bidang etika topik etisnya adalah persetujuan pasien terhadap tindakan perawat. Dalam kasus ini perawat menghadapi dilema moral : memenuhi permintaan pasien atau melakukan tindakan tanpa persetujuannya. Mari kita menyelidiki argumen pro dan kontranya.


Argumen Pro
Tindakan perawat untuk memberikan infus dan injeksi antibiotik memanglah tidak dapat mengembalikan keadaan pasien sebelumnya,  sehingga hal itu adalah hak pasien untuk menentukan. Perawat  dan keluarga bisa menjelaskan semua kebaikan dari pemasangan infus dan injeksi antibiotik dan konsekuensi apabila tidak dilakukan tindakan tersebut, tetapi sesudah itu pasien berhak megambil keputusan. Pada kasus ini pasien bisa dikatakan kurang kompeten tetapi hal itu adalah prinsip personal dari individu itu sendiri yang harus dihormati oleh perawat. Dari kondisi pasca kecelakan itu sendiri pasien telah dinyatakan lumpuh total sehingga dia tidak akan bisa beraktifitas seperti dahulu kala. Belum tentu benar prinsip pasien itu adalah keegoisan pribadi, sebagaimana perawat yang harus melakukan pekerjaannya sebagai bentuk keprofesionalanya terhadap profesinya yang itu sediri bisa dikatakan keegoisan pribadi pula. Sehingga perawat juga harus menurunkan egonya untuk menghormati prinsip pasien.

Argumen Kontra
Bagi dunia medis sulit untuk diterima bahwa seorang pasien memilih untuk mati jika secara medis ia bisa diselamatkan. Salah satu prinsip dasar dalam prinsip etika keperawatan adalah berbuat baik. Yang paling baik yang bisa dilakukan adalah menyelamatkan pasien yang terancam maut. Pasien ini termasuk masih bisa diselamatkan. Tentu saja tidak pernah ada kepastian bahwa di masa mendatang kelumpuhan akan bisa sembuh. Hanya, pemulihan kesehatan itu harus berlangsung lama dengan keadaan cacat seumur hidup. Hal itu pasti berat untuk pasien yang sepanjang hidupnya selalu aktif dan tak tergantung pada orang lain. Tetapi di rumah sakit mempunyai fasilitas yang memadai untuk membantu dia menyesuaikan diri dengan keadaan lumpuh. Semua itu sudah dijelaskan kepadanya. Rupanya dia bersikap kurang rasional, kalau ia memilih untuk mati saja. Apalagi kalau penyakit yang dideritanya dibiarkan terus tanpa penanganan pasien akan mengalami banyak penderitaan lagi yang sebenarnya tidak perlu. Baik bagi dia sendiri maupun untuk keluarganya akan timbul keadaan tidak nyaman jika masalah ini dibiarkan menjadi sebab kematiannya. Hidup menjadi seseorang yang lumpuh total adalah sangat berat namun bila pasien ingin meninggal karena tak tertangani  dengan baik akibat adanya pneuomia dan ulkus decubitus yang luas itu akan membawa penderitan bagi dirinya dan orang – orang terdekatnya. Tetapi dengan tindakan pemasangan infus dan injeksi antibiotik penderitaan itu bisa dihindari.

Pada kasus ini perawat mengalami dilema antara memenuhi keinginan pasien atau melakukan tindakan tapa persetujuan pasien.
 Sehingga menurut kelompok kami terdapat dua solusi utuk kasus ini, yaitu:
a.       Tetap melakukan tindakan pemasang infus dan injeksi antibiotik kepada pasien walaupun tanpa persetujuan pasien, karena apabila tidak dilakukan maka dapat memperparah kondisi pasien itu sediri, sesuai dengan prinsip etika (Beneficience) dan Utilitarianism Theory.*)
b.      Dengan berat hati perawat tidak melakukan  tindakan pemasang infus dan injeksi antibiotik kepada pasien untuk menghormati keputusanya setelah semua konsekuensinya telah dijelaskan kepada pasien, sesuai dengan prinsip etika kebebasan pasien (Autonomy) dan Deontology Theory.

*) = penulis lebih mimilih solusi yang ini

2 komentar:

Unknown mengatakan...

apa pendapat agama dengan ini ?

Unknown mengatakan...

apa pendapat agama dengan ini ?

Posting Komentar

 

SHARE D' MOMENT Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review